"Tzuyu-ssi!"
Tzuyu hampir saja menjatuhkan bungkus makanan anjing yang ia pegang ketika mendengar suara berat milik tetangganya, Kim Taehyung. Benar saja. Tzuyu mendapati pemuda itu sedang berdiri beberapa langkah di belakangnya.
"Ah, Halo Taehyung-ssi." Sapa Tzuyu basa-basi.
Gawat. Tzuyu belum menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan Taehyung. Sudah pasti pemuda itu akan menanyakan maksud dari tindakannya mengirimi makanan-makanan itu. Bagaimana jika nanti Tzuyu keceplosan, mengatakan bahwa ia dibayar seseorang untuk merawat Taehyung?
"Kau... Bagaimana kabarmu?"
Tzuyu mengerjap sepersekian detik untuk mencerna kata-kata Taehyung. Dia baru saja menanyakan kabar Tzuyu kan? Dia tidak salah dengar kan?
"Hah? I-iya aku baik-baik saja." Jawab Tzuyu secepatnya. "Bagaimana denganmu?"
Taehyung tersenyum sambil mengusap belakang tengkuknya. "Tentu saja kabarku baik, dan menjadi lebih baik sejak kau mengirimiku sarapan selama seminggu ini. Terima kasih."
Tzuyu tersenyum kaku. "Sama-sama."
"Aku pikir kau sedang ada masalah, sampai kau selalu mengunci pintu apartemenmu. Rasanya tidak adil jika kau memerhatikanku sebagai tetangga yang baik, sedangkan aku tidak membalas sedikitpun kebaikanmu."
Tzuyu menggeleng cepat. "Tidak, bukan masalah besar kok. Aku hanya sedang sibuk dengan perkuliahan juga penelitianku."
"Benarkah? Kalau begitu seharusnya kau tidak perlu menyempatkan diri untuk mengirimiku makanan, Tzuyu-ssi. Aku benar-benar merepotkanmu. Maaf."
Tzuyu terdiam. Ia baru sadar bahwa sejak tadi Taehyung sedang berusaha menggiringnya kepada pertanyaan yang ingin ia hindari.
"Aku tidak repot sama sekali. Sebenarnya dulu sebelum aku pindah, aku berbagi kamar dengan temanku. Tanpa sadar aku selalu memasak dengan porsi berlebih karena kebiasaan. Jadi aku ingin membaginya denganmu."
"Ah begitu rupanya. Berarti kau juga selalu memberikan sticky notes pada teman sekamarmu ya?"
Skakmat.
Tzuyu memejamkan matanya. Tak ia sangka, laki-laki dihadapannya ini benar-benar pandai memojokkannya.
Gadis itu menggeleng. "Tidak. Kalau itu khusus untukmu."
"Benarkah? Kenapa?"
"Aku merasa kau membutuhkannya. Aku tidak ingin ikut campur tapi... Aku melihatmu sedang banyak masalah. Bukankah itu alasanmu untuk selalu meminum alkohol? Seperti sekarang ini. Aku dapat mencium aroma alkohol dari nafasmu walaupun dari jarak ini."
Taehyung terdiam. Tzuyu memilih menggunakan momen ini untuk melanjutkan perkataannya.
"Aku tidak tahu seberapa berat masalah yang kau hadapi Taehyung-ssi. Tapi... Aku ingin kau tahu bahwa kau tidak sendirian. Taehyung-ssi bisa bercerita atau meminta bantuanku kapan saja. Aku akan mendengarkanmu dan membantumu jika aku mampu."
Tzuyu meninggalkan beberapa butir makanan anjing sebelum menatap Taehyung lagi. "Maaf caraku salah dan membuat Taehyung-ssi tidak nyaman. Mulai besok aku akan berhenti mengirimimu sesuatu. Selamat malam."
Tzuyu membungkuk sedikit sebagai salam, lalu melangkah meninggalkan pemuda itu. Ketika kakinya mencapai langkah kelima tiba-tiba sebuah tangan menahan bahunya.
"Apa kau mau menemaniku sebentar saja disini?" Tanya Taehyung.
***
Jungkook menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini ia bangun lebih pagi dari biasanya, karena hari ini ia mulai bekerja di restoran Lisa. Setelah kemeja putih, celana hitam serta pantofel hitam formal melekat pas di tubuhnya. Jungkook juga menyisir rambutnya dengan rapi, membuat pemuda itu terlihat lebih tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...