Budayakan vote sebelum baca dan komen seusai baca, ya sayang.
Happy reading!
🔸🔸🔸
Ternyata main di zona timezone lebih asik dari pada di zona friendzone.
Setelah jam terakhir pelajaran dinyatakan selesai. Venus bernafas lega, ia sangat merasa kewalahan. Padahal sedari tadi ia hanya menyanggah dagunya dengan tangannya saat bu Oni—guru Matematika—menjelaskan didepan kelas. Raga Venus memang berada dikelas, tepatnya disamping Azka. Namun soal pikirannya, sudah lari duluan pergi meninggalkan kelas.
Apalagi otaknya, pasti masih tertinggal dikamar mandi saat Venus bersiap kesekolah pagi tadi.
Mengenai pelajaran Matematika, tak ada siapapun yang bisa membuat Venus bersemangat mempelajari pelajaran yang dinobatkan Venus sebagai penghancur moodnya.
Venus benci Matematika, terkecuali jika Bintang gurunya, pasti ia akan begitu semangat mempelajari pelajaran ini. Bahkan sampai lembur pun ia lakukan.
Selagi bersama Bintang, Venus bisa merasakan bagaimana indahnya dunia.
Lebay.
"Aw!" Venus meringis ketika tangan yang tengah menopang dagunya didorong oleh seseorang. Hingga menyebabkan kepala Venus sedikit mengalami benturan kecil.
Siapa lagi pelakunya, kalau bukan Azka! Si cowok tengil yang satu ini memang selalu bikin Venus kesal bukan main saat dikelas.
Entah mengapa Venus bernasib buruk harus duduk bersebelahan dengan sahabat cowoknya yang satu ini. Padahal masih banyak cowok yang lebih waras dibanding Azka dikelasnya. Tapi entah mengapa, takdir selalu memilih Azka untuk ada disamping Venus.
Dikelas Venus, semua murid tidak boleh ada yang duduk sesama jenis. Alasannya tidak jauh agar mereka semua tidak berisik. Terlebih pada mereka yang bergender perempuan. Mulutnya itu loh, jalan terus kayak roler coster sampe lupa gimana caranya berhenti berbicara.
Terlebih jika sedang sesi gibah, wah, gak ada siapapun yang bisa mengacaukannya. Bahkan cowok sekali pun.
Saat penentuan tempat duduk, nasib buruk memang menimpa hidup Venus. Lagi-lagi ia harus dihadapkan dengan Azka. Padahal Venus sangat ingin duduk dengan Bagas, cowok ganteng, rajin belajar, tapi sayang dia tak mau duduk dengan Venus.
Elara, malah sahabatnya yang berhasil menduduki posisi keinginannya. Yaitu duduk bersama dengan Bagas. Oke tak apa,
Venus berdecih beberapa kali.
"Az! Lo bisa diem gak sih? Ganggu gue mulu kerjannya, gue tusuk make pulpen tau rasa lo!"
"Weits, galak amat mbaknya." jawab Azka seraya terkekeh geli melihat Venus yang masih mengusap kepalanya.
"Gak usah ketawa! Muka lo udah jelek, jadi kalo ketawa malah nambah jelek!" cibir Venus, Azka malah makin terkekeh geli. Melihat hal itu, malah membuat Venus semakin kesal dengan Azka.
"Yuk, pulang?" ajak Azka bangkit dari kursinya. Meletakan sebelah tali tasnya dibahu tegaknya.
Namun bukannya mengubris ucapan Azka, Venus malah sibuk merapihkan tasnya. Ia menguncir rambut cokelatnya menyadari jika cuaca diluar tengah panas terik.
Azka terkekeh, ia menyadari jika sahabatnya yang satu ini tengah kesal padanya. Terlihat dari bibir Venus yang maju beberapa centi serta lirikan matanya yang sangat mematikan.
Ngeri!
Pokoknya muka Venus kayak mau makan hidup-hidup daging Azka.
Azka bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mars!
Fiksi RemajaVenus membenci Mars tanpa penolakan. Tak ada yang lebih menyebalkan selain melihat sosok cowok dingin, ketus dan angkuh itu di matanya. Baginya, Mars hanyalah cowok yang selalu membuat matanya mendadak perih setiap kali melihatnya. Sampai akhirnya s...