__
“Aku akan ke makam Ibu besok”
Perkataan Min Hyuk membuat Ji Hyuk mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil, dia memilih berbalik dan menatap hyungnya.
“Sudah sangat lama aku tidak memberikan bunga untuk ibu”
Min Hyuk melanjutkan kalimatnya.
“Sudahlah. Aku tidak ingin menyusahkan hyung”
“Kwaenchana”
Min Hyuk berkata sambil berjalan mendekati Ji Hyuk dan berdiri tepat di depan pria itu.
“Gadis itu, gadis yang kau maksud tadi,... Hae In ?”
Min Hyuk bertanya sambil menatap Ji Hyuk lekat.
“Aku pikir hyung tidak perlu tahu dengan masalah pribadiku”
Ji Hyuk berkata dengan penuh penekanan.
“Aku memang tidak ingin tahu masalah pribadimu. Tapi kalau tentang gadis itu, aku ingin tahu”
Kening Ji Hyuk mengkerut.
“Aku pikir hyung tidak perlu takut kalau aku akan merebut Hae In. Hae In bahkan menyusul hyung ke Amerika. Aku pikir dia sangat mencintaimu”
Min Hyuk terkekeh pelan.
“Syafa. Aku tertarik pada gadis itu. Aku memberi tahumu sekarang karena aku bukanlah tipe pria yang suka menyembunyikan perasaan”
Raut wajah Ji Hyuk berubah menjadi serius mendengar penuturan Min Hyuk barusan.
“Jangan mengganggunya. Dia bukan gadis biasa seperti yang hyung kenal. Dia berbeda”
“Karena itulah aku tertarik padanya”
Ji Hyuk kembali menatap Min Hyuk dengan tatapan serius.
“Aku pikir hyung dan Hae In sudah bahagia saat di Amerika”
“Gadis itu. Dia tidak menyukaiku. Dia mungkin menyukaimu. Tidak, maksudku dia masih dan tetap menyukaimu. Jadi, Aku harap kau tidak membuatnya terluka”
Min Hyuk berkata sambil menepuk pundak Ji Hyuk pelan sebelum berbalik untuk meninggalkan Ji Hyuk yang masih terdiam.
“Ah, dan aku...”
Min Hyuk berkata dan kembali berbalik menatap Ji Hyuk.
“..akan mengorbankan semuanya, termasuk keyakinanku”
Min Hyuk menyelesaikan perkataannya kemudian kembali membalikan tubuhnya sementara Ji Hyuk hanya menatap punggung Min Hyuk dengan tatapan tajam.
****
Syafa baru saja menyelesaikan sholat subuhnya saat ponselnya berdering.
“Siapa yang menghubungiku sepagi ini ?”
Syafa bergumam pelan sambil mengambil ponselnya yang dia letakan di atas meja kecil disamping tempat tidurnya.
“Keluarlah”
Syafa terkejut melihat pesan dari Ji Hyuk barusan.
“Sepagi ini ?”
Kening Syafa mengkerut.
“Ppalli. Apa kau tidak tahu kalau aku kedinginan disini ? babo”
“Hah ?”
Mulut Syafa sedikit terbuka karena terkejut saat membaca pesan dari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa (한강에 황혼)/COMPLETED
RomanceKisah cinta seorang gadis muslimah (Syafa) dan CEO korea bermulut kasar (Ji Hyuk). Bisakah mereka bersama dengan perbedaan keyakinan yang mereka miliki ? "...jika saja aku tahu kita tidak bisa bersama maka aku berharap rasa ini benar-benar berubah...