__
Syafa menurunkan kaca mobil membiarkan angin malam datang menyapa wajahnya.
"Kau harus lebih bersabar"
Syafa berbalik menatap tengkuk Tuan Lee yang sedang sibuk mengemudi di depannya.
"Bersabar ?"
Gadis itu mengerutkan keningnya.
"Dia memang seperti itu"
"Dia ?"
Syafa sedikit bingung dengan perkataan pria paruh baya itu.
"Direktur Choi. Aku sedikit tahu perangainya karena aku sudah menjadi supir Tuan Park selama 20 tahun"
Tuan Lee berkata sambil melihat pantulan Syafa dari cermin mobil.
Itu berarti Tuan Park juga dekat dengan Direktur Choi itu, hanya itu kesimpulan yang dapat Syafa ambil dari perkataan Tuan Lee barusan. Detik berikutnya Syafa segera menggelengkan kepalanya. Apapun itu, dia tidak mau ikut campur urusan pria itu.
"Jadi, kau hanya perlu bersabar saat menghadapi Direktur Choi haha"
Tuan Lee kembali berkata sambil tertawa pelan.
"Ne. Terima kasih atas sarannya"
Syafa berkata sambil sedikit membungkukkan tubuhnya walaupun dia tahu Tuan Lee tidak bisa melihatnya karena sedang sibuk mengemudi.
Syafa, gadis itu kembali membuang pandangannya keluar jendela mobil membiarkan angin malam kembali menyapa wajahnya dan membuat kain berwarna abu-abu yang menutupi kepalanya ikut bergerak.
Gadis itu sedikit meremas map berwarna coklat berisi berkas yang dia simpan di pangkuannya. Berkas yang membuat dia dan Direktur Choi itu harus kembali 'berurusan'. Huh, Syafa harus cepat-cepat membereskan semua ini.
****
Gadis dengan kain penutup kepala berwarna ungu muda itu kembali melihat jam tangan pink yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir dua jam dia menunggu tetapi orang yang dia tunggu sampai sekarang belum juga datang. Untung saja di ruangan itu tersedia tempat duduk jadi dia tidak perlu berdiri seperti orang bodoh sambil menunggu 'orang' yang tak tahu kapan 'datangnya'.
"Chogio"
Syafa akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada karyawan wanita yang akan lewat di depannya.
"Hm ?"
Karyawan itu menatap Syafa dengan heran namun tidak terlalu diperdulikan Syafa karena dia sudah mendapatkan tatapan itu sedari tadi, ah lebih tepatnya dari saat dia datang ke perushaan ini beberapa hari yang lalu untuk meminta maaf bersama Ji Eun. Entah karena peristiwa saat Syafa menyiramkan jus ke wajah 'atasan' mereka atau karena pakaiannya yang berbeda. Entahlah. Syafa tidak tahu.
"Em.. bolehkah aku bertanya ?"
Karyawan wanita itu tidak menjawab tetapi dari ekspresi wajahnya, dia menunggu kelanjutan kalimat Syafa. Melihat Itu Syafa segera melanjutkan kalimatnya.
"Apa Direktur Choi akan datang hari ini ? Ah, maksudku datang bekerja ?"
Syafa memperbaiki pertanyaannya.
"Kurasa tidak. Aku dengar dia baru saja terbang ke Jepang pagi ini. Sepertinya ada perubahan jadwal dengan pertemuannya disana "
Karyawan wanita itu menjelaskan dengan sangat lengkap. Benar-benar karyawan teladan. Karyawan yang tahu 'seluk-beluk' dengan apa yang sudah dan akan dilakukan atasannya. Itu bagus. Tapi, Bukankah Syafa juga termasuk karyawan teladan ? Bayangkan saja, dia rela melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan tugasnya. Tapi, kembali lagi , dia memang 'bawahan' yang harus selalu mendengarkan dan melakukan perintah 'atasan'. Sudahlah. Yang terpenting dia harus segera memberikan berkas ini dan semuanya selesai. Harus selesai !
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa (한강에 황혼)/COMPLETED
RomanceKisah cinta seorang gadis muslimah (Syafa) dan CEO korea bermulut kasar (Ji Hyuk). Bisakah mereka bersama dengan perbedaan keyakinan yang mereka miliki ? "...jika saja aku tahu kita tidak bisa bersama maka aku berharap rasa ini benar-benar berubah...