YANG KANGEN MANA SUARANYAHHH?!!!
komen in line yang banyak!
...
Hari ini aku ingin egois. Melukis banyak kisah bahagia, hanya denganmu, berdua, untuk terus kuingat sampai akhir.
...
Pagi ini sesuai janjinya kemarin, Mars sudah sampai di rumah Venus pukul delapan pagi. Cowok itu kemudian masuk ke rumah Venus, menemui Hana yang kini tengah menemani Mars menunggu Venus yang tengah bersiap. Sebelum memulai obrolan singkat dengan Hana, Mars sempat berpapasan dengan Ahmad yang hendak pergi ke kantor pagi ini. Mars mencium panggung tangan pria itu, menunduk sopan, diikuti dengan senyum Ahmad yang mengembang pagi ini.
Ahmad tidak bisa menyembunyikan jika ia sangat menyukai pribadi seorang Mars Refangga. Ahmad tak akan menuntut banyak lagi, mungkin jalan yang kini ia pilih dapat lebih baik.
"Venus, udah belom? ini kasian loh Mars udah nungguin kamu setengah jam!" teriak Hana dari ruang tamu ke arah kamar Venus. Sudah hampir setengah jam, Venus belum juga selesai bersiap di kamarnya. Entah apa yang tengah dilakukan gadis itu kini, baru kali ini Hana melihat Venus membutuhkan waktu lama untuk berkemas.
"Iya sebentar, Mah! lagi pake sepatu." balas Venus juga dengan teriakan yang kencang. Hana hanya menggeleng seraya mengusap dahinya pasrah.
"Bentar ya, Mars. duh, tumben tuh anak siap-siapnya lama,"
"Iya gapapa Tante," sahut Mars sopan.
"Yuk berangkat!" suara seseorang membuat kedua orang yang tengah duduk di sofa seketika mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang kini tengah melangkahkan kakinya di tangga turun dari kamarnya. Mars cukup terkesima saat melihat penampilan casual khas milik Venus. Sebenarnya, melihat Venus berpenampilan seperti ini adalah hal biasa untuk Mars. Namun entah mengapa kali ini, jantungnya berdebar setiap kali melihat senyum riang gadis itu muncul.
"Lama banget sih kamu! tuh Mars-nya nunggu kelamaan." omel Hana pelan, ia sudah berdiri melihat ke arah anak gadisnya itu.
"Eh, emang lama ya?"
"Kamu liat aja sekarang jam berapa,"
"Gapapa kok Tante." selak Mars menimbrung obrolan ibu dengan anaknya itu. Hana menghela napasnya, kemudian tersenyum ramah menatap wajah tampan bak pangeran inggris milik Mars. "Yasudah kalian hati-hati, ya."
"Kalo Venus bandel, turunin aja di jalan." lanjut Hana menahan tawa seraya melirik geli ke arah Venus. Gadis itu membesarkan matanya, menatap sinis ke arah Mamanya.
"Mah????!"
"Loh kenapa?" tanya Hana pura-pura tidak paham, padahal jelas saja wanita itu tengah menahan tawanya.
Venus hanya berdengus kesal. Mamanya itu selalu saja bersikap kelewat baik di depan Mars. Bahkan Venus selalu merasakan jika perlakuan Hana kepada cowok dingin itu sangat lembut, beda halnya kepada dirinya.
"Mars, jagain Venus, ya."
"Siap, Tante." jawab Mars seraya mencium punggung tangan Hana. Diikuti dengan Venus yang pamit kepada Hana, dan melangkah keluar menyusul Mars yang sudah lebih dulu pergi.
"Sok baik kan lo depan nyokap gue?!" tebak Venus saat kini langkahnya sudah sejajar dengan lelaki yang menggunakan hoodie jumper hitam di sebelahnya itu. Mars melirik gadis itu, kemudian menjewer telinga Venus pelan.
"Ih, sakit!" Venus meringis, tangannya reflek memukul lengan Mars pelan.
"Siapa suruh suudzon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mars!
Teen FictionVenus membenci Mars tanpa penolakan. Tak ada yang lebih menyebalkan selain melihat sosok cowok dingin, ketus dan angkuh itu di matanya. Baginya, Mars hanyalah cowok yang selalu membuat matanya mendadak perih setiap kali melihatnya. Sampai akhirnya s...