Tema : Rahasia Sampai Mati
Fanfic : 12 Tender Killer
Central Character : Peramal Yoosuke Shigu.Sama seperti biasa, kau keluar dengan gontai sembari menggenggam erat salib yang terkalung di dadamu. Memohonkan pengampunan pada Tuhan atas dosa yang baru saja kau lakukan.
Darah yang menetes di tangan bisa dipastikan bukan berasal dari tubuhmu. Itu pasti darah bajingan yang baru saja kauhabisi karena telah melakukan lebih dari selusin pembunuhan tanpa pernah terbukti.
Kau menjadi hakim. Libra yang adil, sekaligus begitu lembut hati.
Mungkin memang tak seharusnya kau berada di kegelapan ini bersamaku. Mungkin akan lebih baik jika kau tetap menjadi juru rias tanpa perlu melumuri kuas-kuas itu dengan darah.
Namun, aku memang egois. Aku memaksa bintang untuk memilihmu. Karena aku sang peramal. Seseorang yang membaca kehendak bintang dan menyampaikannya pada semua hakim untuk dijalankan.
Aku yang menyeretmu ke dalam kegelapan abadi. Pada rasa bersalah, juga sakit hati.
"Kou-chan," panggilku lembut sembari mengangsurkan tangan.
"Yo-chan. Boleh aku minum teh bersamamu?" Ia menyambut genggamanku.
Aku mengangguk kuat. Ini satu-satunya yang bisa kulakukan untuk membuatnya tak terlalu terluka. Hal yang sama sejak kami bertemu waktu masih duduk di Taman Kanak-kanak.
Dia tidak tahu dan tak akan pernah tahu bahwa akulah penyebab semua duka di mata sekelam malam itu.
Dia tak akan pernah mengerti alasanku menyeretnya dalam kubangan kepedihan.Namun, ia harus tahu aku tak akan membiarkannya tenggelam sendiri. Aku akan selalu bersamanya, hingga nyawa kami tak lagi bersisi.
7 Agustus 18
Hampir tadi update-nya di works yang 12 Tender Killer. Wkakakaka.Besok kucopy ke sana.
Aku nggak yakin sih Shigu yang bikin Ikaruga jadi tender killer. Imo Shigu cm nyampein kehendak bintang. Namun, kalau sampe ceritanya begini, thia gonna be SO ANGST!!! Wkakakkakakakak
I LOVE ANGST!!!!
Soalnya pas di Aries Murder Case pas Libra versus Aries, itu Shigu paniknya ga ketulungan. Friendship mereka manchap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Vide et Crede x 30 DWC 2019
Short StoryJika asa menjadi renjana Langkah tenang menderap angan Di sini ada hati menjejak Terdengar elegi rasa sesak Setiap hari adalah mimpi Pun kisah tak tertuang di benak Saat kepedihan mengaliri jemari Batu kerikil pun bagai perak Wahai penikmat kata Tut...