Chapter 6 (Pelanggan Kopi)

3.1K 255 15
                                    

__

Syafa mengetuk pintu didepannya terlebih dahulu sebelum menggesernya. Gadis itu baru saja melangkahkan kakinya saat pria itu sedang mengancing bajunya yang membuat dia segera membalikan badan. Padahal posisi pria itu membelakanginya tapi tetap saja membuat Syafa terkejut.

"Selamat pagi"

Tuan Kim yang sedang memegang jas pria itu berkata sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

"S.. selamat pagi"

Syafa berkata dengan sedikit terbata kemudian kembali membalikan badan dan melihat pria itu sudah memakai jasnya.

"Ternyata kau benar-benar keras kepala"

"Bukankah sudah kukatakan berhenti menyiksa dirimu ?"

Ji Hyuk melanjutkan kalimatnya sambil menerima parfum yang baru saja di berikan tuan Kim. Dari bentuknya Syafa bisa menebak kalau parfum itu adalah parfum bermerek. Tentu saja, siapapun yang melihat pria ini pasti langsung tahu kalau dia tipe pemilih dengan apapun yang ada dalam hidupnya.

Syafa mengerutkan kening saat melihat pria itu tidak menyemprotkan parfum itu ke jas ataupun ke kemejanya, Pria itu lebih memilih menyemprotkannya ke samping kiri dan kanan serta di depannya. Dia seperti sedang mengusir serangga-serangga pengganggu yang berada disekitarnya. Ya, bisa diumpamakan seperti itu.

Apa ini ? Syafa tidak ingin merasa bahwa serangga pengganggu yang ada dalam otaknya adalah dirinya tapi tidak bisa. Gadis itu benar-benar merasa bahwa serangga yang membuat pria itu menyemprotkan parfum adalah dia. Tapi, .. ah sudahlah terserah pria itu.

Syafa kini melihat Ji Hyuk kembali memberikan parfum itu pada Tuan Kim. Bahkan untuk memegang parfum pun Tuan Kim yang harus melakukannya ? Astaga. Yaa, seperti yang sering dikatakan orang Indonesia 'orang kaya maah bebas'

"Pulanglah dan nikmati hari liburmu. Bukankah itu lebih baik ?"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Ji Hyuk kemudian melangkahkan kakinya diikuti tuan Kim, sementara Syafa hanya bisa terdiam sejenak. Pria itu hanya 2 hari berada di rumah sakit. Baguslah, setidaknya tugas yang diberikan tuan Park telah selesai.

*****

Syafa berdiri di depan rumah sakit sambil menatap air yang turun dari atas sana.

"Astaga"

Syafa menepuk jidatnya pelan. Gadis itu lupa membawa payung. Ah, lebih tepatnya tidak membawa payung. Dia mengira hari ini tidak akan turun hujan. Tapi itu kan cuma perkiraan manusia sementara ada pemilik semesta yang sudah merencanakan semuanya, dan mau tidak mau manusia harus menerimanya, kan ? dan Syafa lebih memilih berdiri didepan rumah sakit sambil menunggu hujan reda dengan beberapa orang yang sepertinya juga terjebak disitu. Syafa beruntung, ternyata dia masih mempunyai teman untuk menunggu. Awalnya, gadis itu berpikir dia akan sendiri di depan rumah sakit itu mengingat pasien Samsung Hospital semuanya pasti 'orang berada' yang tentu saja bisa dibilang mereka semua mempunyai kendaraan pribadi. Tapi, kenyataannya seperti ini dan Syafa Benar-benar harus bersyukur.

Gadis itu berbalik saat merasakan seorang pria sudah berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Syafa lagi-lagi menghembuskan napasnya pelan.

"Kenapa dunia begitu sempit ?"

Syafa bergumam dalam hati sambil sedikit menggeserkan tubuhnya agar lebih jauh dari pria itu. Dia tidak tahu kalau pria disampingnya ini masih ada di rumah sakit.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan rumah sakit sehingga membuat orang-orang yang berada ditempat itu termasuk Syafa berbalik sebentar untuk melihat mobil itu sebelum kembali melakukan aktivitas mereka, Kecuali Syafa. Gadis itu sedang melihat pria disampingnya masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam didepannya. Pria itu bahkan tidak melirik Syafa. Tapi tidak apa-apa, Syafa tidak mengharapkan itu. Syafa hanya berharap dia tidak akan pernah bertemu dengan pria itu lagi dan mereka akan kembali menjadi orang asing. Menjadi seperti orang yang tidak pernah bertemu sebelumnya.

Syafa (한강에 황혼)/COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang