--
Syafa merenggangkan tangannya yang terasa kaku karena seharian mengetik. Gadis itu berbalik ke samping dan menatap kursi Ji Eun yang kosong.
"Sepi juga saat gadis itu tidak ada"
Syafa bergumam pelan kemudian menatap layar ponselnya. Mungkin saja Ji Eun mengirim sms untuk meminta bantuannya. Kosong. Gadis itu kembali menyimpan ponselnya. Ji Eun memang tidak hadir hari ini karena dia sedang sibuk memindahkan barang-barangnya. Ya, Ji Eun harus pindah apertemen. Kenapa ? Hah, tidak semua ekonomi orang sama, kan ?
Syafa menghembuskan napasnya pelan dan kembali menatap layar monitor di depannya. Gadis itu siap untuk kembali bekerja.
Drttt .. drttt...
Syafa menatap ponselnya yang bergetar. Raut wajah gadis itu kini terlihat bingung saat melihat tulisan yang tertera di layar ponsel itu.
'Nomor tidak di kenal'
Dengan wajah yang masih bingung gadis itu kemudian menggeser tombol hijau dan segera mendaratkan benda berwarna putih itu ke telinga kanannya.
"Yeobosoyo"
"..........."
"Ah, anyeonghaseyo Sajangnim"
"................"
"Mwo ?"
Raut wajah Syafa lagi-lagi berubah saat mendengar ucapan orang yang sedang menghubunginya.
*****
Syafa bisa menghembuskan napasnya lega saat dia mengetahui kalau pria itu tidak ikut. Setidaknya hanya Tuan Kim dan Ji Yeon, asisten pribadi tuan Park yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Apa pekerjaan kalian tidak terganggu ?"
Akhirnya tuan Kim membuka suara.
"T..tidak. Lagipula ini perintah dari tuan Park"
Syafa menjawab sambil tersenyum. Lebih tepatnya dipaksakan. Dia tahu jawaban itu tidak mewakili hatinya.
"Tuan Park dan Tuan Choi bersahabat sudah sangat lama. Jadi Tuan Choi sering meminta bantuan Tuan Park untuk memperhatikan Direktur Choi"
"Ah"
Syafa menganggukan kepalanya tanda mengerti. Sebenarnya Syafa sudah tahu kalau Direktur Choi dan Tuan Park dekat. Namun, gadis itu sempat bingung , mengapa rumah pria itu juga harus Tuan Park yang mengurusnya ? Dan perkataan Tuan Kim barusan menjawab pertanyan Syafa. Tapi , tunggu dulu, bukankah ini terlalu kekanak-kanakan? Apa pria itu tidak tahu mengurus rumahnya sendiri? Dia sudah dewasa , kan?
"Maafkan aku"
Kini Jiyeon yang bersuara.
Syafa berbalik dan menatap Ji Yeon yang duduk di sampingnya dengan tatapan bingung.
"Kenapa meminta maaf ?"
"Karena belum sempat mentraktirmu"
Ji Yeon berkata sambil sedikit tertawa.
"Kwaenchana. Lagipula aku tahu Anda pasti banyak pekerjaan"
Syafa berkata sambil memperlihatkan senyum tulusnya.
"Hm, kau benar. Bahkan jam tidurku saja hanya 3 jam dalam sehari. Omo, kulitku yang malang"
Ji Yeon berkata sambil memegang kulit wajahnya sementara Syafa hanya bisa kembali tersenyum melihat tingkah asisten pribadi tuan Park itu. Jangan heran, wanita bahkan pria korea sangat memperhatikan kulit mereka. Karena itu mereka selalu terlihat cantik dan bening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa (한강에 황혼)/COMPLETED
RomanceKisah cinta seorang gadis muslimah (Syafa) dan CEO korea bermulut kasar (Ji Hyuk). Bisakah mereka bersama dengan perbedaan keyakinan yang mereka miliki ? "...jika saja aku tahu kita tidak bisa bersama maka aku berharap rasa ini benar-benar berubah...