Sudah hampir sepuluh menit lamanya, namun Lisa masih bertahan dalam posisinya yang kini tengah memandang lekat pada dua bongkah daging ayam di kedua tangannya secara bergantian.
"Yang ini sepertinya lebih segar, tapi yang satu ini jauh lebih murah..." gumam wanita bersurai dark brown tersebut lirih. "Hmm... apa aku beli saja yang ini? Tapi harganya berbeda 1.700 Won."
"Lalisa-ssi, apa belanjanya masih lama?"
Lisa refleks menoleh kepada sumber suara bariton yang baru saja meminta atensinya. Bibir merah mudanya mengembang, membentuk sebuah senyuman lebar. Ia baru ingat bahwa dia sedang mengajak seseorang menemaninya belanja.
"Sebentar lagi selesai. Bagaimana menurutmu? Yang mana yang harus kupilih?" tanya Lisa sambil menyodorkan daging ayam ke arah pemuda yang sedang menekuk wajahnya.
"Yang mana saja tidak masalah." Jawab Jungkook ogah-ogahan.
Lisa memutar bola matanya, "Baiklah, aku pilih yang segar saja. Pasti rasanya lebih enak." Wanita itu menaruh ayam pilihannya ke troli, "Apa tak ada yang ingin kau beli? Apa yang biasanya kau makan?"
Jungkook menggeleng pelan.
"Kalau begitu kau suka sayur?"
"Bisakah kita cepat pergi dari sini? Kau bilang tadi ingin membeli minuman, tapi sampai sekarang kau belum membeli minuman apapun."
Lisa mengerucutkan bibirnya lucu, "Iya, iya. Tak sabaran sekali."
Kali ini Jungkook yang memimpin perjalanan menuju rak minuman dua langkah di depan Lisa. Ketika sampai, ia segera mengambil satu kota susu pisang dan meminumnya. Sungguh, menemani Lisa berbelanja benar-benar membuat tenaganya terkuras dan tenggorokannya kering. Seharusnya dari tadi Jungkook memohon diri untuk pulang sendiri saja.
Ah, dasar bodoh. Batin Jungkook.
Pria bergigi kelinci itu menyapu bibirnya dengan punggung tangan, ketika tak sengaja ia melihat ekspresi wajah Lisa yang memandanginya dengan pandangan yang tidak bisa ia artikan.
Jungkook mengusap tengkuknya kikuk, "A-aku akan membayar ini sendiri." Pria itu hanya mendapati Lisa mengulas senyum yang terlihat sendu.
"Hyanggi juga menyukainya."
Jungkook mengedipkan matanya cepat, tidak mengerti apa yang dimaksud wanita itu.
"Susu itu. Anakku juga sangat menyukai susu rasa pisang."
Ah.
Jungkook tidak pernah mendengar Lisa mengoceh tentang putrinya, namun ia tahu bahwa akan canggung bagi keduanya jika ia bertanya lebih jauh tentang putri wanita itu.
Untung saja Lisa berinisiatif memecah suasana canggung diantara mereka.
"Aku saja yang membayar minumanmu. Anggap saja imbalan untuk menemaniku belanja." Ujar Lisa kemudian mendorong trolli belanjanya menuju kasir, melewati Jungkook yang kemudian mengekorinya.
***
Jungkook bernafas lega. Mereka telah selesai berbelanja setelah memborong hingga menjadi dua kantung plastik besar. Baru saja ia ingin membawakan kantung-kantung tersebut, Lalisa dengan sigap menentengnya sambil berjalan keluar supermarket. Jungkook segera berlari kecil menyusul wanita itu.
"Biar kubantu." Ucap Jungkook saat dirinya hampir berhasil mengambil kantong plastik dari tangan kanan Lisa.
"Tidak perlu. Aku sudah biasa melakukan ini." Lisa tersenyum tipis, "Lebih baik kita segera pergi. Sepertinya akan segera hujan."
Jungkook terdiam sesaat sambil memandangi Lisa yang dengan cekatan memasukkan semua belanjaannya ke dalam bagasi mobil. Sejujurnya dia agak terkejut mendapati sikap Lisa yang diluar dugaannya, ternyata cukup mandiri. Pria itu jadi merasa agak bersalah karena sempat mengira bahwa wanita itu akan memperbudak dirinya selama berbelanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...