Ini lumayan panjang
Awas gumohHappy reading 😊
*****Anyelir tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang ia rasakan beberapa hari ini. Dimulai dari hubungannya dengan papa yang telah membaik dan kembalinya ia ke rumah. Meskipun hubungannya dengan mama tirinya masih begitu-begitu saja tapi Anyelir sudah merasa cukup senang.
Ditambah dengan Rayan yang tidak henti-hentinya membuat harinya berwarna. Ia baru tahu ternyata jatuh cinta seindah ini. Kemarin akhirnya ia diajak Rayan untuk menemui tante Sarah dan om Airlangga. Seperti sudah bisa ditebak tante Sarah begitu girang mengetahui selama ini Rayan dan dirinya menjalin hubungan diam-diam.
Tante Sarah dan om Airlangga juga tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya ketika Rayan mengutarkan akan menikahinya. Selama seharian bahkan Anye tidak diperbolehkan kemana-mana ia di kurung di dalam rumah mewah kediaman Airlangga.
Anye selama seharian diberondong dengan berbagai macam pertanyaan oleh tante Sarah. Sampai membuatnya pusing untuk menjawab kekepoan ibu-ibu tersebut. Anye juga disuruh untuk memanggil tante Sarah dan om Airlangga dengan sebutan Ibu dan Ayah seperti Rayan. padahal kan Anye belum resmi menjadi menantu mereka.
Anye seperti hidup di negeri dongeng Disney ia tidak menyangka hidupnya yang berat bisa terlewati dan berubah manis seperti sekarang.
"Jangan senyum-senyum terus saya bisa diabetes kalo kamu senyum seperti itu?" Rayan yang sejak tadi menyetir sering mencuri-curi pandang ke sampingnya melihat Anyelir yang sejak tadi mengamati cincin yang melingkar di jari manisnya yang ia berikan tempo hari saat di rumah sakit.
"Saya kan nggak ngasih senyum ke kamu." Anye mendengus karena malu kegiatannya di ganggu oleh Rayan.
"Saya selalu memperhatikan kamu jadi apapaun yang kamu lakukan saya akan selalu melihat." Rayan terkekeh berhasil menggoda Anyelir ia memang senang menggoda gadis itu karena pipinya akan memerah jika sedang di goda olehnya.
"Sudah sana fokus nyetir nanti telat." Anye membetulkan rambutnya yang ia gerai.
"Sudah hampir sampai kok. Itu di depan." Rayan menunjuk bangunan mewah di depannya.
Malam ini Anye diajak Rayan ke resepsi pernikahan temannya, Rayan tidak mau berangkat sendiri jadilah ia mengajak Anye. Nggak asik kondangan sendiri. Rayan juga sekalian ingin mengenalkan Anyelir pada teman-temannya.
*****
Rayan memarkirkan mobilnya di basement dan turun menggandeng Anyelir ke tempat pesta di gelar.
Anye sejak tadi tidak nyaman dengan perlakuan Rayan terhadapnya, masalahnya tangannya sejak tadi bertengger manis dalam genggaman pria itu. Anye sudah meminta agar Rayan melepasnya namun dengan entengnya Rayan menjawab, nanti kamu hilang kalo gak saya gandeng.
Bola mata Anye memutar jengah mendengar jawaban tersebut.Serius Anye bukan anak kecil yang akan hilang jika di lepas oleh orang tuanya. Yang membuat Anye risih sebenarnya sejak tadi banyak orang-orang yang melihat dengan penasaran ke arah mereka.
"Kita kasih selamat dulu ke pengantinnya?" Rayan menggandeng Anyelir ke atas pelaminan memberikan selamat kepada temannya yang hari tengah berbahagia.
Anye sih nurut-nurut saja Rayan mau membawanya kemana.
"Congrats Mar akhirnya nikah juga" Rayan menyalami dan merangkul temannya yang bernama Marco tersebut.
"Thanks bro udah dateng. Eh siapa nih?" Marco menunjuk Anye yang berada di samping Rayan.
Rayan tersenyum penuh arti, "calon istri, bentar lagi gue nyusul."

KAMU SEDANG MEMBACA
ANYELIR
Ficción GeneralRayan menghela nafasnya berat, dia juga bingung dan merasa bersalah di waktu bersamaan. "saya Rayan, Narayan Airlangga. Saya tahu ini bukan suasana yang pantas untuk berkenalan. Satu yang harus kamu tau saya nggak akan lari dari tanggung jawab". "Sa...