Tzuyu memerhatikan kamar Jennie yang sedikit berantakan. Ruangan yang didominasi warna hitam dan pink itu sedikit berdebu, tanda bahwa sudah cukup lama tak pernah terjamah lagi. Gadis itu menoleh ke arah Taehyung yang berdiri di sampingnya, yang terdiam sambil menatap nanar pemandangan yang ada di hadapannya. Tzuyu mengeratkan genggaman tangannya pada pemuda itu, mencoba memberikan kekuatan yang ia punya agar Taehyung setidaknya bisa berdiri tegak.
"Taehyung-ah, apa kau dan Jungkook sering bermain atau mengobrol bersama disini?" Tanya Tzuyu tiba-tiba.
"Iya kadang. Kenapa memangnya?"
"Kalau begitu boleh kau ceritakan padaku apa yang sering kalian mainkan atau bicarakan? Apapun kenangan menyenangkan yang pernah kalian buat di kamar ini. Aku ingin kau mengingatnya."
Taehyung sedikit demi sedikit merubah ekspresi wajahnya menjadi lebih tenang. "Kami bertiga lebih sering mengobrol di ruang TV sih. Aku dan Jungkook baru akan ke kamar ini jika kami berdua membutuhkan bantuan Jennie dalam memilihkan baju. Adikku itu sangat fashionable. Kau bisa lihat koleksi pakaiannya. Dia sangat suka dengan brand Gucci. Entah dia membeli yang asli atau tidak."
Taehyung mulai membuka lemari pakaian Jennie. Perlahan rasa takut dan gugup pemuda itu teralihkan, membuat Tzuyu semakin melebarkan senyumannya. Metodenya cukup berhasil.
Pemuda itu mengambil salah satu baju Jennie lalu memperlihatkannya pada Tzuyu. "Karena Jennie sangat suka fashion, dia bercita-cita menjadi fashion designer. Baju ini, adalah hasil rancangannya."
Tzuyu menangkap rasa bangga Taehyung akan bakat adiknya yang tersirat dalam suaranya. "Kau benar, seleranya bagus." Gadis itu meraih gaun chiffon berwarna pastel dengan gradasi lembayung yang tadi sempat dipamerkan Taehyung.
"Bahannya ringan namun kuat dan tidak tembus pandang. Modelnya pun cocok untuk dipakai acara pesta maupun semi formal. Terlebih jahitannya rapi. Wow. Jennie benar-benar berbakat."
Taehyung mengangguk setuju. "Baju ini dia sendiri yang menjahitnya. Sejak kami kecil, Jennie yang selalu merawat aku dan Jungkook. Setiap pakaian kami robek karena berkelahi di jalanan, Jennie yang selalu menjahitkannya untuk kami."
"Lalu, selain itu, apa lagi yang biasanya kalian bertiga lakukan disini?"
"Bermain monopoli. Aku dan Jungkook sering mengajaknya bermain monopoli, tapi Jennie tidak suka. Jadi dia hanya akan menonton dari atas kasurnya, sementara aku dan Jungkook bermain di karpet."
Taehyung dan Tzuyu mulai mengemasi barang-barang Jennie bersama, dengan Taehyung yang tak berhenti menceritakan tentang Jennie dan Jungkook. Gadis asal Taiwan itu mendengarkan dengan seksama, sesekali ia tertawa ketika temannya itu menceritakan pengalaman konyolnya bersama adik-adiknya. Tak terasa malam itu mereka berdua sudah menghabiskan waktu hingga tengah malam. Barang-barang Jennie sudah hampir terkemasi semua.
"Tzuyu-ah, maaf membuatmu membantuku sampai tengah malam." Ucap Taehyung sambil menyerahkan segelas susu hangat pada Tzuyu. Mereka berdua sudah beralih dari kamar Jennie lalu duduk di ruang TV. Tzuyu menggeleng.
"Aku sendiri yang menawarkanmu bantuan. Jadi tak perlu sungkan. Lagipula besok aku tak ada jadwal ke kampus, jadi aku bisa santai sedikit. Ngomong-ngomong terima kasih minumannya."
Taehyung tertawa ketika ia melihat noda susu yang tertinggal diatas bibir Tzuyu. Pemuda itupun mengambil tisu lalu membersihkan bibir sang gadis dengan lembut. Tzuyu sendiri hanya tersenyum sambil menatap Taehyung.
"Ayo, aku akan mengantarmu pulang."
"Kau mengusirku, nih?" Tanya Tzuyu.
Taehyung menggeleng. "Sudah waktunya istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...