25. Im Here

27.2K 1.6K 102
                                    

Kehadiranmu berhasil membuat semua kekosongan itu terasa lengkap.

...

Ditemani dengan iringan musik Jeremy Zucker - comethru, Mars mengendarai mobilnya santai seraya menikmati alunan lagu yang berasal dari radio mobilnya. Begitu pula juga dengan Venus yang sudah duduk manis disampingnya. Gadis itu ikut menikmati alunan lagu milik penyanyi barat tersebut. Dan Venus akui ini adalah lagu yang sangat easy listening ditelinganya.

Tidak ada pemaksaan dan juga kekesalan untuk pulang hari ini. Beda dari hari-hari sebelumnya, Venus tidak menolak ajakan Mars. Gadis itu mengiyakan panggilan Mars saat ia bersama Bintang tadi.

"Maap ya tadi ngobrolnya lama, maklumlah gue lagi temu kangen." jelas Venus memulai pembicaraan didalam mobil. Mars hanya mengangguk iya, tak menengok sedikit pun ke arah Venus.

Saat Mars memanggil Venus tadi, hal itu memang membuat Venus cukup terkejut. Namun setelahnya ia kembali biasa saja dan meminta waktu kepada Mars untuk menunggunya sebentar. Obrolannya bersama Bintang belum selesai sehingga Venus meminta Mars untuk menunggunya dimobil. Venus berjanji jika lima menit setelahnya ia akan segera kemobil Mars. Dan Mars tentu saja menyetujuinya.

"Tadi cowok lo?" tanya Mars.

"Bukan," jawab Venus kesesem sendiri. Venus tak bisa menyembunyikan senyumannya sejak ia mengakhiri pertemuannya dengan Bintang. Sungguh, hari yang tak ingij cepat berlalu untuk Venus.

"Terus?" tanya Mars, lagi.

"Masih calon, doain dong semoga gue cepet dikasih kepastian." minta Venus ia tersenyum seraya mengangkat alisnya beberapa kali kearah Mars. Cowok itu hanya melirik Venus sebentar, dan setelah itu kembali fokus kearah depan.

"Yahelah pelit amat sih! gue aja sering bilang lo berdua sama Lexa cocok, masa lo nggak mau balas budi, sih." protes Venus, Mars hanya diam.

"Dia yang namanya Bintang?" tanya Mars. Venus mengangguk antusias, yang hanya dibalas lirikan tidak penuh minat dari Mars.

"Biasa aja," komentar Mars. Hal itu pun sukses membuat Venus tidak terima dengan apa yang baru saja dikatakan Mars.

"Eh, apa lo bilang tadi?!"

"Biasa aja," kata Mars.

"Enak aja lo kalo ngomong! Bintang tuh gak kayak lo. Bintang mah udah ganteng, baik hati terus murah senyum. Duh, apa sih kekurangannya dia," ujar Venus seraya membayangkan wajah Bintang dipikirannya.

"Kurang tajir," selak Mars dan sukses membuat bayangan wajah Bintang hilang dari pikirannya. "Enak aja lo! Gue gak butuh cowok tajir, gue butuhnya cowok yang ngertiin gue, sayang sama gue, ganteng..." ucapan Venus belum selesai, namun Mars lebih dulu menyelaknya.

"Munafik,"

"Komen mulu sih lo! Emang sih, lo masih lebih ganteng dari Bintang...."

"Tuh lo sadar," selak Mars lagi.

"Ih! Gue belum selesai, Mars!" kesal Venus yang tak dihiraukan oleh Mars. Gadis itu melipat kedua tangannya kesal. Raut wajahnya tak sedamai sebelumnya sebab obrolan barusan sukses membuat moodnya hancur.

Tanpa gadis itu sadari, lelaki disampingnya itu mengutas senyum yang begitu tipis.

Venus kembali memfokuskan pandangannya kearah depan. Melihat mobil yang berada tepat didepannya melaju. Namun entah mengapa, senyuman Bintang masih terus terbayang dipikirannya. Suaranya yang lembut, perlakuan manisnya, semua tentang Bintang terus berputar diingatan Venus. Sekuat itukah kharisma dari seorang Bintang Mahessa?

Eh, Mars! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang