22. Les Musik

30.2K 1.6K 94
                                    

Jatuh cinta hanya berlaku pada mereka yang siap patah hati.

...

Kedatangan sopir pribadi Elara sukses membuat obrolan Venus bersama kedua sahabatnya harus berakhir. Sejak tadi, mereka tengah sibuk membicarakan mengenai tugas kelompok yang diberikan oleh guru sains mereka. Sebelum bel Pelti berbunyi, kelas Venus memang tengah diisi oleh mata pelajaran sains. Dan kelas Venus diberikan sebuah tugas kelompok yang beranggotakan tiga sampai empat orang. Dan tentu saja Venus akan memilih tiga orang untuk tugasnya itu.

Bukan tugas yang terbilang rumit. Melainkan hanya tugas yang diberikan kepada siswa untuk melatih mereka mengerjakan soal-soal. Iya betul, mereka semua diberikan tugas untuk mengerjakan dua ratus soal secara berkelompok.

Kejam!

Dan setelah melalui perbincangan singkat. Mereka sepakat akan mengerjakan tugas itu di rumah Venus. Mengapa alasannya?

Kalian sendiri pasti sudah bisa menebak apa alasannya.

"Yaudah gue duluan, ya. Ve, cheer up! im always here, for you." ucap Elara perpamitan dengan kedua sahabatnya. Dan diakhiri dengan kata penyemangat untuk Venus, sahabat yang diketahui Elara tengah berada dititik terapuhnya.

"Thanks, El." jawab Venus, gadis itu tersenyum. Mendengar ucapan Elara barusan, sukses membuat hati Venus merasa hidup. Didalam keadaan yang seperti ini, Venus merasa sangat beruntung memiliki Elara dan juga Azka sebagai sahabatnya. Entah bagaimana nasib Venus tanpa keduanya. Karena untuk saat ini, hanya mereka berdua yang bisa membuat Venus melupakan sementara masalahnya saat disekolah.

Iya benar, dikantin tadi, Venus menceritakan semua yang telah terjadi beberapa waktu lalu antara dirinya dengan Ahmad. Kepada Elara, Venus bercerita penuh emosional. Dan Azka, ia sebisa mungkin untuk mengontrol emosi gadis itu.

Elara mencerna kata demi kata yang dilontarkan Venus. Dibantu dengan Azka yang memperjelas cerita yang disampaikan Venus. Elara tak banyak memotong, sebab ia memutuskan untuk mendengar cerita Venus sampai ia menyelesaikannya.

Hati Elara cukup tertegun, bahkan jantungnya terasa berdebar kencang. Mendengar semua yang diceritakan Venus padanya, membuat Elara tak bisa membayangkan bagaimana jika ia yang harus berada diposisi sahabatnya itu. Melalui Venus, Elara bisa menjadi anak yang lebih bersyukur lagi. Elara tahu betapa sibuk kedua orang tuanya. Karena pekerjaan orang tuanya, membuat Elara harus jarang mendapatkan kasih sayang dari keduanya. Namun Elara tahu, jika kedua orang tuanya itu sangat teramat menyayanginya.

"Gue gak mau ada rahasia lagi diantara kita. Jangan takut untuk cerita ke kita, Ve." ingat Elara sebelum gadis itu benar-benar pergi menuju mobilnya.

Venus terdiam, masih melihat kearah Elara yang kini sudah hilang masuk kedalam mobilnya. Perasaannya terus bergejolak memikirkan bagaimana bisa ia memiliki Elara sebagai sahabatnya. Gadis cantik, kaya raya, sifatnya yang rendah hati dan juga sangat peduli dengannya.

Mengenai Ahmad, Venus memang sudah menceritakan semuanya pada Azka dan Elara. Namun mengenai perjodohan itu, Venus harap kedua sahabatnya tak akan pernah mengetahui itu semua.

"Tuh dengerin apa kata Elara. Gausah sok-sok misterius lo nyambunyiin apa-apa dari gue,"

Venus terbangun dari lamunannya, kini ia sudah melihat kearah Azka. "Berisik lo!"

"Inget ya, lo masih belum ngasih tau ke gue apa sebenernya urusan Mars sama bokap lo." Azka memperingati. Venus memanyunkan bibirnya kesal. Ternyata cowok itu masih mengingat hal itu. huft.

"Iya nantilah, gue lagi gak mood bahas dia." jawab Venus. Sungguh, moodnya siang ini memang tidak terlalu buruk. Namun untuk membicarakan mengenai Mars kepada Azka, Venus kira itu bukan saatnya.

Eh, Mars! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang