__
Ji Hyuk menatap apertemen Syafa dari jendela hotelnya. Lampu apertemen itu mati menandakan sang pemilik belum datang. Mata pria itu kini beralih menatap layar ponsel yang dipegangnya sedari tadi. Sebenarnya dia berniat menghubungi Syafa namun dia tidak berani.
Tidak berani ? Apa Ji Hyuk baru saja merasa takut pada seseorang ?
Entahlah. Dia juga tidak tahu. Tadi saat menurunkan gadis itu di halte bus, pikirannya sedang kacau.
“Apa yang baru saja aku lakukan ?”
Ji Hyuk bergumam pelan sambil memijit pelipisnya.
Dimana dan kemana Syafa sekarang ? Bukankah tadi dia menurunkan gadis itu di sebuah halte yang terlihat tidak terawat ? Apa mungkin bus dari halte itu sudah tidak beroperasi lagi ? Lalu, bagaimana keadaannya sekarang ? Apa mungkin dia sedang sendirian disana ?
Ji Hyuk mengacak rambutnya saat memikirkan kemungkinan-kemungkinan tentang gadis itu. Ini pertamakalinya dia merasakan sebuah penyesalan yang amat dalam. Sepertinya Ji Hyuk harus pergi melihat Syafa di halte itu.
Pria itu berhenti mengacak rambutnya saat melihat dua orang yang sedang berdiri tepat di depan tangga apertemen Syafa. Mata pria itu kini berubah menjadi serius saat melihat gadis di depan pria itu sedang memakai sebuah jas berwarna hitam yang dapat Ji Hyuk tebak kalau jas itu adalah milik sang pria.
****
“Masuklah dan ganti pakaianmu”
Min Hyuk berkata dan kembali menunjukan senyumannya sedangkan Syafa masih terus diam sambil menundukkan kepala.
“Lanjutkan pikiranmu besok. Sekarang kau hanya perlu istirahat”
Syafa mendongakan kepalanya dengan air mata yang sudah berada di pelupuk matanya.
"Aduh, kenapa Air ini harus jatuh sekarang ?" Syafa berkata dalam hati.
“Hey, berhenti menangis dan masuklah”
Min Hyuk mengangkat tangannya berniat menghapus air mata Syafa namun tangannya tertahan oleh seseorang.
“Sudah kukatakan jangan sembarangan menyentuhnya”
Min Hyuk berbalik ke arah sumber suara dan tidak sampai sedetik dia sudah menunjukan senyum miringnya.
“Ah, maaf. Aku tidak tahu kalau kau selalu melindunginya seperti ini”
Min Hyuk berkata dengan penuh penekanan sambil menatap Ji Hyuk serius.
“Aku tidak mempunyai urusan dengan Hyung. Aku hanya mempunyai urusan dengan asistenku”
“Aku juga tidak mempunyai urusan dengan An”
Perkataan Syafa barusan membuat kedua pria itu berbalik menatapnya.
“Aku mungkin bisa bersabar dengan semua yang Anda lakukan padaku selama ini. Tapi, kali ini aku tidak bisa daepyonim”
Kali ini Syafa yang berkata dengan penuh penekanan. Gadis itu bahkan menangis sekarang.
Ji Hyuk berjalan mendekati Syafa, pria itu menatap wajah Syafa yang sedikit memucat. Pakaian gadis itu bahkan terlihat basah.
“A...aku tidak tahu kalau kau akan seperti ini”
“Kalau begitu teruslah berpura-pura seperti Anda tidak tahu”
Syafa berkata kemudian membalikan tubuhnya meninggalkan pria yang benar-benar tidak ingin dilihatnya lagi.
Gadis itu melangkahkan kakinya sambil menghapus air matanya yang kembali terjatuh sementara Ji Hyuk hanya bisa menatap punggung Syafa.
“Berhenti mengganggunya. Bukankah Hae In sudah kembali padamu ? Harusnya kau bahagia sekarang”
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa (한강에 황혼)/COMPLETED
RomanceKisah cinta seorang gadis muslimah (Syafa) dan CEO korea bermulut kasar (Ji Hyuk). Bisakah mereka bersama dengan perbedaan keyakinan yang mereka miliki ? "...jika saja aku tahu kita tidak bisa bersama maka aku berharap rasa ini benar-benar berubah...