Part 3: Tired

362 58 15
                                    


Chandra berdiri di depan apartemen Rayan dengan cepat ia menekan password apartemen yang sudah diingatnya karena Rayan yang memberikan. Berteman selama hampir seumur hidupnya membuat Chandra paham betul bagaimana sifat pelupa yang dimiliki Rayan. Chandra dan Rayan sudah berteman sejak kecil karena keduanya merupakan saudara sepupu.

"Gila lo yah semalem gue udah bilang jangan macem-macem malah bikin perkara kaya gini" Chandra mendaratkan pantatnya di sofa milik Rayan, duduk di depan pemuda tersebut yang sedang bungkam.

"Gue harus gimana Chan?" Rayan mendesah frustasi memijat keningnya yang terus berdenyut pusing.

"Sebenarnya apa yang lo lakukan semalem? Dan siapa cewek itu?"
Akhirnya Rayan menceritakan semua kejadian semalam dengan detail bagaimana bisa dia berakhir dengan Anyelir.

"Goblok lu, ya mabok sih mabok Ray tapi ya jangan sampe nidurin cewek sembarangan lah" sungut Chandra kesal tidak habis pikir sahabatanya ini bisa melakukan hal demikian.

"Gue laki-laki normal Chan, kalo lo yang tadi malem ada diposisi gue juga pasti bakal berakhir kaya gue"

"Bro, gue tahu kadar toleransi lo sama alkohol tuh tinggi jadi gak mungkin tadi malem lo begitu mabuk. Apa jangan-jangan lo lagi ngelampiasin kekesalan lo karena Airin nikah sama Juna?" tuduh Chandra.

"Lo jangan bawa-bawa Airin yah, dia gak ada sangkut pautnya sama masalah ini".

"Ya gue pikir lo frustasi diting.."

"Shut up!" Rayan marah

"Sorry, oke jadi gimana lo bisa tergoda sama cewek itu? Secantik apa sih tuh cewek sehingga seorang Narayan Airlangga Wijaya bisa tergoda?" nada bicaranya seperti menledek Rayan.

"Dia nggak ngegoda gue, dia cuma lagi terpengaruh obat. Dan kayaknya dia cewek baik-baik" Rayan kembali mendesah frustasi dia sangat menyesal dengan perbuatannya.

Ya, Anyelir memang sepertinya gadis baik-baik dilihat dari pakaiannya yang ia kenakan semalam. Menurutnya pakaian Anyelir semalam cukup sopan untuk ukuran perempuan yang pergi ke Bar. Dan wajahnya juga menyiratkan kalau dia memang gadis baik-baik. Sial, siapa orang yang tega menjebak gadis itu semalam.

"Dari mana lo tau dia cewek baik-baik?" cecar Chandra.

"Dia masih perawan".

"Bangsatt" Chandra melempar bantal ke arah Rayan, terlalu terkejut dengan ucapan Rayan.

"Nyet, sumpah lo goblok banget. Gila gue gak nyangka. Masih mending kalo tu cewek nakal yang lo tidurin lah ini ckk".

"Gue kasihan sama tuh cewek kalo sampe orangtuanya tahu anaknya habis diperkosa gimana kecewanya mereka".

"Bangsat, gue gak merkosa yah. Dia sendiri yang minta dan ahhh lo malah bikin gue tambah pusing balik aja sono" Rayan marah tidak terima di judge seperti itu.

Chandra menatap sahabatnya itu prihatin "sekarang lo selesain masalah lo sama cewek itu dulu, urusan media biar ditanganin sama bokap lo".

Rayan hanya bisa bergumam sambil menyandarkan punggunya ke sofa, dia begitu tertekan saat ini. sementara Chandra hanya bisa menatap sahabatnya prihatin atas masalah yang menimpanya.

*****

Anyelir duduk diam di atas ranjangnya, tatapan matanya kosong sudah sejak pagi tadi saat ia diantar pulang Rayan perasaannya masih kalut. Ia merasa tak berharga dan hina.

Anye jijik dan benci dengan dirinya saat ini. Tidak ada lagi isak tangis seperti tadi pagi. Yang dia lakukan hanya diam memandangi jendela yang memantulkan warna jingga, hari sudah senja.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang