"Kau pulang duluan saja" ucap Daniel saat melihat Jaehwan tengah menunggunya di depan pintu kelas.
"Mau kemana kau?" tanya Jaehwan heran.
"Kau tidak perlu tau" sahut Daniel sambil menyeret tasnya dan menyampirkan satu tali di pundak.
"Aku perlu tau! Karena kau itu tanggung jawabku" jawab Jaehwan sambil mengikuti Daniel.
"Tanggung jawab? Hey, seharusnya kau yang menjadi tanggung jawabku, tapi ya di masa depan nanti" sahut Daniel sambil tersenyum jahil.
Sontak Jaehwan melayangkan tangan memukul kepala Daniel, tapi kali ini namja itu mengelak.
"Hahahahaha, gagal memukulku?" ejek Daniel.
"Dasar sialan" umpat Jaehwan.
"Kau pasti senang ku sebut sebagai tanggung jawabku" goda Daniel.
"Aku lebih senang menjadi tanggung jawab dari Minhyun-hyung" sahut Jaehwan acuh sambil memperbaiki letak tasnya.
Ucapan Jaehwan membuat Daniel kehilangan senyumnya beberapa detik. Untung saja Jaehwan tidak menyadari perubahan ekspresi itu.
"Kau selalu menyebut nama Minhyun-hyung setiap kali aku mengatakan hal manis padamu. Kau menyukainya?" tanya Daniel, iseng.
Tak lupa, ia mengecek raut wajah Jaehwan. Ia bisa melihat dengan jelas dari jarak sedekat ini bahwa rona merah samar memenuhi pipi chubby Jaehwan serta senyum tertahan namja manis itu.
Detik itu juga Daniel mengerti. Jaehwan juga menyukai Minhyun.
"Sok tau sekali kau" jawab Jaehwan sambil menunduk.
"Dari pipi meronamu itu saja aku sudah tau"
"Hey!! Aku tidak merona!!"
"Siapapun yang melihat ekspresimu tadi akan langsung mengerti bahwa kau menyukainya"
"Terserah kau sajalah!" jawab Jaehwan ketus.
Daniel tertawa puas lalu merangkul Jaehwan. Namja manis itu sendiri berusaha melepas rangkulan Daniel tanpa tenaga.
"Mau kubantu agar bisa berpacaran dengannya?" bisik Daniel.
"Ap.. Pacaran apa maksudmu?! Bodoh!! Tidak perlu! Aku tidak menyukainya, kau tuli?!"
"Kenapa kau jadi kelihatan panik begitu? Kalau tidak mau ya sudah, aku hanya menawarkan" ujar Daniel.
Jaehwan tidak menjawab. Wajahnya terasa panas.
"Tapi kalau kau berubah pikiran, katakan padaku. Aku akan membantumu sepenuh hati hingga keinginanmu tercapai" lanjut Daniel.
"Pikirkan dan urus saja urusan percintaanmu sendiri" sahut Jaehwan risih.
"Sebagai teman yang baik, aku akan membantu temanku agar dia bisa bahagia"
"Sejak kapan kita menjadi teman?" elak Jaehwan.
"Yayayaya, kau mana mungkin mau berteman dengan pria tampan sepertiku? Yang ada kau akan malu dan tidak percaya diri" sahut Daniel santai.
"Ya, memang. Aku akan malu karena sifat bodohmu selalu membuat perhatian tertuju padaku dan kau"
"Akui saja kalau kau itu tidak tampan sehingga malu berada di dekatku"
"Aku malu bukan karena aku tidak tampan, tapi malu karena perbedaan ekonomi keluarga kita" jawab Jaehwan pelan, hampir seperti berbisik.
Tapi karena Daniel merangkulnya, namja Kang itu mendengar semua ucapan itu.
Ia terdiam. Ucapan Jaehwan menusuk hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Stupid Kang
Fanfiction"Hey, tuan sombong yang disana!!" "Persetan dengan maaf!! Aaaaak!! Oke oke!! Maafkan aku!!" "Annyeong, hmm.. Kim Jaehwan-ssi? Senang bertemu denganmu untuk kedua kalinya?" 'Bunuh aku sekarang jugaaaaaa!!!!!!'