__
Kakak beradik itu duduk di sofa dengan saling berhadapan sementara Syafa hanya berdiri di belakang sofa yang diduduki Ji Hyuk sekarang.
"Aku tidak tahu kalau Hyung akan kembali hari ini"
Ji Hyuk akhirnya membuka suara setelah lama bungkam.
"Aku ingin memberi kejutan untukmu"
Min Hyuk berkata sambil terkekeh pelan.
"Hyung memang selalu memberiku kejutan"
Ji Hyuk berkata dengan penuh penekanan.
"Ah, aku memang tipe orang yang suka memberi kejutan"
Min Hyuk kembali berkata. Kali ini pria itu memamerkan senyumannya.
Pria itu memang terlihat mirip dengan Ji Hyuk. Hanya saja, kalau Ji Hyuk selalu memperlihatkan wajah dinginnya Min Hyuk berbeda. Pria itu selalu memperlihatkan senyum hangat.
"Aku kesini ingin memberi tahu kalau Ayah dan Ibu akan kembali minggu depan"
Ji Hyuk terdiam mendengar perkataan Min Hyuk barusan. Pria itu terlihat enggan berkomentar. Ibu ? Pria itu bahkan tidak tahu kalau yang dipanggil Min Hyuk ibu ingin mendengarnya juga memanggil Ibu.
"Apa hanya itu yang ingin hyung katakan ?"
Ji Hyuk berkata dengan nada datar.
"Ah, dan aku juga ingin mengatakan kalau dia akan kembali beberapa hari lagi"
Perkataan Min Hyuk barusan seperti suara guntur yang siap memecahkan gendang telinga Ji Hyuk. Keduanya beradu tatapan untuk beberapa saat.
"Aku akan pergi sekarang"
Min Hyuk berkata kemudian beranjak meninggalkan Ji Hyuk yang masih terdiam. Min Hyuk menghentikan langkahnya dan menatap Syafa yang sedang berdiri di belakang Ji Hyuk sementara gadis itu segera membungkukkan tubuhnya.
"Aku suka kain dikepalamu"
Min Hyuk berkata singkat sebelum benar-benar pergi dan menghilang dibalik pintu ruangan itu.
*****
Seorang anak laki-laki sedang memainkan pesawat mainan yang berada ditangannya. Dia berlari mengelilingi sofa yang terlihat seperti tempat duduk untuk seorang Raja dan Ratu. Bukan hanya itu, ukiran dan semua yang berada di ruang tamu itu terlihat sangat mewah.
"Hey, apa kau mengambil mainan Min Hyuk lagi ?"
Tiba-tiba seorang wanita paruh baya dengan lipstik merah yang sangat menonjol menghampiri anak laki-laki itu membuat anak laki-laki itu segera menghentikan larinya dan menundukan kepalanya.
"Eomma, aku yang memberikannya pada Ji Hyuk"
Min Hyuk kecil berkata sambil menarik-narik baju ibunya.
"Mwo ? Apa kau juga akan membiarkan dia mengambil mainanmu setelah Ibunya mengambil ayahmu dari ibu ?"
"Hey, apa kau pikir aku akan mengalah begitu saja dan membiarkanmu mengambil semua harta ini dan memberikannya padamu dan ibumu ?"
Wanita paruh baya itu kembali berkata sambil menatap Ji Hyuk dengan tatapan sinis sementara Ji Hyuk kecil hanya terus menundukan kepalanya.
Ji Hyuk mengusap wajahnya saat mengingat kenangan masa kecilnya yang menurutnya sangat pahit. Tapi, ini memang 'hukuman' yang harus ditanggung seorang anak dari istri kedua, bukan ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa (한강에 황혼)/COMPLETED
RomanceKisah cinta seorang gadis muslimah (Syafa) dan CEO korea bermulut kasar (Ji Hyuk). Bisakah mereka bersama dengan perbedaan keyakinan yang mereka miliki ? "...jika saja aku tahu kita tidak bisa bersama maka aku berharap rasa ini benar-benar berubah...