Lisa menggeliat dari dalam selimut. Wanita itu terbangun dari tidurnya, lalu menatap Jisoo yang tengah terlelap di sampingnya. Lisa segera merapikan rambut panjangnya dengan jari lalu mengikatnya. Ia lalu beranjak dari ranjangnya, sengaja tak membangunkan Jisoo karena sahabatnya terlihat sangat kelelahan. Kemarin Lisa benar-benar merepotkan Jisoo, ia meminta bantuan gadis itu untuk menemaninya berbelanja kebutuhan rumah, membersihkan rumah hingga mempersiapkan makan malam spesial.
Kamar untuk Jisoo sendiri belum Lisa siapkan. Sebenarnya hanya ada satu kamar tamu di rumahnya, yaitu kamar yang biasanya hanya dipakai Junmyeon dan Chaeyoung ketika suami istri itu berkunjung. Lisa berencana mendekorasi ulang ruang perpustakaan milik Kyungsoo untuk dijadikan kamar Yixing, sementara kamar bermain Hyanggi akan ia jadikan kamar Jisoo.
Wanita berambut coklat itu bercermin sejenak, lalu mengambil baju di lemarinya. Seketika Lisa teringat, ia belum menyiapkan handuk dan pakaian untuk dipakai Jungkook.
Pemuda itu tidak membawa apapun saat datang ke rumahnya, jadi tentu Jungkook hanya memiliki satu baju yang ia kenakan. Lisa membuka lemari baju Kyungsoo. Diambilnya beberapa kaos dan kemeja suaminya lalu ia hamparkan di ranjangnya."Ini tidak akan muat di Jungkook. Kenapa kau mungil sekali sih, Yeobo? Sudah mungil dan pendek, tapi masih saja menolak mengakui itu." Gumam Lisa sambil terkekeh geli, mengenang kebiasaan Kyungsoo yang selalu merajuk jika Lisa menyinggung soal tinggi badan mereka yang tak jauh berbeda.
Lisa mencari lagi kaos yang sekiranya akan muat di badan Jungkook. Untung saja ia ingat ada setelan baju santai milik Chanyeol yang tertinggal dan masih ia simpan. Sahabat suaminya itu memang sering meninggalkan beberapa barangnya jika ia datang menginap atau sekedar berkunjung. Lisa segera mengambil kaos, hoodie, boxer dan celana jeans robek-robek milik Chanyeol beserta handuk lembut untuk Jungkook. Tak lupa ia juga mengambil sikat gigi dan sabun mandi untuk Jungkook. Berjaga-jaga jika tidak ada sabun di kamar mandi yang ada di dalam kamar tamu.
Lisa berjalan menuruni tangga menuju kamar Jungkook. Hal yang pertama kali ia lihat hanyalah pemandangan kamar yang lengang, Jungkook masih terlelap di bawah selimut yang membungkus dirinya hingga menutupi kepala.
Seketika Lisa merasa was-was. Jangan-jangan gundukan di bawah selimut itu hanya tipuan Jungkook, dan pemuda itu kabur lagi. Bisa jadi ia berubah pikiran lagi kan? mengingat sifat Jungkook yang sulit diprediksi.
Lisa dengan cepat menghambur ke ranjang Jungkook. Baru saja ia akan menyingkirkan selimut tebal itu, sebuah tangan kekar menahannya.
"Jangan, Lisa-ssi!"
Lisa terkejut. Apa yang sebenarnya pemuda ini lakukan?
"Yah Jungkook, kau kenapa?" Tanya Lisa, masih sambil berusaha menarik selimut yang dipakai Jungkook. Pemuda itu pun masih mempertahankan posisinya, membuat kedua orang itu kini saling tarik-menarik selimut.
Lisa tiba-tiba menyeringai. Sebuah ide muncul dari kepalanya. Diarahkannya tangan kanannya ke bagian selimut yang menutupi kaki Jungkook, lalu secepat kilat ia tarik selimut itu. Serangan gelitik Lisa ke kaki Jungkook sukses membuat pertahanan Jungkook melemah. Pemuda itu tertawa tak nyaman, tak kuat menahan rasa geli yang menyiksa di kakinya. Kesempatan itu Lisa gunakan untuk menyibak selimut Jungkook.
Awalnya Lisa merasa senang bisa menjahili Jungkook, namun pemandangan yang ia lihat setelahnya membuat ia terbungkam secara otomatis.
Ayolah. Bagaimana ia bisa mempertahankan seringai di wajahnya, jika kini wajah Lisa berhadapan langsung dengan dada bidang Jungkook, tanpa dihalangi oleh selembar pakaian pun?
Lisa refleks memekik kaget, mengambil langkah menjauh dari ranjang. Sementara Jungkook terduduk, menarik selimutnya sampai menutupi wajahnya.
"Yak! Jungkook! Kemana pakaianmu?" Tanya Lisa dengan suara sedikit panik. Rasa kantuk yang tadi masih tersisa sedikit di mata Lisa, kini telah hilang sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...