"WHOAH!"
Yixing refleks berteriak ketika ia baru membuka matanya, lalu melihat wajah Jisoo yang terlampau dekat dengannya. Gadis itu sedikit melongo melihat reaksi sang dokter, lalu menggelengkan kepalanya.
"Oppa, ayo bangun! Jungkook sudah kembali." Ucap Jisoo.
Giliran Yixing yang melongo dengan polosnya. "Hah?"
"Iya, Jungkook sudah kembali. Tapi keadaannya... Ayolah oppa. Tolong periksa dia!"
Setelah pria itu mencerna perkataan Jisoo dengan baik, ia mengangguk. Yixing mengambil stetoskop miliknya dan bergegas mengikuti langkah Jisoo yang membawanya ke kamar Hyanggi.
Yang ia lihat pertama kali adalah Lisa yang termenung sambil memeluk tubuh Jungkook. Mereka berdua terduduk di sofa. Yixing mendekat, memerhatikan Jungkook yang memejamkan matanya. Tubuh lelaki yang lebih muda darinya itu terlihat tak berdaya.
"Uhm, Lisa. Tolong minggir sebentar." Pria itu memasang stetoskop di telinganya. "Biarkan aku memeriksa keadaannya."
Butuh beberapa saat bagi Lisa untuk mau melepaskan rengkuhannya pada Jungkook. Kini pemuda itu dibaringkan sepenuhnya di sofa untuk diperiksa oleh Yixing.
Setelah selesai memeriksa Jungkook, lelaki asal China itu menatap Lisa dengan pandangan serius.
"Ada sesuatu yang terjadi, Lisa?" Tanya Yixing. "Kondisinya lebih buruk dari Hyanggi sekarang. Denyut nadinya benar-benar melemah, dan deru nafasnya hampir tidak ada. Aku bahkan sempat mengira dia sudah meninggal jika tak menggunakan stetoskop tadi."
Lisa mengerjapkan matanya yang bengkak. "Jadi dia belum meninggal?"
"Tentu saja belum. Mengapa kau bertanya seperti itu? Kita harus membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut mengenai keadaannya. Aku akan panggil ambulans."
Yixing mengamati ekspresi Lisa yang hanya bergeming sambil menatap Jungkook dengan sedih. Setelah pria itu selesai menghubungi rumah sakit, ia segera menghampiri adik angkatnya itu.
"Kau biasanya sangat panik jika terjadi apa-apa padanya. Tapi sekarang tidak," Ucap Yixing. "Kau pasti tahu sesuatu."
Lisa mengangguk lemah. Ia meraih kalung yang ia simpan di sakunya. "Dia memberikan ini padaku."
Baik Yixing maupun Jisoo tercengang. "Bagaimana bisa? Kau saja tak tahu bagaimana caranya mengambil kalung itu, bukan?" Tanya Jisoo.
Lisa menggeleng. "Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja kami bisa melepasnya."
Yixing mengambil kalung yang ada di tangan Lisa. Diperhatikannya kalung itu dengan seksama. "Jika aku tak salah mengingat, kalung ini harusnya berwarna hitam, benar?"
"Iya. Benar! Seingatku juga begitu. Mengapa sekarang berubah menjadi putih?" Jisoo mendekat, ikut mengamati kalung yang dipegang Yixing. "Dan kenapa hanya ada satu manik mutiara yang berwarna hitam?"
"Aku tak begitu yakin, tapi dari yang kuperhatikan kalung itu memang berubah sejak hari pertama Jungkook menggunakannya. Setiap hari satu maniknya berubah warna menjadi putih." Ujar Lisa.
Ketiga orang dewasa itu terdiam, tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Jisoo menjadi yang pertama kali membuka suaranya. "Apa jangan-jangan manik mutiara ini adalah manik gumiho?"
Yixing menoleh. "Apa itu?"
"Siluman rubah berekor sembilan dalam mitologi Korea, yang menyerap energi kehidupan dari manusia. Biasanya gumiho akan menjelma menjadi wanita cantik untuk memikat pria. Tujuannya adalah agar ia bisa mengambil sari energi kehidupan dari pria yang menjadi mangsanya tersebut. Dalam mitologi China, makhluk yang mirip dengan gumiho ini bernama Huli Jing. Kau pernah mendengarnya kan, oppa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
FanfictionLalisa sangat terpukul atas kematian Do Hyanggi, putri semata wayangnya. Pada hari kedua upacara pemakaman putrinya tersebut, ia bertemu dengan seorang wanita misterius yang bisa menukarkan apapun-selama barang yang ditukar memiliki nilai yang sama...