chapter 2 (Pesta ulang tahun)

4.2K 270 4
                                    

__

Syafa menenggelamkan wajahnya ke bantal. Gadis itu benar-benar tidak habis pikir dengan kejadian yang baru dialaminya. Detik berikutnya kepala gadis itu terangkat dengan air mata dipelupuk matanya. Dia melirik tangan kanannya yang tadi menyiramkan anggur ke wajah pria keterlauan yang baru saja dia temui.

Gadis itu kembali menenggelamkan wajahnya ke bantal. Apa dia harus menceritakan kejadian ini pada Ji Eun ?

****

Ji Hyuk mengetukan jarinya ke meja kerjanya. Pria itu tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Sepertinya satu Minggu ke depan Anda akan sangat sibuk"

Perkataan Tuan Kim barusan membuat Ji Hyuk menghentikan 'ketukan' jarinya. Ji Hyuk melihat pria paruh baya itu membawa tumpukan map untuk dia tanda tangani. Karena tidak mau terlalu larut dengan pikirannya, Ji Hyuk segera membuka map yang berada paling atas dari tumpukan map yang baru saja di simpan Tuan Kim di atas meja kerjanya.

Ji Hyuk terlihat menggulung lengan kemeja putihnya kemudian siap menandatangani map yang berada di depannya sementara Tuan Kim sedang memperhatikan dengan seksama kertas yang dia jepit pada clip board berwarna coklat.

"Selasa depan Anda mempunyai pertemuan di Jepang"

Perkataan Tuan Kim membuat Ji Hyuk menghentikan aktivitasnya. Pria itu sebenarnya benar-benar lelah sekarang. Tapi dia harus terus bekerja agar dia tidak mengingat 'gadis itu'. Gadis yang sudah meninggalkannya beberapa tahun yang lalu.

Ji Hyuk sudah melakukan banyak hal agar dia bisa melupakan gadis itu. Karena itu dia sering menyewa wanita di bar dan tetap saja tidak bisa. Sulit sekali menghilangkan pikirannya tentang 'gadis itu'. Tapi, satu yang bisa di andalkan Ji Hyuk. 'Sibuk bekerja'. Ya, memang tidak bisa membuat Ji Hyuk untuk benar-benar 'melupakan ', tapi setidaknya bisa mengalihkan. Sekali lagi hanya bisa mengalihkan.

****

"Jinjja ? dia mengatakan semua itu padamu ?"

Jantung Ji Eun hampir meloncat keluar saat mendengar penuturan Syafa barusan.

"Ne"

Syafa mengangguk pelan sambil menikmati angin yang berhembus di atas balkon itu.

"Aigoo, apa pria itu benar-benar sudah gila ? Dia yang menyuruh suruhannya untuk memaksamu masuk ke dalam mobil lalu berbicara seenaknya padamu dan dia tidak minta maaf sama sekali padamu ?"

Ji Eun berkata dengan sangat cepat membuat Syafa memukul pelan bahunya.

"Hey, bernapaslah ketika berbicara"

"Mwo ? kau menyuruhku bernapas ? aku bahkan merasa tidak bisa bernapas sekarang. Leherku rasanya tercekik"

Ji Eun berkata sambil meletakkan kedua tangannya di leher mencontohkan gaya orang tercekik.

"Haah..."

Syafa menghembuskan napas.

"Aku bahkan merasa seperti ingin mati saja kalau keinginan pria itu benar-benar terjadi" Gadis itu bergumam dalam hati.

"Aku benar-benar ingin ... ugghh"

Ji Eun mengepalkan tangannya.

"Sudahlah, yang penting aku kembali dengan selamat, kan ?"

Ji Eun menatap Syafa sebentar kemudian menganggukan kepalanya pelan.

"Astaga. Kalau saja tadi malam pria kekar pemaksa itu tidak datang. Entah apa yang akan terjadi padamu ?"

Syafa (한강에 황혼)/COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang