Part Z. (Wacana ke Seoul)

381 38 0
                                    

Hai hai hai. Ada yang menantikan aku kembali?

Masih merasa tegang dengan part yang kemarin?

Cuss aja yuk, divote dan happy reading all.

Pasangan yang baru saja dilanda guncangan rumah tangga kini telah memamerkan kemesraan mereka lagi. Pak Herbayu dan bu Heyeon sampai tidak bisa menahan senyumannya melihat kelakuan putra mereka yang begitu gencar memepet istrinya.

"Jadi berangkat ke rumah orang tua Hani?" tanya pak Herbayu.

Arza mengangguk singkat. "Jadi, Yah."

"Kapan mau ke sana?"

"Nanti, Yah. Aku terserah Hani saja."

"Sore aja, ya?" bujuk Hani. "Aku kangen kamar tidur aku."

Arza mengangguk setuju.

"Udah ngabarin mereka?"

"Belum, Yah."

"Kok belum? Terus kalian kapan mau kembali ke Seoul?"

"Nanti aku dan Hani rundingkan lagi."

"Apa kamu tidak bisa memikirkan lagi kepulangan kalian ke Seoul? Ibu belum tega melepas Hani, Za. Kamu juga pasti akan sibuk bekerja," ucap bu Heyeon.

"Arza akan mencari jasa asisten rumah tangga, Bu. Arza juga tidak mungkin meninggalkan Hani sendirian di rumah," jawab Arza.

Bu Heyeon menujukkan raut kecewanya. "Padahal ibu berharap Hani melahirkan di sini."

Hani melebarkan kedua matanya tiba-tiba. "Masih lama, Bu."

"Iya, betul itu. Masih beberapa bulan lagi untuk melahirkan," sahut pak Herbayu.

"Kalau Hani melahirkan di sana, tidak ada yang menemani dia, Ayah," ucap bu Heyeon. "Lebih baik Hani melahirkan di Indonesia."

"Ibu, ada Arza. Ibu tidak perlu cemas," ucap Arza. "Arza tidak akan lepas tangan."

"Ya sudah, ibu tidak bisa melarang kalian. Tapi, jangan membuat kami cemas lagi. Arza, kamu tepati janji kamu. Jangan meninggalkan Hani sendirian."

Arza mengangguk. "Iya, Bu. Hani juga tidak mau ditinggal sendirian."

Hani mencubit keras pinggang suaminya. Ucapan Arza tadi membuat Hani malu. Bagaimana kalau orang tua Arza berpikir kalau Hani adalah istri yang manja?

Bu Heyeon tertawa melihat pertengkaran kecil Arza dan Hani. Hani merasa keberatan dengan ucapan Arza, dan Arza merasa kesakitan dan cubitan Hani. "Wanita hamil itu kebanyakan pengen nempel terus sama suaminya," ucap Hani.

"Kan, bener. Kamu memang suka deket-deket aku," sahut Arza.

"Daripada aku deket sama suami orang, mending sama suami sendiri kan? Atau kakak mau aku deketin suami orang? Sama brondong kayaknya boleh juga tuh," ucap Hani.

Arza menggeram marah. "Mau selingkuh? Mau jadi istri durhaka?"

"Gak tuh."

"Lah, terus maksudnya tadi apa?"

"Bukan apa-apa."

"Udah, kalian kok marah ribut sih? Baru juga baikan, masa udah bertengkar lagi?" lerai pak Herbayu. "Lebih baik kalian siap-siap, katanya mau ke rumah papa dan mama kan?"

Hani dan Arza mengangguk.

***

Mobil yang dikendari Arza sampai di halaman rumah orang tua Hani. Arza berjalan lebih dulu dari Hani untuk membukakan pintu mobil.

My Husband Is KoreanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang