Part 28: Rayan's Anger

337 44 25
                                        

Cek cek cek 1 2 3

Happy reading

Jangan lupa bintangnya 🌟

*****

Anye memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya, ia saat ini berada di balik semak-semak bersembunyi menunggu Rayan datang. Doa tak henti-hentinya ia panjatkan meminta keselamatan pada-Nya. Anye masih terus menangis tak henti-hentinya karena rasa takut.a takut bukan Rayan yang menemuinya pertama kali melainkan Juan atau orang jahat lainnya.

Terdengar suara mobil berhenti di depannya, Anye memejamkan mata dan membekap mulutnya ia takut itu suara mobil Juan. Anye masih dalam posisinya tangannya gemetar dan jantungya berpacu sangat cepat.

"Anyelir." Rayan berteriak mencari keberadaan Anyelir.

Anye akhirnya bisa membuka matanya ia lega Rayan menemukannya, Anye akhirnya terisak semakin keras mengekspresikan kelegaannya.

Rayan yang masih mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari keberadaan Anyelir akhirnya mendengar suara tangisan dari balik semak-semak ilalang di sebelah kananya. Ia segera berlari menghampiri tempat tersebut dan benar saja gadis itu sedang meringkuk dengan air mata berlinangan dan kondisinya sangat kacau.

"Anyelir." Rayan langsung berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Anye dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Rayan lega bisa cepat menemukan gadis itu namun ia juga sedang menahan amarahnya pada orang yang telah melakukan ini pada Anyelir.

Anye semakin terisak di pelukannya ia membiarkan saja gadis itu menangis meluapkan ketakutannya, "Kamu aman sekarang ada saya." Rayan membelai sayang rambut gadis itu memberikannya ketengan mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja.

Rayan membantu Anyelir berdiri dan betapa terkejutnya ia melihat bukan hanya lengan baju gadis itu yang koyak melainkan bagian depannya juga. Rahangnya mengeras Rayan mengumpat dalam hati ia akan menghajar orang yang telah melakukan hal ini pada Anyelir.

Rayan melepaskan jaket yang ia kenakan dan memakikannya pada Anyelir tak lupa ia menangkup wajah gadis itu dan menghapus air matanya, "Kita pulang sekarang."

Anye mengangguk dan membiarkan Rayan menuntunnya masuk ke dalam mobil. Anye sangat bersyukur saat ini Rayan bersamanya. Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya jika bukan Rayan yang datang melainkan laki-laki brengsek itu.

*****

Rayan membawa Anyelir ke apartemennya ia tidak mungkin mengantarkan gadis itu kembali ke kostannya dengan keadaan seperti ini. ia juga tidak mungkin mengantarkan gadis itu kerumahnya. Rayan tidak bisa membiarkan Anyelir seorang diri di saat seperti ini. Gadis itu pasti masih ketakutan dan Rayan tidak mau terjadi sesuatu yang buru pada Anyelir.

"Duduk disana saya buatkan teh dulu."

Dengan patuh Anye duduk di sofa yang ditunjukan Rayan. Jari tangannya saling bertautan pikirannya masih melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu saat Juan berniat memperkosanya. Anye tidak habis pikir mengapa banyak orang jahat di sekitarnya.

Rayan memberikan secangkir teh hangat pada Anyelir, "Mainum dulu."

Rayan bisa melihat tangan gadis itu masih bergetar ketika menmegang cangkir yang disodorkannya, Anye masih gemetar ketakutan saat ini. Rayan sebenarnya ingin meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi pada Anyelir tapi ia tidak bisa memaksanya untuk bercerita.

Karena saat ini kondisi Anyelir belum tenang dan Rayan tidak mau memaksa biarkan Anye istirahat dulu malam ini. Rayan sejak tadi terus mengamati Anyelir namun gadis itu justru mengarahkan pandangannya pada jari-jari tangannya yang saling bertautan tatapannya kosong.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang