39

232 22 12
                                    

"Oh begitukah? Baiklah oppa. Tolong jangan terlalu lelah bekerja. Kau juga butuh istirahat... Oke, bye oppa."

Jisoo memerhatikan Lisa yang tengah menutup teleponnya dengan seseorang. "Siapa, Lalice?"

"Yixing oppa." Jawab Lisa yang kini kembali berkutat dengan laptopnya.

Kedua sahabat itu tengah menghabiskan waktunya dalam kamar Hyanggi, dengan dua cangkir teh jahe panas yang terhidang di meja kecil di dekat mereka. Lisa fokus mengetik di laptopnya sementara Jisoo sibuk merajut.

"Dia bilang apa?" Tanya Jisoo lagi.

"Hanya mengatakan bahwa dia masih banyak urusan di rumah sakit, jadi dia izin untuk tidak pulang malam ini."

Jisoo mengangguk pelan lalu beralih kembali pada rajutannya. Lisa yang menyadari sesuatu seketika menghentikan pekerjaannya lagi.

"Kalian bertengkar, ya?" Lisa menoleh ke arah Jisoo. "Akhir-akhir ini kau terlihat murung dan sering menangis, lalu kau juga terlihat menghindari Yixing oppa."

"Tidak. Kami baik-baik saja." Jawab Jisoo.

"Lalu mengapa kau menangis? Jungkook bilang kau menangis waktu ia berpapasan denganmu di tangga."

"Aku tidak menangis."

"Jangan bohong, Jisoo-ya."

Wanita cantik itu menghentikan kegiatannya merajutnya. Ia menoleh balik ke arah Lisa. "Kau yang menangis, Lisa. Aku melihatmu menangis di kamar, ditemani Jungkook. Sebenarnya ada apa denganmu?"

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan begitu. Aku khawatir padamu." Lisa mengalihkan fokusnya pada rajutan di tangan Jisoo. "Syal itu untuk siapa, Jisoo-ya?"

"Yixing oppa. Kan sudah kubilang kami tidak bertengkar."

Lisa mengernyit. "Hei tunggu, kau menyukai Yixing oppa?"

Jisoo mengangguk sambil mengalihkan pandangan ke rajutannya yang baru setengah jadi. Lisa hanya menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya lebih baik kau menyerah saja dengan perasaanmu, Jisoo-ya."

Jisoo kembali menoleh pada Lisa. "Apa maksudmu?"

"Yixing oppa sudah memiliki seseorang yang ia sukai sejak lama, bahkan sebelum aku memiliki Hyanggi di hidupku. Aku tidak tahu siapa wanita itu, tapi kau akan sulit mengubah perasaannya."

Jisoo menggeleng kuat. "Aku akan tetap mencoba berjuang dulu. Siapa tahu hasilnya tak seperti yang kau kira. Aku yakin dan percaya akan perasaanku."

Gadis Korea itu beranjak dari sofa yang tadi ia duduki bersama Lisa. "Daripada aku, bukankah kau yang seharusnya menyerah dengan perasaanmu?"

Lisa sedikit terkejut mendengar ucapan Jisoo. "Apa maks-"

"Aku tahu kau jatuh cinta pada Jungkook." Potong Jisoo cepat. "Apa yang sebenarnya kau inginkan, Lisa? Kau menginginkan Jungkook tapi kau juga menginginkan nyawanya untuk Hyanggi. Perasaan macam apa itu? Jangan terlalu egois."

Jisoo meraih cangkir teh jahenya lalu keluar dari kamar Hyanggi, meninggalkan Lisa yang sedang berusaha menahan air matanya.

***

"Hyung, kau tidak ingin pulang?"

Sehun tengah duduk di hadapan Yixing. Kedua pria itu kini tengah berada di ruangan sang dokter bedah jantung. Setelah berbicara dengan Sungjae, Sehun langsung menemui Yixing.

"Tidak, ada yang harus kita lakukan. Mumpung kau disini." Jawab Yixing.

"Apa itu, hyung?"

"Mencari bukti rekaman CCTV di basement."

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang