Lisa tersenyum penuh percaya diri di depan cermin meja riasnya. Make upnya sudah sempurna, rambutnya sudah disangggul dan blazer terbaiknya sudah melekat rapi di tubuhnya yang ramping. Wanita itu siap untuk bertempur hari ini.
"Wow, tumben sekali kau berdandan sampai seperti itu, Lisa."
Lisa menoleh ke handphonenya yang kini tengah ia sandarkan ke cermin, menampakkan wajah sahabatnya Jisoo di layarnya.
"Aku akan rapat hari ini dengan Junmyeon oppa, dan rapat ini istimewa. Jadi aku harus tampil sempurna."
"Lalu bagaimana dengan Hyanggi?"
"Aku menitipkannya pada Chaeyoung eonni sebentar. Setelah selesai rapat aku akan segera kembali."
"Yixing oppa bilang aku baru diperbolehkan pulang besok. Hufft... Aku rindu masakanmu. Karena aku sudah terbiasa makan masakanmu yang seenak di restoran itu, masakan di rumah sakit jadi sangat terasa hambarnya."
Lisa tertawa. "Asal kau bisa cepat sembuh, bertahanlah Jisoo-ya... Oh, sepertinya Junmyeon oppa sudah datang untuk menjemputku. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Bye Jisoo."
"Okay, bye."
Lisa mengakhiri panggilannya, lalu bergegas turun ke bawah. Benar dugaannya, Junmyeon sudah duduk rapi di ruang tamu, lengkap dengan setelan jasnya. Sementara istrinya Chaeyoung hanya mengenakan baju santai namun tetap terlihat anggun dan cantik.
"Kalau Chaeyoung eonni tidak jatuh cinta pada oppa setiap kali melihat oppa akan pergi bekerja, maka eonni keterlaluan," gurau Lisa. "Kau kelihatan sangat keren, oppa."
Chaeyoung hanya memberikan senyuman malu-malu, sementara Junmyeon terkekeh. "Tapi nyatanya aku yang jatuh cinta setiap hari padanya. Ngomong-ngomong kau juga luar biasa, Lisa."
"Aku sudah tidak sabar untuk rapat hari ini, bagaimana kalau kita berangkat sekarang?" Tanya Lisa.
"Tumben sekali, biasanya rapat tahunan saja kau paling malas untuk ikut." Timpal Chaeyoung.
Junmyeon mengangguk. "Yah lebih cepat selesai lebih baik. Sayang kami pergi dulu, jaga dirimu dan Hyanggi ya. Jika butuh apa-apa kau bisa minta tolong pada Eunha."
Chaeyoung mengangguk sementara sang asisten pribadi yang baru, Eunha, membungkuk sopan. "Serahkan saja pada saya, Tuan, Nyonya."
"Aku titip Hyanggi dulu eonni. Aku akan segera kembali. Terima kasih banyak atas bantuannya," Lisa memeluk Chaeyoung. "Kami pergi dulu."
Ketika Lisa dan Junmyeon baru akan meraih daun pintu rumah, Lisa mengingat sesuatu.
"Ah, Jungkook..."
Junmyeon berhenti melangkah. "Ada apa?"
"Oppa duluan saja, aku akan menyusul secepatnya."
Lisa bergegas menuju kamar Jungkook. Diketuknya pintu kamar itu hingga muncul sosok pemuda jangkung yang ia cari.
"Aku akan berangkat ke kantor. Doakan aku ya semoga berhasil." Ucap Lisa sambil tersenyum lebar. Jungkook sendiri juga tersenyum cerah lalu mengelus puncak kepala Lisa.
"Aku yakin kau pasti bisa. Semoga sukses."
"Terima kasih. Semoga pekerjaanmu lancar di restoran."
Lisa melambaikan tangan sekilas lalu menyusul Junmyeon yang sudah masuk ke dalam mobil. Ketika mobil Oullim Spirra hitam itu sudah meluncur membelah jalanan menuju kantor, Lisa meraba puncak kepala yang tadi baru saja diusap Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...