Part R. (Arza Pergi)

699 49 1
                                    

Ada yang menantikah?
Tak akan bosan aku ingatkan, di vote dulu yuk.
Happy reading dan sorry for typo.

.
.
.

Arza membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Keadaan kamarnya sudah sunyi tanpa suara dan hanya ada sedikit cahaya yang berasal dari lampu tidur di ujung tempat tidur. Arza melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Arza sadar bahwa dia sudah terlambat pulang. Tetapi, bukankah sebelumnya Arza sudah mengatakan akan pulang malam kepada Hani? Meskipun sudah memberitahu kepada istrinya, nyatanya Arza merasa tidak enak dan bersalah.

Istrinya itu pasti merasa sangat kesepian berada di dalam rumah. Sebenarnya Arza tidak ingin pulang larut malam. Selain karena Arza tidak tega meninggalkan Hani sendirian, Arza juga merasa sudah mengabaikan istrinya.

Arza merasa menjadi suami yang buruk. Seperti lari dari masalah yang sedang dia alami bersama Hani. Masalah rumah tangga mereka yang baru saja datang menyapa mereka. Arza tidak pernah membayangkan masalah rumah tangga mereka akan berawal dari rasa cemburu Hani.

Cemburu.

Kata itu menghantam relung hati Arza. Hani cemburu. Hingga menyebabkan wanita itu marah. Marahnya Hani membuat emosi Arza tersulut. Arza benar-benar tidak menyangka ucapannya akan berakhir membuat Hani menangis.

Arza sudah menjelaskan siapa Choi Seo Hee bukan? Arza tidak akan menutupi identitas asli dari wanita yang bernama Choi Seo Hee itu. Arza sudah menjelaskannya kepada Hani, karena sudah terlanjur marah, semua penjelasan Arza bagaikan bom atom.

Hani semakin marah.

Memang wanita itu aneh. Selalu menuntut penjelasan. Tetapi, setelah dia menerima penjelasan, dia akan berkata kalau dia menyesal sudah mendengarnya. Arza pikir setelah memberi penjelasan kepada Hani, istrinya itu akan mengerti.

Nyatanya Arza salah. Hani semakin memojokkannya. Seolah apa yang Arza sampaikan itu adalah rahasia, aib. Penjelasan Arza malah Hani jadikan sebagai senjata untuk mencari-cari kesalahan Arza. Tahu begitu, Arza akan berbohong sekalian.

Lagipula Hani tetap akan marah bila Arza memberi penjelasan ataupun tidak. Terkadang Arza menjadi serba salah. Arza merasa tidak ada gunanya memberi penjelasan kepada wanita yang sudah terlanjur marah. Dibiarkan saja dulu, itu pilihan terbaik. Atau berbohong saja.

Sialnya, berbohong juga bukan pilihan yang baik. Kebanyakan dari sebuah kebohongan hanya akan menimbulkan masalah lain. Penyesalan dan ketidakpercayaan. Dan Arza tidak menginginkan hal seperti itu terjadi kepadanya.

Hani harus percaya kepadanya. Mungkin agak sedikit terlambat, tetapi Arza berhak membela diri di depan istrinya bukan? Jelas dirinya tidak bersalah, lebih tepatnya tidak terlalu bersalah.

"Aku sudah pulang, Sayang." Arza mengecup kening istrinya. "Aku sayang kamu."

Arza bergegas menuju ke dalam kamar mandi. Dia butuh mandi. Dia harus menyegarkan tubuh dan pikirannya. Hanya dengan keadaan yang dingin dia bisa menyelesaikan masalahnya. Dalam keadaan yang tenang, masalah bisa teratasi.

Setelah menyelesaikan mandinya, Arza mengambil sejadah dan memulai salat isya yang sudah sangat terlambat. Tidak apa-apa. Dia akan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.

Arza menyelesaikan salat dan doanya dengan keadaan tenang. Setelah melipat sejadah dan menyimpannya kembali ke tempat semula, Arza ikut berbaring di samping istrinya. Dipeluknya tubuh Hani, dan dikecupnya kening Hani.

Arza menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan tubuh Hani. Dia juga tidak lupa untuk mematikan lampu utama kamar mereka, menggantinya dengan lampu tidur seperti sebelumnya.

My Husband Is KoreanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang