"Lepaskan aku, Kim Jaehwan!!"
Daniel menyentakkan tangan Jaehwan sedikit keras agar cengkeramannya lepas. Dan itu berhasil.
Mereka saling bertatapan, satu dengan tatapan tajam penuh emosi, yang satu lagi dengan tatapan mengernyit bingung sekaligus menahan rasa nyut-nyutan dikepalanya.
Daniel menoleh ke sekitar, dan ia langsung tau bahwa mereka berada di depan laboratorium.
"Kau.. Apa kau menungguku digerbang hanya untuk menjambakku?" tunjuk Daniel pada Jaehwan. Rambut cokelatnya berantakan dan mencuat kemana-mana.
"Aku baru saja ingin menghantamkan kepalamu ke dinding ini" jawab Jaehwan sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Dasar psikopat" gerutu Daniel, lalu menyentuh kepalanya yang sakitnya mulai mereda.
"Kenapa kau melumuri mejaku dengan cokelat?? Mejaku jadi dipenuhi semut, bodoh! Kau tidak tau betapa mengerikannya kalau semut sudah berkumpul seperti itu?!!" celoteh Jaehwan, lalu mendorong pelipis kanan Jaehwan dengan jari telunjuk kanannya.
Tapi jari itu ditangkap Daniel, membuat Jaehwan terkesiap beberapa detik.
"Kenapa kau menuduhku? Ada barang bukti?" tanya Daniel. Jaehwan menarik jarinya dari genggaman Daniel, tapi tidak bisa.
Daniel tersenyum miring melihat ekspresi Jaehwan.
"Aku tau pelakunya adalah kau! Karena sejak kau datang, selalu ada hal aneh yang terjadi padaku! Padahal sebelum kau datang, hidupku tenang damai aman sejahtera"
Daniel menahan tawa mendengar jawaban Jaehwan, lebih tepatnya pada kalimat terakhir.
'Tenang damai aman sejahtera pantatku' ucapnya dalam hati.
"Mengaku saja! Kau pelakunya kan?" tuding Jaehwan kembali menunjuk Daniel, kini dengan telunjuk kiri.
"Hey, kau menuduh tanpa bukti sama saja dengan fitnah.." sahut Daniel sambil menatap jari telunjuk indah itu yang dekat dengan dagunya.
"Fitnah dengkulmu! Katakan saja, kenapa kau melakukan hal itu?!" Jaehwan melotot galak.
Jarinya ditangkap Daniel, membuat Jaehwan kembali terkesiap. Genggaman namja Kang itu kuat sekali, dan Jaehwan tidak bisa menarik jarinya.
"Kenapa kau bersikukuh sekali mengatakan aku pelakunya, hm?" tanya Daniel, lalu menarik kedua jari itu sehingga Jaehwan tertarik paksa mendekat padanya. Wajah mereka yang berdekatan membuat Jaehwan gugup.
"K.. Karena memang kau pelakunya!" jawab Jaehwan tetap bersikap galak.
"Bukan. Jawabannya karena kau punya ikatan batin denganku" bisik Daniel sambil tersenyum idiot.
Jaehwan terdiam sejenak, lalu kelopak matanya melebar.
"Ikatan batin apanya!! Aku bukan ibumu, bodoh!!"
"Aih aih.. Kau memang bodoh" gumam Daniel sambil tersenyum mengejek.
"Terserah kau saja! Jadi.. Memang benar kau pelakunya, heh?"
"Bingo"
Grab!!
"Kesini kau!"
"Arrrggh!!"
Rambut Daniel kembali dijambak oleh Jaehwan, dan namja Kang itu kembali menjerit sepanjang perjalanan menuju ruang kelas mereka.
Perhatian murid-murid berpusat kepada mereka karena kegaduhan itu. Setibanya di kelas, Jaehwan menggiring Daniel menuju bangku mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Stupid Kang
Fanfiction"Hey, tuan sombong yang disana!!" "Persetan dengan maaf!! Aaaaak!! Oke oke!! Maafkan aku!!" "Annyeong, hmm.. Kim Jaehwan-ssi? Senang bertemu denganmu untuk kedua kalinya?" 'Bunuh aku sekarang jugaaaaaa!!!!!!'