Jaehwan menatap gedung di depannya dengan bibir mengerucut. Ia sudah diberitahu nomor kamarnya, tapi- yang benar saja!
Gedung itu besar. Apakah Jaehwan harus memeriksa setiap lantai untuk menemukan kamarnya?
Sambil menghembuskan nafas kesal, ia menarik ke dua kopernya memasuki gedung asrama sambil berharap ada orang yang baik hati membantunya menemukan kamar barunya.
"Hei!!"
Jaehwan terlonjak kaget dan refleks berbalik saat seruan semangat serta tepukan di bahunya. Saat berbalik, ia menemukan seorang pemuda yang tengah tersenyum lebar padanya.
"Eh...siapa..?" tanya Jaehwan ragu-ragu.
"Kau murid baru yang diberitahu kepala asrama itu? Ehm..kim..apa ya..tae..? Jae..?" pemuda itu tampak berpikir.
"Iya, aku murid baru. Namaku Kim Jaehwan" jawab Jaehwan.
"Aku Kim Taemin, kelas 3-2. senang bertemu denganmu" pemuda bernama Taemin itu mengulurkan tangan.
Jaehwan tergagap.
"Ah, maaf...ternyata kau seniorku. Aku baru kelas dua. Senang bertemu denganmu juga, sunbae" ucap Jaehwan sambil menerima uluran tangan itu.
Taemin tersenyum melihat Jaehwan yang gelagapan menerima uluran tangannya.
"Panggil aku hyung saja.."
Jaehwan mengangguk sambil menyengir kecil.
"Jadi? Sudah tau letak kamarmu?"
Jaehwan menggeleng dengan bibir mengerucut lagi.
"Kamar nomor berapa?" Taemin meraih satu gagang koper Jaehwan.
"Kamar nomor... Seratus..lima.." jawab Jaehwan sambil menatap layar ponselnya. Memastikannya dari pesan yang di kirim oleh Bibi Kang padanya satu jam yang lalu.
"Oh, itu dilantai dua..ikuti aku" ucap Taemin sambil menyeret koper Jaehwan.
"E- eh-?!! Hyung, biar aku yang membawa-"
"Tidak apa-apa. Ini tidak merepotkanku" jawab Taemin sambil tersenyum. Jaehwan menggigit bibir bawahnya ragu, tapi ia memilih mengalah.
Ia meraih kopernya yang satu lagi, lalu menyusul langkah Taemin yang mulai menaiki tangga.
"Disini, tidak disediakan lift. Jadi jika kau sedang terburu-buru, hati-hati saat menuruni tangga. Sudah banyak yang menjadi korban di tangga ini" jelas Taemin.
Jaehwan mengangguk, mengingat baik-baik ucapan seniornya itu.
"Kau tenang saja, kau berada di area yang bagus. Penghuni kamar dilantai dua orangnya suka bersosialisasi, jadi tidak perlu takut kau tidak akan punya teman.. Tapi, harap maklum. Mereka mungkin sedikit idiot"
Jaehwan tersenyum.
"Aku bahkan pernah bertemu dengan orang yang idiotnya melebihi batas wajar.. Jadi, mungkin nanti aku biasa-biasa saja menghadapinya" ujar Jaehwan.
"Benarkah?" Taemin terkekeh. "Aku penasaran apakah idiotnya lebih dari anak-anak disini"
"Mungkin anak-anak disini kalah idiotnya" jawab Jaehwan sambil tersenyum. Wajah Daniel tergambar diotaknya.
"Baiklah, kalau begitu kau tidak perlu risih lagi..." Taemin menepuk bahu Jaehwan.
Mereka berjalan menuju sebuah kamar yang berada di ujung lorong.
"Nah, ini kamarmu" lanjutnya. Jaehwan menatap pintu bercat dark chocolate.
"Sampai jumpa besok, dan selamat berinteraksi" Taemin mengacak-acak rambut Jaehwan sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Stupid Kang
Fanfiction"Hey, tuan sombong yang disana!!" "Persetan dengan maaf!! Aaaaak!! Oke oke!! Maafkan aku!!" "Annyeong, hmm.. Kim Jaehwan-ssi? Senang bertemu denganmu untuk kedua kalinya?" 'Bunuh aku sekarang jugaaaaaa!!!!!!'