Mr. Stupid Kang- 21

760 98 79
                                    

Daniel menusuk kertas yang ada dihadapannya menggunakan sebuah pulpen dengan raut wajah kesal. Teringat akan kejadian saat pelajaran Fisika tadi.

"Cepat bentuk kelompok dalam waktu satu menit!!" teriak Park-Seonsaengnim. Siswa-siswi segera membentuk kelompok dengan memilih anggota sesuka mereka.

Jaehwan, Daniel, Doyoung serta Jennie sudah membentuk sebuah kelompok. Tiba-tiba Myeong Eun datang dan duduk dengan santai disamping Daniel.

"Mau apa kau?" tanya Daniel galak.

"Aku masuk kelompok ini" sahut Myeong Eun.

"Kenapa harus disini? Bukankah masih banyak kelompok lain yang sepertinya membutuhkanmu?" sinis Daniel.

"Tapi aku butuh disini"

"Tinggalkan kelompok ini" desis Daniel, menahan emosi.

"Tidak mau. Teman-teman yang lain tidak keberatan aku disini, kenapa kau kesal sekali?"

"Tinggal-"

"Biarkan saja Niel-ah.. Bukankah kalian berteman sejak kecil? Seharusnya kau membantunya. Lagipula dia belum punya banyak teman dekat"

Ucapan Jennie membuat Daniel semakin kesal.

"Aku tidak suka dia berada satu kelompok denganku!"

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu diantara kalian?" tanya Jennie polos.

Daniel langsung bungkam, sedangkan Myeong Eun menunduk.

"Apa kalian keberatan kalau aku ada disini?" tanya Myeon Eun dengan nada sedikit takut.

"SANGAT!!" tegas Daniel.

"Kang Daniel, tenanglah!" tegur Doyoung sambil memukul pelan lengan Daniel.

Daniel terpaksa menerima kenyataan bahwa  ia harus sekelompok dengan Myeong Eun.

"Sialan! Kenapa dia harus pindah kesini?" gerutu Daniel. Ia merebahkan kepalanya ke atas meja. Entah kenapa, kepalanya terasa berat hari ini.

"Niel, aku ke perpustakaan dulu" ujar Jaehwan sambil menggenggam dua buku.

"Aku ikut!" sahut Daniel sambil menegakkan tubuh.

"Tidak perlu, kau duduk disini saja"

"Tidak! Aku pergi bersamamu" Daniel keras kepala dan menyelipkan tangannya dilengan kanan Jaehwan.

"Terserah kau saja" jawab Jaehwan, mengalah. Kemudian keduanya melangkah menuju perpustakaan.

Dalam perjalanan ke perpustakaan, langkah kedua pemuda itu terhenti.

"Niel! Temani aku!" Sejeong datang dengan menenteng bekalnya.

Daniel menoleh pada Jaehwan yang memasang wajah polosnya. Sejeong ikut menoleh.

"Ah, Jaehwan-ah! Kau ikut makan bersama kami?"

Jaehwan langsung menggeleng.

"Tidak, terima kasih. Aku akan perpustakaan" tolaknya sambil menunjukkan dua buku.

"Ooh, baiklah. Kalau begitu kami pergi dulu" Sejeong tersenyum lalu menggamit lengan Daniel. Menyeret pemuda itu menjauh dari Jaehwan.

Daniel sendiri tidak tau harus bagaimana. Sesekali ia menoleh ke belakang, dan ia melihat Jaehwan berjalan tanpa menoleh sedikitpun padanya.

Jaehwan mengangguk pelan dalam diamnya dengan hati sibuk berbicara.

Jangan terlalu berharap bodoh!
Bukankah kau sudah bertekad akan menjauhinya?
Perasaan Daniel padamu itu hanya main-main.
Siapa juga yang akan menyukai pria menjijikkan sepertimu? Mimpi saja!
Lagipula Daniel tidak akan mungkin membantah keinginan ibunya.
Jangan menambah masalah, Kim Jaehwan.
Hapus saja rasa suka itu, toh belum terlambat.
Kau bisa mendekat pada Minhyun-hyung.
Atau menjauh dari semua yang berkaitan dengan Daniel.
Kenapa kau bisa lupa? Daniel memiliki kekasih. Kau hanya orang ketiga.
Dasar bodoh.

Mr. Stupid KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang