Part 30: Beautiful Life

302 42 38
                                        

Haloooooooo
Maafkan upadatenya super lama 😭
Happy reading!

****

Setelah kejadian malam itu Rayan langsung bertindak dengan melaporkan Juan atas tindakan pemerkosaan. Semua sudah ia urus dengan bantuan Chandra sekarang bajingan itu sudah mendekam di penjara. Hari ini ia harus menemani Anyelir ke kantor polusi untuk memberikan keterangan.

Rayan tentu tidak membiarkan Anyelir datang ke sana sendirian karena gadis itu masih menyisakan trauma. Selama tiga hari pula Anyelir tinggal di apartemennya, ia tidak mengijinkan gadis itu pulang ke tempat kostnya. Anyelir masih tidak mau di antar pulang ke rumah orang tuanya jadi lebih baik jika gadis itu sementara waktu tinggal di apartemennya dulu.

Rayan juga tidak mengatakan masalah ini pada orang tua Anyelir dan orang tuanya karena permintaan gadis itu. Anyelir tidak mau kalau sampai orang tua mereka tahu ia hanya ingin masalah ini selesai tanpa ada keributan lain. Jadi ia sepenuhnya menyerahkan masalah ini pada Rayan.

Setelah masalah ini selesai Rayan akan langsung menemui orang tua Anyelir untuk meminta izin menikahi putrinya. Kali ini bukan karena ada unsur keterpaksaan tapi memang niat dari hati Rayan untuk menikahi Anyelir tidak seperti 7 bulan yang lalu.

"Ayo turun." Rayan menoleh ke arah Anyelir yang dari tadi diam selama di perjalanan.

Anye tersadar dari lamunanya ia menoleh ke arah Rayan yang memintanya untuk segera turun dari mobil dan masuk ke dalam kantor polisi. Ia gugup dan masih menyisakan rasa takut jika di dalam ia bertemu dengan Juan.

Anye menghela nafasnya berat, telapak tangannya sampai berkeringat saking gugupnya. Rayan yang bisa melihat dengan jelas Anyelir sedang gugup berusaha menenangkan.

Rayan meraih tangan Anye dan menggenggamnya, "Jangan takut. Saya di samping kamu." 

Anye mengertakan genggaman tangannya, senyuman Rayan mampu membuatnya tenang, ia mengangguk pertanda siap memasuki gedung di depannya itu.


****

Saat ini Rayan dan Anye sedang perjalanan pulang setelah memberikan kesaksian di kantor polisi tadi. Rayan terlihat lega setalah Anye memberikan kesaksian secara jelas, Anye bisa mengatasi rasa gugupnya saat dimintai keterangan.

"Saya mau pulang, bisa kamu antarkan saya ke kostan."

"Nggak. Kamu masih belum pulih." Rayan tentu saja tidak akan mengizinkan mengingat kondisi Anyelir yang belum terlalu baik jika ditinggal sendirian.

"Saya sudah baik-baik saja, kamu gak perlu khawatir. Lagi pula nggak baik kita lama-lama tinggal bersama." Anye mencoba memberi pengertian.

"Kamu yakin?" Rayan memicingkan matanya tidak percaya.

Anyelir mengangguk, ia tidak enak jika harus tinggal lebih lama lagi dengan Rayan. Biarpun mereka tidak melakukan sesuatu yang negatif namun tetap saja tidak etis laki-laki dewasa dan perempuan dewasa tinggal dalam satu rumah tanpa ada ikatan pernikahan. Kalau Haikal tahu sudah pasti ia akan segera menyeret Anyelir pulang.

Sementara itu Rayan hanya bisa menekuk wajahnya masam tidak rela Anyelir meninggalkannya. Sabar Rayan sebentar lagi gadis itu juga akan menjadi istrinya yang tentu saja mereka akan tinggal bersama.

****

Anye masih terlelap ketika ponselnya berdering ada panggilan masuk ke ponselnya. Tadi siang setelah Rayan mengantarkannya ke tempat kostnya Anye langsung membereskan kamarnya yang sudah beberapa hari ia tinggalkan. Setelah rampung membereskan kamarnya ia terlelap kelelahan.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang