Part 34: Ending Scene

577 48 53
                                        

Hope you like guys

Happy reading

*****

Anye sejak tadi tidak bisa diam berulang kali ia merubah posisi duduknya, Anye tengah gelisah, ia memainkan ujung kebaya putihnya.

Saat ini Anye tengah berada di kamarnya menunggu Rayan selesai melakukan ijab kabul. Setelah perjalanan yang panjang dan terjal akhirnya tiba hari dimana momen paling membahagiakan dalam hidupnya. Ya, hari dimana ia resmi menjadi istri Narayan Airlangga.

Anye dan Rayan sepakat melangsungkan ijab kabul di rumah orang tua Anye dengan sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat.

Selanjutnya resepsi akan diadakan seminggu setelahnya di sebuah hotel mewah di bilangan Jakarta. Jangan Tanya siapa yang mengajukan acara resepsi mewah tersebut tentu saja Nyonya Sarah.

Anye di temani Lili dan juga bi Lastri di kamar menunggu sampai prosesi ijab kabul selesai. Tak bisa dipungkiri Anye sangat gugup saat ini.

Pintu kamarnya dibuka dan haikal yang memakai jas dan rambut rapih tersenyum ke arah adiknya itu, "Yuk keluar ijab kabulnya udah selesai."

"Alhamdulilah." Lili dan bi Lastri berbarengan mengucap syukur dan kelegaannya.

Anye tidak bisa menyembunyikan binaran kebahagiann di matanya, ia sudah sah menjadi istri Rayan sekarang. Matanya sudah berkaca-kaca padahal ia belum menemui suaminya itu.

"Jangan nangis, adik kakak sudah besar. Sekarang sudah jadi istri orang." Haikal tersenyum mengelus pelan puncak kepala adiknya itu agar tidak merusak hiasan di rambut Anye.

"Kaaak" Anye merengek seperti anak kecil, "Makasih udah jagain Anye selama ini. Kakak selalu belain Anye dan lindungin Anye, sekarang tugas kakak sudah selesai. Sudah ada yang akan jagain Anye." Anye memeluk Haikal erat, ia tidak akan bisa membalas kebaikan kakaknya selama ini.

Anye bisa melewati semua penderitaan hidupnya karena ada Haikal yang selalu di sampingnya. Kalau bukan karena Haikal ia mungkin tidak sanggup mengahadapinya sendirian.

"Dasar cengeng gitu aja nangis." Haikal mengusap matanya yang juga berair. Ia tidak menyangka akan melepas adiknya secepat ini. ia bahagia melihat Anye akhirnya mendapat kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan.

"Lili juga mau ikutan di peluk." Lili menghambur ikut memeluk Haikal jadilah mereka bertiga saling berpelukan.

Bi Lastri yang menyaksikan momen haru di depannya ikut merasa bahagia. Akhirnya gadis yang sudah ia urus sejak kecil yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri telah menemukan kebahagiaannya.

"Udah-udah Anye udah ditunggu cepetan malah peluk-pelukan." Haikal terkekeh melihat tingkah adik-adiknya.

"Mau peluk kakak lebih lama." Anye merengek seperti anak kecil tidak mau melepaskan pelukannya.

"Lili juga." Gadis itu terkekeh sembari mengeratkan pelukannya pada kedua kakaknya tersebut.

"Udah punya suami juga masih peluk-peluk cowok lain. Ini lagi anak kecil ikut-ikutan." Haikal mengelus puncak kepala adik-adiknay bergantian. adik-adiknya tumbuh secepat ini waktu berlalu begitu cepat.

Perasaan baru kemarin ia masih memakai seragam merah putih menuntun Anye setiap pulang sekolah. Dan begitu sampai di rumah langsung menciumi pipi gembil Lili yang kala itu masih bayi. Sekarang Anye sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan Lili beranjak menajdi gadis remaja.

"Yuk turun sekarang udah ditungguin di bawah." Haikal melepaskan pelukannya.

"Hayuk non." Bi Lastri dan Lili menuntun Anye keluar dari kamarnya menemui Rayan dan yang lainnya.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang