Suasana kelas saat itu sedang tenang, hening dan damai. Semuanya tekun mengerjakan ulangan mendadak yang diberikan oleh Park Seonsaengnim.
Ulangan Fisika
Pelajaran mematikan bagi sebagian besar manusia. Saudara kandung dari Matematika, bersepupukan Kimia dan berpamankan Biologi.
Jaehwan yang memiliki otak tidak se-encer para ilmuwan ataupun se-encer otak Minhyun hanya bisa menghembuskan nafas berat berkali-kali.
Gara-gara menunggu Daniel pulang, ia terjaga sampai pukul tiga pagi. Ia bahkan meminum kopi agar matanya terbuka sepanjang malam, tapi pemuda yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang. Akhirnya Jaehwan mengalah dan tertidur.
Ia tidak menyentuh buku pelajaran selama menunggu itu. Yang ia lakukan adalah berjalan bolak-balik dari ranjang ke jendela, lalu kembali keranjang dan kembali ke jendela.
Membahas Daniel, sampai sekarang pun pemuda itu belum menampakkan batang hidungnya. Jaehwan melirik bangku kosong itu.
Daniel cukup pintar dalam pelajaran ini, setidaknya bisa membantunya lolos dari ujian perbaikan. Tapi, ia malah hilang disaat tidak tepat.
Tanpa sadar, Jaehwan membnating pulpennya. Menimbulkan suara yang cukup menarik perhatian.
"Ya, Tuan Kim? Kau memberontak?" ujar Park Seonsaengnim. Jaehwan tersadar lalu menggeleng. Tidak lupa meminta maaf, kemudian kembali menghembuskan nafas lesunya.
"Dia hilang saat dibutuhkan" gerutu Jaehwan, pelan.
Brak!
Semua perhatian tertuju pada pintu yang dibuka sedikit kasar. Tampak seorang pemuda dengan penampilan cukup kacau berdiri di ambang pintu.
"Maaf Ssaem, aku terlambat. Ban mobil yang mengantarku bocor dan perlu diperbaiki"
"Baiklah, Kang Daniel. Silahkan duduk, kita sedang melakukan ulangan harian"
Pemuda kacau alias Daniel itu mengangguk sambil tersenyum senang. Ia langsung duduk disamping Jaehwan tanpa mau menoleh sedikitpun pada orang disampingnya itu.
Padahal Jaehwan tengah menatap penuh emosi padanya. Daniel mengabaikan itu.
Ia meraih kertas yang diberikan, dan mulai mengisi biodata.
"Kemana saj-"
"Sst.. Kita sedang ulangan" potong Daniel dengan tatapan tertuju pada lembaran soal. Sesekali ia mengangguk, mencoret-coret sejenak, laku tersenyum senang.
"Yaih.. Kau pintar juga rupanya" puji Jaehwan. Daniel hanya mengangguk, tidak terlalu peduli. Ia fokus mengerjakan soal-soal itu.
Jaehwan buru-buru menyalin jawaban dari kertas Daniel. Pemuda Kang itu tetap membiarkan Jaehwan menyalin jawabannya.
Untuk saat ini, Jaehwan melupakan kekesalannya pada pemuda itu.
🌠🌠🌠
"Waktu habis! Jauhkan tangan kalian dari lembar jawaban!" seru Park Seonsaengnim disambut dengan seruan panik siswa dan siswi.
Daniel mengangkat kedua tangannya dengan santai, disusul oleh Jaehwan. Membiarkan kertas yang ada dimeja mereka diambil oleh sang guru.
Setelah Park Seonsaengnim keluar, Jaehwan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Matanya masih tertuju pada Daniel yang merebahkan kepalanya dimeja.
Jaehwan teringat dengan emosinya yang tertunda. Ia segera menarik rambut Daniel.
"Aargh! Sialan- Kim Jaehwan!!" seru Daniel kesal. Ia mengangkat kepalanya dan menoleh pada Jaehwan yang ternyata sedang menatapnya galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Stupid Kang
Fanfiction"Hey, tuan sombong yang disana!!" "Persetan dengan maaf!! Aaaaak!! Oke oke!! Maafkan aku!!" "Annyeong, hmm.. Kim Jaehwan-ssi? Senang bertemu denganmu untuk kedua kalinya?" 'Bunuh aku sekarang jugaaaaaa!!!!!!'