Budayakan vote sebelum baca dan komen seusai baca ya guys!
Happy reading!
🔸🔸🔸
Karena benci adalah ungkapan cinta yang ditunjukan dengan cara yang berbeda.
Pagi ini Venus sudah berdiri didepan cermin dengan seragam putih abu-abu yang melekat ditubuh mungilnya. Merapihkan bagian rambutnya yang sedikit berantakan. Entah mengapa Venus sudah hidup seperti semula. Tak memikirkan kejadian apa yang terjadi malam tadi.
Karena bagi Venus, itu semua tidak penting untuk terlalu dipikirkan. Venus tak ingin jika rambut indah dikepalanya ini rontok satu persatu jika ia stress memikirkan hal ini.
Itu menyeramkan.
Toh Rigel juga sudah sedikit membuat hati Venus lebih tenang dari sebelumnya. Rigel mengatakan jika perjodohan bodoh itu tak akan pernah terjadi untuk Venus.
"Secantik gue jodoh sama si kulkas es teler? cih, jangan harap."
Venus bercakap sendiri didepan cermin. Ia sudah siap untuk berangkat sekolah pagi ini. Light Denim jacket sudah melekat menutupi kemeja putih yang ia kenakan. Venus tak bisa lepas dari jaket, setiap harinya Venus selalu mengenakan jaket tipis saat pergi kesekolahnya.
"Kenapa sih Papah seniat itu jodohin gue sama tuh cowok? Kayak gak ada yang lebih ganteng aja. Mending juga gue jodoh sama Bintang." senyum Venus merekah diwajahnya. Sampai beberapa detik kemudian, lengkungan itu hancur karena kemunculan makhluk menjengkelkan bagi Venus.
Iya, siapa lagi kalau bukan abang idiotnya, Rigel.
"Penus! Ayo buruan nanti lo telat!"
"Ih, apaansih? Yaudah lo jalan aja duluan, gue bisa naik ojek." jawab Venus mendelikan matanya. Membuat Rigel yang mendapati jawaban dari adiknya geram sendiri. Dengan cepat ia mengulum leher Venus dengan lengannya. Membawa Venus keluar dari kamarnya, tak peduli jika gadis itu kini terus berteriak memekik telinga Rigel.
"Lepasin gue, Bang!" teriak Venus kesal. Tapi tak digubris sedikit pun oleh Rigel. Ia tetap membawa Venus keluar kemarnya dan sebelum itu Venus diharuskan menyantap sarapannya yang sudah dibuatkan oleh Hana untuknya.
"Lepasin ih! gue gak mau makan, kenyang. Mau langsung berangkat aja," akhir Venus yang sama sekali tak melirik kearah orang tuanya. Terlebih pada Ahmad, Venus sama sekali tak memberikan tatapan bersahabatnya pada pria itu.
"Belajar yang benar Ve, jangan nakal dan buat ricuh lagi disekolah." perintah Ahmad sebelum gadis itu menghilang diambang pintu. Dan setelah itu Ahmad dan yang lain masih mendengar jawaban yang Venus lontarkan setelah itu.
"Kalo gak mau Venus bikin ricuh disekolah, batalin tuh perjodohan siti nurbaya abal-abal itu." gerutu Venus.
Ahmad menghela nafas gusar setelah mendengar ucapan anaknya. Darahnya kembali naik karena ucapan Venus selalu saja bisa membuatnya kesal. Terkadang ia merasa jika Venus memiliki kelakuan yang melebihi laki-laki. Bandel, nakal dan suka sekali membantah seperti apa yang sering anak lelaki lakukan.
"Iel, samperin tuh adikmu, antar dia sampai kesekolahnya ya." suara Hana membuat Rigel yang tengah sibuk menyantap sandwichnya menengok kearah Hana. Lelaki itu menyengir dan menggerakan tangannya seperti hormat bendera.
"Siap mamaku yang cantik tiada tara," Rigel bangkit dari duduknya seraya masih mengunyah roti isi dimulutnya. Lelaki itu satu-persatu menyalami punggung tangan kedua orang tuanya sebelum pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mars!
Teen FictionVenus membenci Mars tanpa penolakan. Tak ada yang lebih menyebalkan selain melihat sosok cowok dingin, ketus dan angkuh itu di matanya. Baginya, Mars hanyalah cowok yang selalu membuat matanya mendadak perih setiap kali melihatnya. Sampai akhirnya s...