Amarah

1.1K 39 2
                                    

Namun Qilla merasa bahwa Alief menyukai Tasya. Ia curiga. Hati dan pikirannya tidak sinkron. Hatinya bilang iya, namun pikirannya bilang tidak. Semakin lama ia melihat kedekatan antara Tasya dan Alief hatinya semakin sakit. Ia sangat cemburu melihat kedua remaja itu. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menemui Alief dan bertanya langsung kepadanya. Qilla mengirim pesan singkat kepada Alief untuk menemuinya di taman sekolah pada jam istirahat.

---

Keesokan harinya Qilla menunggu Alief di kursi taman. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pria itu datang juga. Awalnya keheningan menyelimuti mereka. Hingga akhirnya Qilla memecah keheningan tersebut.

"Lif, gua mau bilang sesuatu sama lu" ucap Qilla

"Bilang apa??" Jawab Alief

"Gua mau jujur sama lu kalo gua itu-" potong Qilla

Alief hanya menyerengitkan dahinya bingung. Ia masih menunggu kelanjutan dari omongan cewek itu.

"Gua itu suka sama lu dari awal gua kenal lu. Gua bisa boong sama perasaan gua sendiri. Gua juga udah gabisa mendem perasaan gua ini sendirian. Selama ini juga kan kita kan Deket. Hampir tiap hari ketemu. Apa lu punya perasaan yang sama kayak apa yang gua rasain??" Tanya Qilla pelan

"Hmm gimana ya Qill. Jujur gua nganggep lu sebagai temen deket gua doang. Gua ga ada perasaan sama sekali terhadap lu. Hati gua udah ada yang ngisi. Gua udah suka sama cewek lain. Jadi sekali lagi maaf ya. Kalo misalnya kejujuran gua udah buat hati lu sakit. Tapi gua gabisa boong sama perasaan gua sendiri." Jelas Alief

Qilla hanya terdiam mendengar pernyataan Alief. Hatinya sangat sakit menerima kenyataan ini. Lidahnya kaku. Tubuhnya membeku. Emosi Qilla memuncak. Tiba-tiba ingatannya tentang Tasya muncul. Ia yakin kalau Alief itu mencintai Tasya.

"Apa karena Tasya?? Iya?? Jawab Alief!!!" Teriak Qilla

"Lu gak perlu tau" jawab Alief santai

"BENER KAN DUGAAN GUA. LU ITU SUKA SAMA TASYA. JADI GARA-GARA DIA LU NOLAK GUA. IYA?!" pekik Qilla

"Udah gua bilang bukan urusan lu" jawab Alief yang tersulut emosinya

"JADI BENER. LU SUKA SAMA TASYA. ANJIR GUA GA NYANGKA TASYA TEGA NIKUNG TEMENNYA SENDIRI. GUA BENCI TASYA LIAT AJA NANTI!!!" Teriak Qilla dengan penuh emosi

"Jaga omongan lu ya. Yang suka sama Tasya itu gua. Dan Tasya gatau akan hal itu. Tasya ga pernah bermaksud nikung lu Qil!!" Pekik Alief

"TERUS BELAIN DIA. LU BELAIN DIA KARENA LU SUKA KAN SAMA DIA." ucap Qilla penuh emosi lalu pergi meninggalkan Alief sendirian.

----

Qilla datang ke kelas Tasya dengan penuh emosi. Hatinya tidak karuan saat ini. Emosinya masih memuncak. Dadanya masih naik turun, nafasnya tidak teratur. Sesampainya di kelas Tasya, gadis itu mencari keberadaan Tasya. Namun Tasya tidak ada di kelasnya. Qilla menunggu hingga Tasya datang.

"TASYA!!" pekik Qilla

"Hmm" jawab Tasya

"Maksud lu apaan?!!" Ucap Qilla penuh emosi seraya menggebrak meja Tasya

Tasya yang melihat perlakuan Qilla kaget bukan main. Pandangan seluruh penghuni kelas langsung tertuju pada mereka berdua. Untung saja kelas tidak terlalu ramai, hanya ada Tasya, Nisa, Hilmy, Arka, dan Axel. Ia tidak tahu apa yang menyebabkan Qilla menjadi marah sekali saat ini.

AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang