Maapkan telat update hehe
Happy reading!
****
Sudah seminggu Anye dan Rayan tidak saling menghubungi sejak pertengkaran yang terjadi setelah pulang dari resepsi pernikahan temannya Rayan.
Malam itu setelah Rayan membentak Anye tidak ada lagi percakapan yang menghiasi perjalanan mereka. Anye langsung turun tanpa mengucapkan sepatah katapun dan berlari memasuki rumahnya. Ia sudah terlanjur kecewa dengan Rayan.
Rayan tidak menghubungi ataupun mengirimkan pesan pada Anye sejak saat itu, atau Rayan sudah mencoba menghubungi Anye tapi ia tidak tahu. Karena malam itu Anye langsung mematikan ponselnya dan ia biarkan ponselnya selama seharian mati. Anye hanya belum siap berbicara dengan Rayan.
Tapi sepertinya Rayan tidak mau memperbaiki semuanya terbukti ia tidak berusaha menghubungi Anye dan tidak berusaha menemuinya. Anye juga sebenarnya sudah memikirkan apa sikapnya sudah kelewatan dengan mengungkit-ungkit masa lalu Rayan.
Anye hanya ingin Rayan menegaskan tentang perasaannya tapi respon laki-laki itu justru membuat Anye marah dan berakhir dengan pertengkaran.
Mungkin ini yang dinamakan ujian menjelang pernikahan. Seperti kata orang-orang semakin dekat pernikahan kita maka semakin banyak juga ujian bagi kedua pasangan tersebut. Tidak sedikit pula pasangan yang lebih memilih mundur karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya.
Anye menggelengkan kepalanya kuat-kuat ia tidak mau kalau sampai hal itu terjadi.
"Kenapa Nye?" Haikal mengerutkan dahinya melihat Anye tiba-tiba bersikap demikian.
"Hehe nggak papa kak." Anye meringis malu, ia lupa saat tengah berada di ruang tamu bersama Haikal dan Lili.
"Itu si kampret tumben jarang kesini?"
"Hah?"
"Pacar kamu si Rayhan Rayhan itu. Haikal berdecak malas.
"Rayan kak Rayan." Kali ini Lili ikut menimpali.
"Iya itu maksudnya. Kalian lagi berantem?" Haikal menyelidik penasaran. Pasalnya sudah beberapa hari ia tidak melihat calon adik iparnya itu ke rumah.
Biasanya hampir setiap hari Rayan mengantar Anye pulang namun akhir-akhir ini Anye sering pulang sendirian. Kadang Anye memintanya menjemput ke kampus.
"Nggak kok. Anye menjawab singkat.
"Nggak baik berantem lama-lama bentar lagi kan mau nikah." Haikal menasehati, walaupun ia terlihat tidak menyukai Rayan namun ia tahu adiknya itu benar-benar mencintai Rayan.
Haikal hanya ingin melihat adiknya itu bahagia, walaupun ia malas mengakui tapi memang kenyataannya Rayan memang berniat serius dengan adiknya itu.
"Kita gak berantem kok. Udah ah Anye mau ngerjain tugas dulu." Anye berniat kabur untuk menghindari Haikal yang sedang mengintrogasinya.
"Kamu lagi PMS yah dari kemaren marah-marah mulu bawaannya." Haikal berteriak namun sayang Anye lebih dulu masuk ke kamarnya.
****
Anye mematikan ponselnya yang sejak tadi terus berdering, saat ini ia sedang berada di dalam kelas mengikuti perkuliahan sore. Anye cukup terkejut melihat siapa yang menelponnya, akhirnya setelah menghilang selama 8 hari laki-laki itu menghubunginya.
"Baiklah perkuliahan hari ini dicukupkan sampai jumpa minggu depan selamat sore." Pak Gumelar mengakhiri perkuliahan sore ini.
Anye bergegas membereskan barang-barangnya dan berjalan ke arah depan gerbang, Haikal hari ini tidak bisa menjemputnya akhirnya terpaksa Anye harus memesan layanan ojek online.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANYELIR
Fiksi UmumRayan menghela nafasnya berat, dia juga bingung dan merasa bersalah di waktu bersamaan. "saya Rayan, Narayan Airlangga. Saya tahu ini bukan suasana yang pantas untuk berkenalan. Satu yang harus kamu tau saya nggak akan lari dari tanggung jawab". "Sa...