Sudah hampir dua minggu sejak kunjungan ke sekolah Tzuyu, Taehyung tak pernah bertemu dengan gadis itu. Ia menghilang lagi seperti ketika awal mereka berkenalan, membuat hati Taehyung tak tenang. Pemuda itu merutuki mengapa dirinya selama ini tak pernah terpikirkan untuk meminta nomor handphone Tzuyu. Sekarang yang bisa Taehyung lakukan untuk menghubungi gadis itu hanyalah dengan menempelkan sticky notes di pintu apartemennya.
Pagi ini Taehyung sama sekali tidak berselera untuk sarapan. Ia hanya mengambil sekotak susu dari dalam kulkasnya lalu duduk di sofa ruang TV. Pemuda itu menatap buku pinjaman dari Tzuyu yang tergeletak diatas meja, buku yang sudah lama selesai ia baca namun belum sempat dikembalikan pada pemiliknya.
Kemana perginya Tzuyu? Bagaimana kabar gadis itu?
Mengapa ia tiba-tiba tak bisa ditemui lagi? Mengapa pintu apartemennya kini selalu tertutup tiap kali Taehyung melihatnya?Pemuda itu menerawang. Apakah ia melakukan kesalahan sampai sahabat barunya memilih menghilang dari hidupnya? Seingat Taehyung, ia hanya sekali memancing kekesalan gadis itu karena membuat mereka dikejar petugas keamanan sekolah. Setelah itu pun Tzuyu sudah tidak terlihat marah lagi padanya.
"Apa mungkin gadis itu sedang PMS?" Gumam Taehyung pada dirinya sendiri. Ia teringat tingkah Jennie dulu setiap kali adiknya itu akan datang bulan. Jennie pasti akan sering marah-marah sendiri, menangis tanpa sebab, lalu mengurung diri di kamar.
Taehyung mengambil sticky notes dan pulpen dari saku jaketnya. Ia menuliskan sesuatu di situ. Tak lama kemudian ia bergegas keluar apartemennya untuk bekerja. Saat ia melewati pintu apartemen Tzuyu, pemuda itu menempelkan lagi sticky notes nya.
"Aku berangkat kerja dulu ya Tzuyu," seru Taehyung. "Jangan lupa sarapan!"
Taehyung memilih untuk tidak menunggu respon dari Tzuyu. Ia segera berlari untuk menuju Pet Shop tempatnya bekerja.
***
Sehun memerhatikan Kim Sejeong yang tengah memakan sarapannya dengan antusias. Mereka berdua kini tengah berada di minimarket yang terletak dekat dengan kantor polisi tempat Sehun bekerja, menikmati ramyun instan sambil berbagi kimchi dalam kemasan.Tidak, mereka bukan sedang berkencan. Kim Sejeong hanya tak biasa untuk makan sendiri, dan Sehun adalah satu-satunya orang yang sudah berada di kantor sepagi itu. Entah memang polisi itu sangat rajin, atau dia belum pulang sama sekali, seperti Kim Sejeong. Gadis itu tidak tahu, karena ia terlalu fokus untuk menuliskan berita yang ia dapat dari kepolisian semalaman.
"Oppa," Panggil Sejeong sambil menatap Sehun yang sedang menyeruput kuah ramyun dari wadahnya. "Kau sepertinya jarang sekali bisa kutemui akhir-akhir ini. Selalu Hanbin oppa yang menyambutku di kantormu. Dan setiap kali aku menanyakanmu padanya, Hanbin oppa selalu mencoba mengalihkan pembicaraan.
Oppa, kau sedang menyelidiki sesuatu secara tak resmi, ya?"
Sehun berhenti mengunyah kimchinya. Pria itu lalu berdeham pelan. "Tidak."
"Dari reaksimu sepertinya aku benar ya?"
"Kubilang tidak."
"Aku tidak bodoh, oppa."
Kadang wajah baby face Sejeong membuat Sehun lupa jika gadis didepannya ini tetaplah seorang wartawan berita, yang selalu mengakses informasi dari kantor Sehun. Tentu saja gadis itu kritis dan memiliki rasa penasaran yang tinggi.
"Bukan maksudku untuk kasar, tapi penyelidikanku ini bukan urusanmu, Sejeong. Jadi bahas yang lain saja."
Sejeong cemberut. Ia lalu mengeluarkan pulpen besinya dan menekan tombolnya sekali. Saat itu juga terdengar suara sayup- sayup Sehun dan Hanbin yang sedang mengobrolkan perkembangan kasus Do Kyungsoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...