19. Pasar Malam

31.4K 1.9K 38
                                    

Cintailah ia yang membuatmu merasa dicintai, bukan ia yang hanya ingin dicintai.

...

Hana tak bisa menghentikan tangisannya sejak kejadian buruk yang terjadi diantara anggota keluarganya ini. Wanita cantik itu tak kuasa menahan segala kesedihannya yang sudah tidak bisa lagi ia tampung selama ini. Melihat suaminya dan juga anaknya yang selalu terlibat perang mulut setiap hatinya, tidak hanya membuat pikirannya kacau. Namun juga membuat hatinya hancur berkeping-keping secara perlahan.

Hana tak tahu harus bagaimana ia mencegah ini semua terjadi pada keluarga kecilnya. Ahmad yang memang dasarnya sangat keras juga membuatnya harus patuh pada setiap ucapan suaminya itu. Belum lagi ia tahu betul watak anak gadis yang kini memutuskan pergi dari rumahnya. Venus, si keras kepala yang tak pernah terlihat ingin mengibarkan bendera perdamaian dengan Papanya. Hana mengerti perasaan Venus sekarang. Mau bagaimana pun batin seorang ibu dengan anaknya sangat kuat. Dan Hana bisa merasakan bagaimana Venus harus melewati masa sulitnya ini.

Kini, mereka bertiga telah berkumpul diruang keluarga. Hanya ada Ahmad, Hana dan juga Rigel disana. Sama-sama diam, tak ada yang memulai pembicaraan. Kecanggungan sudah merasuki seisi ruangan sejak tadi. Terlebih pada Rigel, ia tak biasa bersikap sediam ini didepan Ahmad. Biasanya, cowok itu banyak bicara dengan Ahmad mengenai kuliahnya atau pun mengenai kegiatan kesehariannya. Rigel sangat membutuhkan saran mengenai kehidupannya dari Papanya yang sangat bijak itu.

"Dimana adikmu sekarang? Apa sudah ada kabar?" tanya pria yang usianya memang belum terlalu tua. Kemeja biru tua yang tengah digunakannya pun belum sempat ia ganti seusai beradu mulut dengan Venus. Sampai akhirnya perdebatan itu berujung hal buruk yang terjadi seperti saat ini.

Dibilang kesal, jangan ditanya lagi seberapa kesal Ahmad saat ini. Ia tak menyangka jika kelakuan anak gadisnya itu sangat kelewatan. Bahkan Venus sama sekali tak memikirkan apa yang nantinya akan terjadi dengan sikap gegabah yang dilakukannya saat ini. Ahmad benar-benar tak habis pikir dengan pikiran cetek yang dimiliki Venus.

Namun, rasa khawatir itu tetap ada. Bahkan posisinya lebih tinggi dibanding hal-hal buruk mengenai Venus dihatinya. Segalanya tentang Venus terlintas seketika dipikirannya. Momen-momen yang mungkin tidak terlalu manis pun juga ikut mendominasi pikirannya. Ahmad sangat mengkhawatirkan Venus.

Ia masih setia dengan ponselnya yang sejak tadi terus menghubungi nomer atas nama Venus itu. Jangankan jawaban, nomer itu pun tidak ada tanda-tanda keaktifannya. Sepertinya Venus sengaja mematikan ponselnya untuk menghindari Ahmad untuk saat ini.

Ahmad mulai gelisah, dan kini harapannya hanya satu. Yaitu Rigel."Gel, gimana dengan adikmu? Sudah ada kabar?"

Rigel mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Ia tak bisa banyak melakukan apa-apa sejak tadi. Rigel sudah mencari ke beberapa tempat dimana ia dan Venus sering menghabiskan quality time bersama. Namun semuanya tak membuahkan hasil apa-apa. Rigel sendiri tak tahu jelas tempat-tempat dimana Venus sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Sehingga akhirnya Rigek memutuskan untuk kembali kerumah dan menenangkan kedua orang tuanya itu.

Terlebih Hana, ia sangat terpukul. Ada banyak harapan yang ia berikan pada Rigel untuk segera cepat menemukan Venus. Wanita itu juga terlihat kusut, wajahnya sangat khawatir bahkan Rigel bisa merasakan bagaimana perasaan Mamanya kini. Sungguh, hati Rigel begitu perih melihat Hana menitihkan air mata didepan dirinya.

"Udah aku tanya ke temen-temen Venus, tapi belum ada jawaban."

Jawab Rigel, yang dibalas helaan nafas panjang dari Hana. Sepertinya wanita itu benar-benar tak bisa mengontrol perasaannya malam ini. Rigel tahu betul jika Hana sangat ingin Venus cepat ditemukan. Begitu pula dirinya, Rigel juga sudah sangat mengkhawatirkan adiknya yang rese itu.

Eh, Mars! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang