__
Syafa menatap gedung pencakar langit di depannya. Untuk kesekian kalinya gadis itu menghembuskan napasnya. Sudah 5 menit dia berdiri di depan gedung itu. Entah apa yang akan dia lakukan dia juga tidak tahu.
"Kau bisa mengambil berkasnya 3 hari lagi. Aku perlu istirahat. Aku benar-benar lelah" pria itu pun menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya.
Dan kalian tahu apa yang paling membuat Syafa jengkel ? Berkas itu, berkas yang dibawa Syafa seminggu yang lalu sudah berada paling atas dari berkas lainnya. Apa susahnya pria itu mengambil kemudian menandatanganinya lalu dia berikan pada Syafa ? Syafa tahu pria ini mungkin lelah dengan semua kesibukannya, tapi Syafa pikir menandatangi berkas itu sangat mudah. Apalagi Syafa sudah berada di ruangan itu siap untuk mengambil berkasnya. Mudah sekali, kan ? Apa susahnya ?
Lagipula Kalau memang Syafa harus mengambil berkasnya 3 hari lagi, kenapa pria itu terus mengajaknya berdebat ? ah, salah, Kenapa Syafa juga mau berdebat dengan pria itu ? Lalu siapa yang salah dalam hal ini ? Astaga, pria itu benar-benar menguji kesabaran. Alhamdulillah, Syafa sedang tidak berpuasa sekarang. Maksud Syafa puasa Sunnah. Bahkan kalau tidak salah ramadhan lalu Syafa memohon untuk dipertemukan dengan jodohnya, lalu kenapa Harus Direktur Choi itu yang muncul ? Tidak, maksud Syafa kenapa dia harus bertemu dengan Direktur Choi itu ?
"Haaaah"
Gadis itu membuang napas panjang.
****
Syafa meminum kopi dari gelas yang dipegangnya. Sesekali gadis itu mengipas-ngipas mulutnya karena kepanasan.
"Hah"
Syafa memandangi langit malam yang ditaburi bintang. Benar. Ini adalah tempat yang paling Syafa sukai. Duduk di balkon sambil memandangi langit malam atau sekedar melihat kerlap-kerlip lampu dari bangunan-bangunan di depan sana. Bahkan Ji Eun juga sangat menyukai tempat ini.
Detik berikutnya gadis itu memejamkan matanya untuk menikmati angin malam yang datang menyapa pipinya.Tenang. Itu yang dia rasakan.
"...Aku pikir semua harga diri wanita sudah. Ah salah, ingin dibeli dengan uang ?"
"Apa ini ?"
Syafa segera membuka matanya saat wajah pria itu terlintas dalam benaknya membuat mood gadis itu menjadi rusak.
"Dibeli dengan uang ? Apa dipikirannya hanya ada uang ? Apa dia pikir harga diri itu permainan ?"
Syafa tahu, di Indonesia juga banyak pria kejam. Tapi, kalau dipikir-pikir Tuan Choi Ji Hyuk itu benar-benar berbeda, dia lebih kejam daripada pria di Indonesia.
"seperti yang dikatakan Tuan Lee, Kau harus lebih bersabar"
Syafa mengelus dadanya pelan.
*****
Syafa sedang serius mengetik sesuatu di komputernya sampai dia tidak menyadari kalau seseorang sedang berjalan mendekatinya.
"HOOY"
"Astagaa"
Syafa memegangi dadanya sambil melihat Ji Eun yang tertawa sambil duduk dikursi kerjanya yang berada tepat di sampingnya.
"Hey, kau mengagetkanku"
"Hahaha, mian. Kau juga pernah mengagetkanku kan ?"
"Kau ini. Untung saja aku tidak mempunyai riwayat penyakit jantung"
Ji Eun terkekeh mendengar ucapan Syafa barusan sampai otaknya mengingat sesuatu.
"Ah, Karena kau sedang berbicara tentang penyakit, apa kau sudah meminum obatmu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa (한강에 황혼)/COMPLETED
RomanceKisah cinta seorang gadis muslimah (Syafa) dan CEO korea bermulut kasar (Ji Hyuk). Bisakah mereka bersama dengan perbedaan keyakinan yang mereka miliki ? "...jika saja aku tahu kita tidak bisa bersama maka aku berharap rasa ini benar-benar berubah...