Oh Sehun langsung memakai sarung tangan karetnya ketika akan membungkus stoples susu yang diduga Yixing mengandung racun. Polisi muda itu dengan cekatan mengamankan barang bukti tersebut dengan menggunakan plastik ziplock besar. Ia lalu menoleh ke arah wanita cantik yang kini sedang memerhatikannya dari ambang pintu dapur.
"Apa anda tadi sempat menyentuh stoples ini?" Tanya Sehun pada Lalisa. Polisi itu langsung mengenali Lisa begitu wanita itu menyambut kedatangannya di rumahnya. Wanita itu menggeleng.
"Aku diperingatkan oleh kakakku untuk memberikan ini padamu."
"Yixing hyung itu kakak anda?"
Lisa menggeleng. "Kami saling menganggap satu sama lain saudara."
Sehun mengangguk. Sebenarnya ia terkejut bahwa ia bisa bertemu dengan Lalisa melalui cara seperti ini. "Apa Yixing hyung sudah mengabari anda mengenai keadaan Nona Kim Jisoo?"
"Tidak, belum."
Sehun memerhatikan sikap Lisa padanya semenjak ia datang ke rumah besar itu. Wanita itu berusaha untuk terlihat ramah di hadapannya, walaupun ia sendiri tampak tidak nyaman.
Mungkinkah Lisa tidak menyukai adanya polisi di rumahnya? Sehun mengedikkan bahu. Bisa saja. Jika Sehun menjadi Lisa, ia juga pasti akan bersikap antipati pada polisi karena mengabaikan kasus pembunuhan suaminya.
"Siapa pemuda yang ada di samping anda?" Tanya Sehun ketika melihat Jungkook yang menghampiri Lisa. Wanita itu hanya memandang datar ke arah Sehun.
"Dia keluargaku. Apakah anda akan melakukan interogasi pada semua orang di rumah ini?"
Sehun mengangguk. "Saya harus tahu dengan jelas hubungan antara semua penghuni rumah dengan Nona Kim Jisoo sebagai korban."
"Hubungan kami semua dengan Jisoo sudah seperti keluarga." Timpal Lisa.
"Seperti keluarga, itu berarti kalian semua bukan keluarga Nona Jisoo yang sebenarnya. Apakah saya benar?" Sehun melirik Jungkook.
"Keluarga Jisoo sedang berada di Australia untuk urusan bisnis. Ia sendirian di Korea jadi kami tinggal bersama disini sebagai keluarga." Lisa menjelaskannya dengan tatapan sedikit kesal.
"Tadi anda mengatakan- oh, tunggu sebentar." Sehun melepas sarung tangan karetnya sebelum ia meraih handphonenya yang berdering di dalam saku celananya. Nama Yixing kini muncul di layarnya. "Iya hyung. Aku sudah di rumah Lisa... Iya, baiklah aku segera ke sana."
Sehun mengakhiri panggilannya. Lisa menatap Sehun khawatir. "Apa Yixing oppa mengatakan sesuatu tentang Jisoo?"
"Tidak. Tapi ada yang ingin ia katakan langsung pada saya. Kalau begitu saya permisi dulu. Barang buktinya akan saya amankan." Sehun mengambil stoples yang dibungkus plastik itu. Ketika ia hendak melangkah, ia teringat akan sesuatu.
"Maaf jika saya lancang, tapi bolehkah saya meminjam handphone anda sebentar, Lalisa-ssi?"
Wanita itu ragu, namun tetap memberikannya pada Sehun. Polisi itu dengan cepat mengetikkan sesuatu di layarnya. Lalu ia mengembalikannya lagi pada Lisa.
"Aku menyimpan nomorku disitu, kau bisa menghubungiku jika kau membutuhkanku," Sehun tiba-tiba berbicara informal. "Aku akan berusaha membantumu, sampai urusanmu selesai. Kau bisa percaya padaku."
Sehun memandang Lisa agak lama, lalu beralih menatap Jungkook. "Aku permisi. Selamat pagi."
Jungkook menatap kepergian Sehun dengan pandangan penuh makna. Entah apa yang polisi itu pikirkan, tapi Jungkook tahu bahwa pemuda bernama Sehun itu tidak menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...