Taehyung bersiul pelan. Suasana restoran tempat Tzuyu mengajaknya makan malam cukup classy. Pemuda itu tidak menyangka jika gadis pecinta Real Madrid seperti Tzuyu akan memilih tempat seperti ini untuk berkencan dengannya.
Sekali lagi, kencan.
Taehyung menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Ia masih belum percaya jika Tzuyu mengajaknya berkencan. Taehyung baru kali ini berkencan dengan perempuan, apalagi kencan mendadak seperti sekarang.
"Taehyung-ah, kau sakit? Wajahmu memerah."
Pemuda itu menurunkan tangannya demi melihat Tzuyu yang menatapnya dengan khawatir.
"Ah, tidak. Aku baik-baik saja." Ucap Taehyung sambil tersenyum gugup. Ia mengalihkan pandangannya, memilih untuk mengalihkan perhatiannya pada desain interior restoran.
"Kau mau pesan apa?"
"Samakan denganmu saja. Aku tidak begitu banyak tahu tentang masakan Italia."
Tzuyu mengangguk. Ia lalu memanggil pramusaji dan berbicara dengan lelaki muda berseragam itu. Sang pramusaji mengangguk lalu tersenyum pada Tzuyu. Lain halnya dengan Taehyung, entah mengapa pemuda itu tidak suka melihat si pramusaji menatap Tzuyu terlalu lama.
"Tzuyu," Taehyung memanggil gadis itu untuk meminta perhatian dari temannya itu. "Dari mana kau mendapat rekomendasi restoran ini?"
"Dari sunbae ku. Dia bilang disini suasananya nyaman dan romantis. Aku menyukainya."
Taehyung mengangguk setuju. Suasana restoran itu memang romantis dengan pencahayaan yang remang-remang, dihiasi lilin wangi yang menyala di setiap mejanya.
"Tapi ada sesuatu yang spesial disini, yang tidak kutemukan di restoran lainnya. Aku yakin kau pun akan setuju denganku."
"Apa itu?"
"Kau akan segera tahu. Ngomong-ngomong, aku ke toilet sebentar ya. Kau tunggu saja disini."
Gadis itu meninggalkan Taehyung lalu berjalan anggun menuju toilet. Taehyung sendiri mengisi waktunya dengan memerhatikan beberapa jenis sendok, garpu, dan pisau yang diletakkan di depannya. Pemuda itu lalu iseng menukar-nukar posisi alat makan tersebut.
"Selamat malam, Tuan. Saya membawakan dua salami atas pesanan Nona Chou."
Taehyung membeku. Suara yang sangat familiar ini sudah lama tak ia dengar lagi. Pemuda itu mendongak, menatap wajah tampan yang tengah serius menata hidangan di atas meja makannya.
"Jungkook?"
Pemuda itu menoleh. Selama sepuluh detik penuh, kedua saudara non kandung itu saling menatap dengan pandangan penuh makna.
"Taehyung... Hyung?"
Tanpa mereka sadari, Tzuyu sedang tersenyum cerah, memandangi kedua lelaki itu dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...