Author: Liuruna
Genre/Rate: Slash Romance, Slice of Life/ R15+
==Enjoy==
.
.
.
.
.
Mendapati Yoongi-hyung tengah menyesap susu cokelat dari mug miliknya adalah anomali bagi Jimin.
Di unit flat yang mereka sewa berdua ini tidak ada yang menyukai susu. Jimin lebih suka teh, dan biar menggilai kopi, Yoongi-hyung tidak suka kopinya diberi campuran susu, pun gula. Yoongi-hyung tidak terlalu suka rasa manis sama sepertinya. Kopi punya cita rasa sendiri, dulu dia bilang begitu. Memang benar, sih, Jimin juga setuju. Mereka terkadang pergi ke kedai bersama jika senggang.
Di unit flat mereka sebenarnya ada sebuah espresso machine milik Yoongi-hyung, tapi pemuda lebih tua selalu mengajak Jimin keluar dengan alasan ingin kopi yang diseduh dengan cara lain. Jimin sih, senang-senang saja selama uang bulanannya tetap aman, karena Yoongi-hyung yang sudah berpenghasilan sejak semester kelima selalu mentraktir dia.
Katanya begini, apapun demi pacarku, tapi jangan minta sesuatu kepadaku ya, aku belum banyak uang. Jimin kan jadinya makin sayang, terlebih memang tidak berniat untuk merepotkan Yoongi-hyung sih, sudah dibolehkan mengisi kamar kosong di flatnya saja Jimin sungguh merasa bersyukur.
Jadinya setiap hari bisa bertemu, tidak memendam rindu seperti dulu. Jimin memang mengenal Min Yoongi-hyung dari media sosial, tepatnya sejak tahun kedua SMA, baru berpacaran secara LDR di tahun berikutnya. Begitu lulus, Jimin yang lolos seleksi ke tempat Yoongi-hyung berkuliah langsung menyusul sang kekasih ke ibukota.
Dan dua tahun lebih mengenal Yoongi-hyung membuat Jimin lebih dari tahu kalau bisa jadi, pemuda dengan rambut di cat putih itu tengah mengalami sesuatu.
"Hyung," suara Jimin mengudara, sedikit serak karena influenza tengah menyerang dia. "aku memang baru bangun tidur dari pulang kuliah sore tadi, tapi rasanya aku tidak berkhayal kalau ini bau cokelat kan? Hidungku belum mampet, kok, gatal di tenggorokan saja."
Stool di sebelah Yoongi-hyung dia duduki, Jimin terus mematai sosok yang tengah menyesap likuid dari mug itu pelan-pelan.
Apa yang terjadi padamu, hyung?!
Ingin Jimin tanya begitu tapi tersela oleh batuk menyedihkan, tenggorokannya gatal sekali sebenarnya. Jimin menggosok kedua sisi hidungnya dengan tangan terkepal karena disitu juga tiba-tiba gatal.
"Tadi aku sempat membaca kalau susu hangat bisa meringankan gejala flu, Jimin-ah. Tapi aku ingat kalau kau tidak suka rasa manis menyengat yang biasanya produk susu punya, jadi aku mencoba beberapa merk."
Mata Jimin membola, dia paling tidak suka jika Yoongi-hyung menghamburkan uang demi dirinya, apalagi untuk alasan konyol seperti ini. Protes sudah akan dilayangkan saat pemuda disebelah mengulas senyum sampai gusi merah mudanya nampak.
"Tenang saja, aku beli kemasan sachet masing-masing satu, Jimin-ah."
"Wih...," senyum Jimin kontan terbit, dia malu begitu tahu jika Yoongi-hyung melakukan hal ini demi dirinya. "Terus sudah ketemu yang rasanya enak, hyung?"
"Sudah."
Yoongi-hyung menunjukkan mug yang biasa Jimin pakai untuk menyeduh teh, di dasar mug itu ada sedikit likuid berwarna cokelat tersisa.
"Yang ini rasanya tidak terlalu manis, cokelatnya juga tidak pekat, kau pasti suka. Tapi aku perlu waktu lama untuk mempertimbangkan ... sampai tidak sadar kalo susunya sudah habis."
Kekehan Yoongi-hyung yang berat mengalun, "Soalnya ini susu pertumbuhan untuk anak sekolah, Jimin-ah, aku takut kau tersinggung."
Jadilah dia menunduk, menyembunyikan pipi yang semakin terasa panas sambil mengerucutkan bibir. Sebenarnya Jimin paling tidak suka digoda, karena pipinya gampang sekali merona. Lebih seringnya dia yang menggoda Yoongi-hyung karena pemuda itu suka sekali bersikap datar.
Jimin tidak mau kalah kali ini, sehingga dia segera bangkit, menumpu kedua tangan di bahu Yoongi-hyung lalu mendekatkan kepala, bermaksud mencuri rasa susu cokelat itu dari mulut sang kekasih secara langsung.
... yang sayangnya, dia malah bersin di depan wajah Yoongi-hyung.
Bersin itu datang tiga kali, sampai Jimin memejam mata dan reflek menggasak hidungnya karena geli. Setelah gelombang bersinnya reda, Jimin baru merasa ada usapan di tengkuknya dan rasa hangat dari Yoongi-hyung yang memeluknya.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Jimin-ah," Yoongi-hyung mengayun sedikit tubuh mereka, membuatnya terbuai. "Tapi untuk sekarang jangan cium-cium dulu, ya? Jika aku sakit juga, aku tidak akan bisa merawatmu."
Telinga Jimin menyengat panas sekali saat Yoongi-hyung mengecup pelipisnya. "Tunggu sebentar, aku akan beli susu merk ini lagi."
Kini ganti dahinya yang dibubuhi kecupan. "Ketahuilah kalau aku tidak bermaksud membuatmu tersinggung, Jimin-ah, aku melakukannya karena ingin kau segera sembuh."
Mungkin termometer saja tidak akan cukup untuk mengukur perasaan meletup-letup yang Jimin punya bagi Yoongi-hyung.
-End-
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Kiss Yoongi | YoonMin Party ✔️
Fanfic[END] [Daily Update] [YoonMin Project] Jika ada hari dimana Jimin berinisiatif mencium Yoongi, maka ini adalah harinya! Jika ada hari dimana bibir Yoongi yang menjadi objek fokus utama di dalam fanfic YoonMin, maka ini adalah harinya! Mari berpesta...