Rapuh

591 28 0
                                    

"Gua kecewa sama lu Al. Bisa-bisanya lu ngomong kayak tadi" ucap Sasa lalu menyusul Tasya

"Gua sadar kalo lu gak lebih baik dari Tasya. Dan semua yang ada di diri lu itu cuma pencitraan semata" ucap Christi

"Sekali lagi lu sakitin Tasya kayak tadi, lu berurusan sama gua" ucap Dino

"Udah ayo kita susul Tasya aja mending" ucap Vanessa diangguki yang lain

Mereka semua terus mengejar gadis itu. Mereka tau bahwa perasaan gadis itu sangat hancur sekarang walaupun ia tutupi dengan wajah dinginnya itu.

"Tasya tunggu" ucap Arka seraya mengejar gadis itu

"Tasya" panggilnya lagi namun tidak ada jawaban dari gadis itu

"Tasya" panggil Axel seraya menarik lengan gadis itu

"Lepas" ucap Tasya kesal

"Gak. Lu tetep disini" ucap Axel seraya memegang tangan Tasya erat

"Kalo kalian masih mau disini silahkan. Gua mau pergi" ucap Tasya dingin

"Enggak Tas, lu jangan pergi" ucap Yolanda memohon

"Gua gabisa" seraya melepaskan tangan Axel dari tangannya kemudian pergi meninggalkan mereka semua

"Kita ikutin dia" ucap Axel disetujui oleh yang lain

Tasya terus berjalan tanpa arah sekarang. Perasaannya hancur setelah mendengar semua ucapan Alice padanya tadi. Tapi perasaan itu ia tutupi dengan wajah dinginnya saat ini. Ia tidak ingin orang lain tahu bahwa ia sedang sedih saat ini. Tasya menaiki sebuah angkutan umum untuk pergi ke suatu tempat. Ia rasa ditempat itu ia bisa menenangkan dirinya. Ia ingin berbagi keluh kesahnya pada sahabat masa kecilnya itu. Ia ingin berada disamping Tisa saat ini. Entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu. Tanpa sepengetahuan Tasya, kini Axel dan yang lainnya mengikuti kemana gadis itu pergi.

Di pemakaman

"Hai Tisa, apa kabar??" Ucap Tasya seraya mengusap batu nisan tersebut

"Maaf gua baru datang sekarang. Maaf kemarin pas pemakaman lu gua gak datang. Gua gak bermaksud buat ngehindar dari lu, ataupun gak mau liat lu untuk yang terakhir kalinya. Gua cuma masih belum siap aja buat ketemu lu. Tapi sekarang lu gak usah sedih lagi karena sekarang gua udah datang" ucap Tasya seraya tersenyum getir dan tanpa gadis itu sadari ada yang memperhatikannya dari jauh

"Apa sekarang lu bahagia disana Tis?? Apa lu nyaman dengan dunia baru lu sekarang?? Apa lu udah lupa sama gua dan kenangan kita?? Dan apa lu gak kangen sama gua??" Ucap Tasya lirih seraya menaburi bunga diatas makam Tisa

"Jadi ini alasan yang dimaksud Arka" batin Axel miris seraya menatap gadis itu

"Lu tau Tis, cuma lu yang bisa buat gua jadi selemah ini. Tapi lu juga yang bisa buat gua setegar ini sekarang. Pengaruh lu bagi hidup gua terlalu besar Tis. Andai kita masih bisa bersama, gua bakal jalan bareng sama lu sekarang. Gua bakal ketawa bareng lu lagi, gua akan meluk lu lagi." Ucap Tasya lirih disertai dengan tetesan air mata yang mulai membasahi pipinya

"Gua mau curhat sama lu, lu mau kan dengerin curhatan gua?? Ya walaupun lu gak bisa kasih saran ke gua lagi. Tapi setidaknya lu bisa dengerin curhatan gua ini" ucap Tasya seraya menangis

"Gua sedih Tis. Gua hancur. Gua rapuh. Gua capek dengan dunia ini. Gua lelah pura-pura bahagia didepan semua orang. Gua ingin bahagia Tis tanpa ngerasain sakit. Gua ingin semua baik-baik aja tanpa adanya masalah. Apa gua salah kalo mengharapkan itu semua??" Ucap Tasya seraya terisak

AxelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang