Hai, ini adalah karya pertamaku yang temanya pernikahan. Maaf sebelumnya kalau ada bagian dari cerita yang tidak sesuai kenyataan. Karena memang aku hanya menulis, aku memang belum paham betul tentang budaya Indonesia dan luar.
Sekali lagi aku minta maaf, cerita ini nanti ada latar negara Korea. Budaya hidup orang Korea tentunya belum aku tahu jelas. Maaf lagi ya.
Ya sudah, selamat membaca.▷
▷
▷Hani mengetuk pintu kamar papanya. Seingatnya tadi, selesai makan malam papanya meminta Hani untuk menemuinya. Ada sesuatu yang harus disampaikan oleh papanya kepada Hani. Karena itulah Hani sekarang berdiri di depan kamar papanya.
“Pa.”
“Sebentar, Han,” seru papanya dari dalam kamar.
Tak lama, pintu kamar papanya dibuka. Papanya sudah berjalan menghampirinya.
“Ada apa, Pa?” tanya Hani langsung.“Kita duduk dulu yuk,” ajak papanya.
“Mau apa, Pa? Tumben amat papa ngajak aku bicara padahal aku tau papa lagi sibuk.”
Setelah duduk di sofa, laki-laki yang berstatus sebagai seorang ayah itu menyerahkan selembar kertas undangan kepada Hani.
“Apa ini?” tanya Hani dengan ekspresi bingung.
“Undangan ulang tahun,” jawab papanya.
Hani mengernyit. “Undangan ulang tahun? Siapa yang ulang tahun?”
“Theo. Dia anaknya teman papa.”
“Oh, terus kenapa dikasihin ke aku, Pa?”
“Kamu tau kan kalo papa lagi sibuk banget beberapa hari ini?”
Hani mengangguk. “Iya, makanya aku heran, kok papa ngajak aku ngobrol.”
“Besok papa gak bisa datang ke acara ulang tahun Theo. Papa sibuk, papa minta tolong sama kamu untuk datang. Gantikan papa, papa gak enak karena papa sudah diundang.”
“Kok kayak anak kecil sih, Pa? Memangnya dia itu masih kecil ya? Kenapa ulang tahunnya harus dirayain?”
“Sekalian pertemuan bisnis.”
“Oh, tapi aku cuma harus datang aja kan? Gak harus ngurusin bisnis kan?”
“Iya, kamu datang aja. Setelah bertemu langsung sama Theo, kamu boleh pulang kok.”
Hani mengangguk. “Ok, Pa.”
🍒🍒🍒
Kalau bukan karena perintah langsung dari papanya, Hani enggan mendatangi pesta ulang tahun Theo. Putra dari teman papanya. Untung saja Feby mau menemaninya datang.
Feby adalah teman terdekat Hani sejak zaman sekolah dulu. Jadi, hubungan keduanya sangatlah dekat. Hani selalu menemani ke mana temannya itu pergi, dan Feby juga selalu menemani ke mana Hani pergi.
Sambil mengedarkan pandangannya, Hani menghentakkan kakinya kesal. “Lama amat sih. Aku kan enggak punya banyak waktu,” gerutunya.
“Sabar, Han. Kita tunggu bentar lagi. Pasti si Theo itu muncul. Dia kan peran utama di pesta malam ini. Masa iya gak muncul?”
“Tapi Feb, setengah jam lagi aku harus jemput orang di bandara. Mau sampai kapan aku tertahan di sini?”
“Aduh, Han. Kamu nih bawel banget ya. Sabar dong.”
“Papa tuh kurang kerjaan banget sih, sudah tahu anaknya ini sibuk kerja, masih saja disuruh datang ke acara kayak begini,” gerutu Hani lagi. Sebagai seorang teman, Feby tentunya mengerti kekesalan yang dirasakan Hani.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Korean
RomancePerjodohan? Gak like! ---- "Saya mengajak kamu untuk menemui orang tua saya." "Untuk apa?" "Melamar kamu." "Kenapa mau melamar saya? Anda bukan pacar saya." "Kalau begitu saya akan menjadikan kamu pacar saya. Kamu mau menjadi pacar saya?" ----- "J...