Sebelum membaca tekan bintang dulu 😊
Happy Reading 💐
Anye sedang menjalani sesi konseling dengan dokter Yuri-psikolog yang ditugaskan oleh nyonya Sarah untuk menanganinya. Baru 3 kali bertemu dengan dokter Yuri namun Anye merasa nyaman untuk bercerita.
Mulanya Anye masih menutup diri. Namun dengan keahliannya, dokter Yuri mampu membuat Anye yang pendiam sedikit demi sedikit bisa nyaman mengeluarkan isi pikirannya. Pembawaannya yang ramah dan pengertian seperti seorang teman dan kakak membuat Anye senang kepada dokter tersebut padahal Anye tidak mudah dekat dengan orang yang baru di kenalnya.
Dokter Yuri selalu bilang dirinya bukan orang sakit jiwa, Anye hanya stres karena terlalu banyak pikiran dan tidak ada teman untuk di ajak berbagi masalah. Anye hanya tidak suka bercerita dan membicarakan maslahnya kepada siapapun bahkan ke temannya sendiri. Anye terlalu tertutup dan pendiam.
Dokter Yuri paham apa yang menjadi penyebab Anye seperti itu. Maka dari itu dia selalu berhati-hati dalam berbicara kepada Anye. Wanita cantik berusia awal 30an itu sudah sering menangani pasien seperti Anyelir ini.
“Jadi apa yang kamu rasakan jika sendirian?” dokter Yuri dengan nada ramahnya kembali bertanya.
“Saya merasa kosong, saya selalu sedih dan kesepian. Saya merasa nggak ada gunanya lagi saya hidup. Pikiran seperti itu selalu terlitas di benak saya ketika saya sendirian.”
“Anye dengarkan saya. Kamu saat ini sedang berada di titik terendah dalam hidup kamu. Kamu merasa tidak berguna, kamu kesepian dan kosong. Percayalah semua manusia dewasa pernah mengalami itu. Tapi yang harus kamu tahu kamu masih punya Tuhan yang selalu ada untuk kamu. Ingat sayang, seberat apapaun masalah kamu saat ini, coba lebih dekat dengan Tuhan. Hidup ini memang berat, kalau saya jadi kamu belum tentu saya bisa. Tapi kamu itu hebat Anye, kamu bisa melewati semua ini. Masih ada orang-orang yang menyayangi kamu, jangan buat mereka kecewa dan sedih. Jadikan mereka yang menyayangi kamu sebagai sumber kebahagiaan kamu.” Dokter Yuri mengusap lembut tangan Anye memberikan ketenangan untuk gadis itu.
Anyelir kembali menyesal telah mencoba mengakhiri hidupnya, ia seharusnya tidak melakukan perbuatan yang di benci oleh Tuhan. Anye gelap mata kemarin, ia lupa bahwa ia masih punya Tuhan yang selalu meyanyanginya. Setelah ini Anye harus cepat-cepat bersujud dan memohon ampunan-Nya.
“Dokter benar saya masih punya Tuhan, nggak seharusnya saya menyerah dengan masalah saya.”
Dokter Sarah tersenyum dan mengangguk.“Dokter, boleh nggak kapan-kapan saya menemui dokter”.
“Boleh sayang. Saya akan senang jika kamu sering-sering menemui saya.”
“Permisi, aku ganggu nggak?” Yerina-teman Anye tiba-tiba masuk ke ruang rawat Anye.
“Eh Yer sini masuk.” Anye menyuruh Yerina mendekat, Yerina langsung memeluk Anye.
“Maaf yah Nye, baru bisa jenguk.”
Dokter Yuri hanya menggeleng melihat dua gadis muda di depannya itu.“Nggak papa, eh iya kenalin ini dokter Yuri.”
Yerina langsung menjabat tangan dokter Yuri berkenalan.
“Kalau begitu saya permisi dulu, Anyelir semoga cepat sembuh. Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi saya atau langsung datang ke kantor.”
Anye mengangguk “Terima Kasih dok.”
“Saya permisi”.
Kedua gadis itu melihat kepergian dokter Yuri.
“Kok nggak bilang kalo di rawat di Rumah Sakit sih. Di telpon juga nomer kamu nggak aktif. Ini kalau bukan kak Haikal yang ngasih tahu aku nggak mungkin kesini?”

KAMU SEDANG MEMBACA
ANYELIR
General FictionRayan menghela nafasnya berat, dia juga bingung dan merasa bersalah di waktu bersamaan. "saya Rayan, Narayan Airlangga. Saya tahu ini bukan suasana yang pantas untuk berkenalan. Satu yang harus kamu tau saya nggak akan lari dari tanggung jawab". "Sa...