21. Pertanyaan Azka

31.9K 1.7K 16
                                    

Hari ini Venus sudah berada disekolah setelah Rigel mengantarnya. Venus memang meminta langsung kepada abangnya itu untuk mengantarnya lebih cepat dari biasanya. Dan Rigel pun tentu saja menyetujuinya. Mana pernah seorang Rigel menolak permintaan adiknya itu. Kecuali jika Venus meminta hal yang sama sekali tidak ia sukai. Jelas hal itu akan ia tolak mentah-mentah.

Berbeda dari hari biasanya, Venus sudah sampai dikelas lima belas menit sebelum bel masuk dibunyikan. Bahkan Elara yang sudah terbiasa datang cepat pun cukup dibuat melongo melihat keanehan Venus pagi ini. Sejak tadi tak henti-hentinya Elara mananyakan pada Venus alasan apa yang membuat dirinya datang secepat ini.

Elara masih terus mengoceh didepan Venus. Sehingga membuat gadis itu dibuat pusing kepalang mendengar suara cempreng milik Elara.

"El, berisik banget ih! kuping gue serasa mau lepas aja dari tempatnya tau gak," protes Venus yang tak digubris sedikit pun oleh Elara.

"Abisnya lo tumben sih hari ini dateng cepet. Kesambet setan apa lo?!" kata Elara mengintrogasi. Bola mata Venus memutar penuh memberikan tanggapan kesal kearah sahabatnya itu.

"Ve, kok lo ngacangin gue, sih?" kesal Elara, kini ia sudah memalingkan wajahnya dari Venus.

Venus menghela nafas dalam. Setidaknya setelah ini ia bisa membuat sahabatnya diam. "Tuh kan, temennya mau berubah malah lo katain kesambet. Emang muka gue gak pantes jadi orang baik-baik apa?"

Elara kembali memusatkan pandangannya kepada Venus. Senyum sumringah muncul jelas diwajahnya. Bahkan kini, terlihat mata yang berbinar seketika Elara melihat Venus.

"VE, LO SERIUS KAN? INI BENER ELO KAN?" tangan Elara memegang kedua pundak Venus. Menggerakan tubuh Venus yang kini sudah berhadapan dengan dirinya. Venus menatap kaget kearah Elara. Ekspresi wajahnya berubah drastis sesaat melihat keanehan yang diciptakan Elara didepannya.

"Iya gue, lah." jawab Venus.

"Yaampun, akhirnya temen gue ini diberikah hidayah."

Kini Elara sudah memeluk Venus erat. Kedua tangannya telah berhasil menenggelamkan Venus kedalam pelukannya. Venus pun dibuat kaget oleh perlakuan Elara. Sampai akibat pelukan Elara, Venus mendadak merasakan sesak nafas. Sahabatnya itu telah memeluknya terlalu erat. Sampai gadis itu tidak sadar telah membuat saluran nafas Venus hampir saja terhambat.

"El, lo mah, lo kira gue ini berdosa banget apa?" keluh Venus yang hanya dibalas kekehan kecilnya.

"Iya nggak, sih. Tapi lo sadar diri aja, sebrutal apa lo selama ini. Udah berapa kali lo dihukum guru gara-gara cabut, telat, gak ngerjain tugas. hih, ampe pusing gue liatnya."

"Yaudah itu kan dulu," Venus memainkan mulutnya dengan menggerakan bagian pipinya. "Sekarang gue mau berubah."

Elara memicingkan matanya kearah Venus, "Tapi kali ini berubah beneran, kan?"

"Iyalah, El. Masa tipu-tipu doang." jawabnya yang setelah itu dibalas dengan senyuman penuh kebanggaan dari Elara. Gadis itu seolah-olah seperti seorang ibu yang tengah bangga pada bayi kecilnya. hih, menjijikan.

Mengenai kejadian buruk yang beberapa hari lalu dilakukan oleh Venus, sampai sekarang Elara memang belum mengetahuinya. Venus belum sama sekali berani menceritakan hal bodoh itu. Bahkan Venus lebih memilih bungkam dan tidak menceritakannya pada Elara. Venus ingin segera melupakannya dan secepatnya berubah menjadi Venus yang lebih baik.

Eh, Mars! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang