absen dulu yang kangen.
...
Dalam diam, aku berbicara tentang rasa yang berwujud air mata.
...
Hari ini seharusnya menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh Venus. Nyatanya, hari ini malah menjadi hari yang Venus harap tak pernah terlewati untuknya. Jika boleh ia minta, Venus ingin hari ini terlompati beserta kejadian-kejadian yang akan terjadi pada hari ini juga. Venus sangat berharap.
Venus memastikan penampilannya hari ini dari ujung kepala sampai kaki sudah siap. Kemudian ia beranjak meraih tas kecilnya di dalam lemari untuk ia sandangkan di tubuhnya. Tidak lupa, Venus mencabut ponselnya yang ia charge dari sebelum ia mandi tadi.
Sebelum memasukannya ke dalam tas, Venus lebih dulu mengecek ponselnya. Terlihat ada banyak pesan masuk di dalam aplikasi chattingnya. Dan yang paling banyak berasal dari grup kelas Venus yang sejak tadi ramai memberikan semangat untuk Venus.
Senyum mengutas tipis.
Kemudian ada satu kontak nama yang kian membuat senyum itu kian mengutas lebih lebar. Pesan dari Azka.
Azka Bimantara
Semangat untuk hari ini, my girl.
:)Venus tersenyum beberapa detik, sampai akhirnya senyumnya sirna mengingat sahabatnya itu harus absen melihat penampilannya hari ini. Entah apa alasannya, Venus tak mengetahui betul. Sebab saat terakhir ia bersama Azka kemarin, Venus hanya menerima jawaban yang tidak jelas darinya.
"Besok dateng gak liat gue?" tanya Venus saat ia tengah berjalan beriringan menuju rumah sakit bersama Azka.
"Maaf,.." belum selesai Azka melanjutkan ucapannya, Venus lebih dulu menyelaknya. "Iya, gak papa."
"Emangnya besok mau kemana?" tanya Venus lagi.
"Kemana aja yang penting bahagia."
"Emang sekarang belum bahagia?"
"Udah, sih."
"Terus?"
"Tapi kebahagiaannya udah milik orang lain, jadi harus cari kebahagiaan baru." jawab Azka yang berhasil membuat Venus memicingkan matanya dan setelah itu terkekeh.
"Dih, apaan sih!" Venus tertawa kecil ke arah Azka, begitu juga sebaliknya.
"Seriusan,"
"Iyain biar seneng."
"Ikhlas emang?"
"Ikhlas dong, selagi itu buat lo bahagia."
"Nah gitu dong, kan gue jadi gak berat."
"Gak berat apanya?"
"Lepasinnya," jawab Azka terkekeh mencubit hidung Venus gemas. Gadis itu meringis kesakitan, dan memukul lengan Azka beberapa kali. "Tapi bohong,"
"Ah, boong mulu." Venus menyenggol lengan Azka menggunakan bahunya.
"Gapapa, kapan lagi boongin lo. Besok-besok udah gak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mars!
Teen FictionVenus membenci Mars tanpa penolakan. Tak ada yang lebih menyebalkan selain melihat sosok cowok dingin, ketus dan angkuh itu di matanya. Baginya, Mars hanyalah cowok yang selalu membuat matanya mendadak perih setiap kali melihatnya. Sampai akhirnya s...