Part 4: Gone

311 51 14
                                    

Jangan lupa tekan bintang dan komen 😊

"Maaf mencari siapa? Tuan dan Nyonya sedang tidak ada di Rumah" Bi Lastri bertanya kepada wanita di depannya itu, setahunya majikannya tidak berpesan akan kedatangan tamu.

"Kalau boleh saya tahu kemana perginya?"

"Ke Bandung, tadi pagi-pagi sekali mereka berangkat"

"Apa benar ini kediaman Anyelir" Nyonya Sarah bertanya dengan ramah kepada wanita berdaster di depannya itu.

Bi Lastri kebingungan saat ditanya demikian. Dia tidak tahu siapa orang di depannya itu dan untuk apa mencari Anyelir. Ragu-ragu bi Lastri menjawab

"I-iya benar, silahkan masuk, saya akan memanggilkan Nona Anyelir, maksud saya Anyelir" bi Lastri permisi ke belakang memanggil Anyelir.

Sementara itu Nyonya Sarah melihat-lihat isi ruang tamu rumah ini. ada foto sepasang suami istri dan kedua anaknya, yang satu perempuan remaja dan satu laki-laki sepertinya usianya masih 20an.

"Apa gadis itu yang bernama Anyelir, tapi nggak mirip dengan yang ada di foto bersama Rayan?" Nyonya Sarah yang masih asik melihat-lihat ruangan tersebut dikejutkan dengan terikan Bi Lastri. Dengan cepat dia mendatangi sumber suara teriakan Bi Lastri.

"Non Non sadar non, tolong tolong" Bi Lastri panik melihat darah segar keluar dari pergelangan tangan Anye dan gadis itu tidak sadarkan diri. Disampingnya terdapat cuter yang juga berlumuran darah.

"Astaghfirulloh haladzim" Nyonya Sarah memekik kaget melihat pemandangan di depannya itu. Ia berdiri mematung di pintu melihat pemandangan tersebut.

"Nyonya tolong panggilkan ambulan" seakan tersedar akan keterkejutannya dia segera mendekat ke Anyelir yang terbaring di lantai.

Nyonya Sarah segera memeriksa denyut nadi gadis tersebut dan segera melepaskan syal yang ada di lehernya kemudian mengikatkannya pada pergelangan tangan Anyelir yang terluka.

"Bi, tolong panggilkan supir saya di depan suruh dia kesini. Kita akan membawa gadis ini ke Rumah sakit".

"Baik" Bi Lastri segera berlalu sesekali dia terlihat mengusap matanya yang berair. Sementara itu Nyonya Sarah mencoba tenang memberikan pertolongan pertama. Sebagai dokter dia tidak boleh panik.

*****

Di Rumah sakit Bi Lastri dan Nyonya Sarah menunggu dengan cemas di depan ruang penanganan Anyelir. Bi Lastri terus mindar-mandir dengan cemas sementara Nyonya Sarah duduk di kursi panjang yang disediakan Rumah Sakit. Nyonya Sarah membawa Anyelir ke Rumah sakit tempat dirinya bekerja. Gadis itu masih ditangani dokter. Sesekali Nyonya Sarah melihat Bi Lastri memanjatkan doa untuk gadis yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Apa tidak sebaiknya anda menelpon orangtua Anyelir" Bi Lastri hendak menjawab peratanyaan Nyonya di depannya itu namun pintu ruangan Anyelir terbuka dan dokter yang menangani gadis tersebut keluar. Segera Bi Lastri menghampiri dokter tersebut dan mengabaikan pertanyaan Nyonya Sarah.

"Bagaimana kedaaannya dok?" Bi Lastri meremas tangannya, terlalu khawatir akan keadaan Anyelir.

"Luka ditangannya cukup dalam dan dia kehilangan banyak darah, kami akan segera memberikan transfusi darah. Anda tidak perlu khawatir saya akan berusaha semaksimal mungkin" dokter Reza mencoba menenangkan.

"Saya mohon tolong selamatkan Anye dok"

"Ibu bantu doa saja, kami pasti akan berusaha. Beruntung dokter Sarah cepat memberikan pertolongan pertama sehingga tidak menimbulkan hal yang fatal dan cepat membawa Anyelir ke Sini". Bi Lastri melihat ke arah Nyonya Sarah. Jadi wanita tersebut rupanya seorang dokter.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang