7

3.7K 569 19
                                    

His story







Tangannya bergerak gelisah. Sesuatu yang janggal tengah memenuhi benaknya. Tentang dia yang duduk dihadapannya dalam diam.

Lisa mengingat sesuatu tentang Taehyung, tujuan awal adalah menanyakan kepastian perihal bagaimana sosok pemuda itu. Pertanyaan-pertanyaan saat dimalam mereka bertemu untuk pertama kalinya. Tapi waktu benar-benar menghanyutkan dalam tempo yang sangat lembut. Membuat ia mau tak mau mengikuti sampai mana aliran air akan berhenti.

Tekad Lisa sudah bulat. Sesuatu itu harus ia ketahui sebelum langkahnya berlari lebih dalam lagi. Ia sudah jatuh hati pada Taehyung dan menurutnya tak ada rahasia yang perlu ditutupi.

Maksudnya jatuh cinta sepihak? Terserah, tapi yang jelas gadis dengan poni itu sangat berambisi mengetahui segalanya.

"Taehyung,"

Pemuda itu menghentikan aktifitas minumnya dan menatap lisa dengan tatapan bertanya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu~ tentang dirimu."
Ia menarik nafas dalam dan berdoa agar sang pemuda tak merasa tersinggung atas ucapannya.

"Apa kau ingin mencari kebenaran tentang ini?" tanya Taehyung sembari tersenyum manis menunjuk wajah bagian kirinya yang tertutup selembar topeng besi. Dan senyumnya semakin manis saat melihat sang gadis yang mengangguk cepat.

"Aku akan menceritakannya padamu, tapi ada sesuatu yang ingin kutanyakan"

"Ne?"

"Tolong jujur padaku, katakan apakah kau takut saat pertama kali melihatku?"

Keningnya berkerut, saat mendapati pertanyaan yang aneh menurutnya, "aku tak pernah merasa takut padamu"

Taehyung mengulum senyum manis itu, ia menghunuskan irisnya pada sang gadis bersama tatapan sendu yang begitu sulit diartikan.

Kemudian, hening menyapa. Menyuarakan begitu canggungnya keadaan.

"Saat aku berumur 15 tahun, aku membunuh adikku" Taehyung memberi jeda, ia melirik kepada lisa yang jelas-jelas terkejut akan ucapannya.

“Apakah benar yang ibu katakan?”

“Dengarkan ceritaku, lalu kau bisa menyimpulkannya.”

Lisa mengangguk meskipun terbersit rasa ragu. Yang pasti, ia telah kehilangan sedikit kepercayaan pada taehyung saat itu juga. Bukan apa apa, hanya saja ketakutan tiba-tiba datang menyergap seakan menghentikan detak pusat tubuhnya.

Detik terus berjalan tapi tak ada satupun yang ingin melanjutkan kisah.

"Lalu..."

"Kenapa kau membunuh adikmu?" Sergap lisa.

Ditatapnya taehyung dengan tajam sedangkan sang pemuda hanya menampakkan senyum getirnya.

"Saat itu, aku tengah berlatih pedang bersamanya. Namun aku melebihi batasan, ambisiku terlalu tinggi ingin mengalahkan seorang anak laki laki berusia 13 tahun yang kupanggil adik. Tanpa sengaja, tangan ini membawa pedangku menggores dada kirinya dengan sangat apik."

Lisa dapat melihat dengan jelas dari tatapan pemuda itu yang sarat akan kesedihan. Tapi, ia coba menerka-nerka untuk mencari sebuah kebohongan melalui mata itu juga. Hei, lihatlah hanya tatapan lembut yang ia dapat. Bagai menyiratkan sebuah luka hati yang terus dipendam.

"Alasan klasik bukan, hanya karena aku menginginkan kemenangan nyawa adikku menghilang untuk selamanya"

"Lalu, keluargamu? Apakah kau membunuh mereka juga?" ucap lisa pelan nyaris tak terdengar.

Alisnya bertaut, menatap lekat gadis dihadapannya yang menunduk dalam.

"Tidak, aku tak membunuh mereka."

"Kau bohong" sergap Lisa kembali.

"Apa yang perlu aku jelaskan untuk mendapatkan kepercayaanmu"

"Topeng itu" tunjuknya.

"Topeng ini adalah bayaran atas lenyapnya jungkook di tanganku. Kurasa ini tak sebanding dengan seluruh perbuatanku padanya. Jungkook, adalah adikku sendiri. Seorang anak laki laki yang selalu menemaniku saat situasi apapun. Tapi aku benar-benar bodoh saat itu. Dan kesalahanku membuat hidupku tak tenang hingga sekarang."

Lisa masih setia menatapnya. Menyimak dengan baik setiap kata yang terucap dari mulut sang pemuda.

"Tepat setelah pedangku berulah, ayahku merampas pedang dariku dan menebaskan pelan tepat di wajah bagian kiri. Dibalik topeng ini, ada sebuah luka yang akan terus jadi penanda untuk selamanya."

"Jadi, kau tak membunuh keluargamu?" tanya lisa. Dan taehyung mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi, kau mendengar berita tentangku juga?" Taehyung bertanya balik. Lisa memiringkan kepala dengan polosnya. Menatap bingung sang pemuda bertopeng yang duduk didepannya.

"Mengenai berita tentangku itu semua salah. Aku yang membunuh keluargaku sendiri, dan orang orang yang menyebut ku monster, mereka tak tahu pasti. Karena semua itu hanyalah sebuah rumor."

"Tapi bagaimana bisa berita itu ditelan mentah-mentah oleh orang disini?"

Taehyung menghela nafasnya. Namun ada secuil rasa bahagia yang datang tatkala gadis didepannya ini begitu antusias mendengar kisah hidupnya yang jauh dari kata bahagia.

"Ada seseorang yang menguatkan berita bohong itu. Ahjumma park, dia adalah orang yang telah merawat ku sejak aku keluar dari keluargaku yang telah aku anggap sebagai ibu."

"Aku benar-benar pusing sekarang, bisakah kau tuntaskan ini segera." Lisa sedikit mengacak poninya sedangkan taehyung hanya tersenyum simpul mendapati kegilaan sang gadis.

"Ayahku berpesan padanya untuk tak membiarkan satu orang pun menjamah diriku. Dia takut aku akan celaka saat semua orang tahu bahwa aku anak dari keturunan kim. Keturunan yang menguasai pemerintahan saat itu. Begitu yang ahjuma park katakan padaku."

"Dan..." potong Lisa

"Ahjumma park menguatkan rumor itu setelah seluruh keluargaku mati terbunuh sekutu politiknya." Taehyung tersenyum tatkala melihat Lisa mengangguk-anggukan kepala.

Sejujurnya ada sebuah rasa lega yang datang atas kisah sedih tersebut. Lisa semakin yakin bahwa Taehyung adalah pemuda yang baik untuk dirinya.

"Bisakah kau perlihatkan wajah aslimu di depan ku? tanpa topeng tentunya"

Taehyung menarik sudut di bibir, lalu dengan perlahan mengangguk, "aku akan membukanya pada saat waktu yang tepat"









THE TRUTH UNTOLD

THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang