Seseorang melangkah menuju cermin. Menatap pantulan diri, hingga jemari kanannya dibiarkan bergerak menyentuh topeng disisi kiri wajah dan perlahan terlepas. Benaknya berputar seperti sebuah kaset memori. Menjelajahi satu persatu bagian yang hampir membuat dirinya menghilang dari dunia ini.
Garis lurus nan apik yang terlukis disalah satu sisi wajahnya menyisakan seonggok kenangan penuh luka. Tak akan pernah habis terbakar walaupun beribu kobaran api menyulutnya.
Topeng yang berusaha menyembunyikan bagian diri yang rusak.
Sebenarnya, luka itu tak terlalu memberi kesan buruk. Namun, sebuah duri yang tertanam pada hati membuat ia terlihat menyedihkan.
Wajah nyaris sempurna bagi seorang manusia, namun beribu sayang mesti terbungkus dengan kepercayaan diri yang begitu kentara dihati.
Kriettt
Taehyung menoleh. Membawa dirinya ke sebuah jendela. Menatap seseorang yang baru saja membuka gerbang besar rumahnya.
Yang ia tahu, tak ada satupun orang berani melangkah masuk kesini. Walau sekedar hanya ingin lewat. Jalanan didepan rumahnya selalu sepi. Hingga ia sendiri berpikir seberapa mengerikannya seorang Kim Taehyung itu?
Tidak
Hanya sebuah rumor menyebutkan bahwa dia adalah sesosok monster yang harus dijauhi. Masa lalu Taehyung yang kelam mau tak mau membuat masyarakat sekitarnya percaya mengenai hal tersebut.
Kim Taehyung seorang psikopat,
Kim Taehyung yang penyendiri,
dan Kim Taehyung yang memiliki sifat seperti pembunuh. Membantai dengan matanya yang siap menghabiskan siapa saja.Tetapi, rumor tetaplah rumor. Berita terbang seperti burung dipenuhi omong kosong, yang bahkan kepastiannya masih diragukan.
Tapi tidak menutup kemungkinan untuk mempengaruhi siapapun yang tak memiliki tameng melawan badainya.
Sungguh, hanya orang-orang bodoh yang percaya itu adalah benar.
Taehyung terus memperhatikannya. Bagai mengintai mangsa yang bisa saja kabur kapan pun. Seseorang yang menutupi kepalanya dengan tudung merah tua dan menenteng sebuah keranjang rotan ditangan kiri.
Berakhir dengan menanggalkan tudung. Membuat bagaimana surai indah menjuntai sepanjang garis bahu terpampang dengan jelas. Kilauan mentari sore membuatnya amat bersinar dan semilir angin tak urung membuat beberapa helai tersapu cantik bagai menari-nari.
Bukan seperti dugaan Taehyung. Bola matanya terkejut bukan main, pasalnya ini adalah kali pertama sang pemuda melihat seorang gadis masuk ke dalam tamannya. Dalam arti lain, mengendap-endap dengan diam.
"Apa yang ia lakukan disini?"
Taehyung masih setia memperhatikan gadis itu dengan lekat, tidak ingin melewatkan satu detik saja. Jika iya, mungkin dirinya akan merasa sesal setengah mati.
Rasa penasaran Taehyung terjawab sudah. Kala yang diintai bergerak memetik beberapa tangkai bunga miliknya. Miliknya? Ya, karena Taehyung sendirilah yang merawat bunga- bunga itu dengan penuh kasih.
Awalnya ia ingin marah. Tetapi detik berikutnya hanya terdengar suara tirai tersibak disaat hembusan angin yang semakin kencang. Memilih diam. Ia terus menghunuskan retinanya untuk tak jauh dari sang gadis. Menangkap suatu gerak, yang mengungkapkan betapa lembutnya gadis itu kala memasukkan satu persatu bunga dalam keranjang rotan miliknya. Sebanding dengan kecantikan paras.
Gadis itu mendongak. Menatap bayang-bayang seorang yang berdiri dibalik jendela. Tak ada keterkejutan sama sekali. Sesaat hanya saling bertatapan, menyelami sejenak, ditengah ketidakjelasan karena sinar mentari sore yang makin lama makin meredup. Sampai ia sendiri yang memutuskannya.
"Siapa namamu?"
Taehyung merasakan gemetar ditangan.
"LALISA!"
Gadis itu menoleh menyadari seseorang memanggil namanya dari balik gerbang besi yang berdiri kokoh dibelakang punggung si gadis.
"Lalisa."
Bisik Taehyung mengudara. Suara berat itu melantunkan namanya dengan indah. Serak-serak hingga sesuatu yang aneh terjadi dikala jemarinya lambat laun terangkat menyentuh dada kiri. Berhenti disana, menyalurkan sebuah getaran yang mampu membuat Kim Taehyung diam tak berkutik.
"Kau harus pergi, seseorang menunggumu Lisa. Dan jangan kemari lagi."
"Aku hanya mengambil beberapa tangkai bunga untuk dijual."
Deg
Suaranya begitu lembut penuh kehangatan hingga Taehyung tersadar bahwa,
"Aku menyukainya." Batin Taehyung berusaha menetralkan deburan jantungnya yang bertalu-talu.
"Terima kasih" Lisa berteriak. Segaris senyum terbit tampak begitu ikhlas. Gadis itu melambaikan tangan pada Taehyung. Lalu dengan secepat kilat memakai tudung merah tua itu kembali dan mengambil langkah pergi dari sana. Setelahnya, tidak lama terdengar suara derit besi yang ditutup. Lisa berlalu dari sana hingga punggung mungilnya tak tampak lagi dimata Taehyung.
Perasaan aneh yang terus datang itu, membuatnya tersenyum dari balik jendela. Seraya bergumam, "Lalisa... lalisa... aku akan mengingatmu" segaris senyum merekah di bibirnya. Ini takdir dipertemukan dengan seorang gadis cantik.
THE TRUTH UNTOLD
©pietaelice
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH UNTOLD
FanfictionTAELICE SHIPPER REPUBLISH karena sudah direvisi dan enak dibaca. Genre: fanfic, angst, Joseon era, romance, mistery Started : 15 juli 2018 Finished : 6 Februari 2019 Republish : 20 Desember 2019