MARI BERIKAN VOTE SEBELUM BACA, DAN KOMENTAR SAAT BACA. AKU TAU READERS KU BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG😎
...
Sebab janji dibuat untuk dibuktikan bukan untuk diumbar.
Jalanan pusat kota terpantau padat dipandangan sesosok lelaki yang kini tengah mengemudikan mobil hitamnya. Ditemani dengan rembulan malam, Mars tak henti-hentinya sejak tadi mencari tanda-tanda keberadaan Venus saat ini. Pikirannya tak tahu ia pusatkan kemana, yang jelas ia bingung dengan apa yang membuatnya seniat itu untuk mencari gadis yang nyatanya sangat mengganggu hidupnya. Jangankan mendengarnya bicara panjang lebar, melihat keberadaannya saja Mars benar-benar muak.
Bahkan ia sampai mengorbankan kejujurannya hanya demi mencari gadis yang nyatanya sangat membenci dirinya. Ya benar. Mars terpaksa berbohong pada Erna karena kejadian ini. Mars telah membatalkan janji makan malamnya bersama keluarganya dengan alasan ingin makan malam bersama Venus yang nyatanya itu tak benar sama sekali.
Mars sangat merasa bersalah, namun ia tak bisa diam. Hatinya seperti mengatakan jika ia harus pergi,
Untuk mencari.
Tak tahu kemana Mars harus mencarinya, yang terpenting ia harus segera menemukan gadis menyebalkan itu.
Dan yang lebih mengejutkan hatinya lagi adalah, Erna dengan senang hati menerima itu. Tak ada penolakan ataupun larangan yang terlontar dari mulut Mamanya itu. Malah yang Mars dapat, hanyalah sebuah peringatan dimana Mars harus menjaga Venus sebagaimana ia menjaga Erna. Dan tak lupa mengantar Venus kembali kerumah setelah mereka selesai melakukan makan malamnya malam ini.
Sungguh menjijikan.
Mamanya itu memang terlalu luluh seketika mendengar nama Venus.
Venus, yang nyatanya sama sekali tak menyukai Mars sama sekali. Cewek yang sudah menyimpan jutaan dendam yang belum terbalaskan pada dirinya. Mars mengetahui itu semua.
Lelaki itu sudah mengitari hampir seluruh sudut kota, dimana tempat-tempat yang memang menjadi lokasi berkumpul anak-anak muda. Dari mulai taman kota sampai beberapa kafe terkenal di Jakarta pun sudah Mars telusuri. Namun tetap saja hasilnya nihil. Mars belum juga sama sekali melihat batang hidung pemilik gadis bernama Venus itu.
Pandangannya terus menajam ke segala arah yang mungkin sekiranya matanya menangkap sesosok gadis yang sejak tadi ia cari. Jam sudah menunjukan pukul 07.30 malam yang artinya Mars sudah hampir satu jam mengemudikan mobilnya. Dan sampai saat ini juga, Mars belum menemukan setitik pun tanda-tanda keberadaan Venus.
Mars meraih ponselnya, melihat ada pesan masuk yang membuat layar ponselnya memunculkan sebuah bubble obrolan. Ia mainkan ponselnya secara hati-hati menggunakan tangan sebelah kirinya. Dan melihat ada nama Rigel yang masuk di aplikasi chattingnya.
Rigel : Mars lo udh nemuin venus? Ditempat gue biasa nongkrong pun ga ada
Mars terdiam. Ia seperti seseorang yang sudah frustasi. Gadis itu memang benar-benar sudah merepotkan banyak orang.
Melihat nama Rigel yang akhir-akhir ini memenuhi obrolan chattingnya, ia mengingat beberapa waktu lalu ketika Rigel pertama kali menghubunginya. Lelaki yang usianya terpaut beberapa tahun lebih tua darinya ini mencoba mengenal dirinya saat ia tahu jika Mars adalah orang yang ditugaskan Ahmad untuk mengantar Venus setiap pulang sekolah. Ada beberapa pertanyaan dan peringatan yang diberikan oleh Rigel pada Mars. Dan Mars hanya mengiyakan dan bersikap biasa saja saat Rigel menelponnya kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eh, Mars!
Teen FictionVenus membenci Mars tanpa penolakan. Tak ada yang lebih menyebalkan selain melihat sosok cowok dingin, ketus dan angkuh itu di matanya. Baginya, Mars hanyalah cowok yang selalu membuat matanya mendadak perih setiap kali melihatnya. Sampai akhirnya s...