Mr. Stupid Kang- 08

1K 125 98
                                    

"Tidak bisa Jae. Kau harus ke sekolah" jawab Ny. Kang saat Jaehwan meminta izin untuk pergi ke Daegu, tempat orang tuanya tinggal.

"Tapi eomma, kedua orang tuaku disana. Mereka sedang mengalami kesulitan" rengek Jaehwan.

"Tetap saja, sekolahmu yang lebih penting, nak"

Jaehwan mengacak-acak rambutnya kasar. Wajahnya tampak frustasi.

"Aku tidak bisa tetap disini sedangkan mereka sedang kesusahan disana!!" serunya kesal.

Ny. Kang menghentikan kegiatan memasaknya dan segera diambil alih oleh pembantunya.

Ia membawa Jaehwan keruang santai dan duduk bersebelahan. Ia merangkul Jaehwan dengan lembut, seolah namja manis itu adalah putra kandungnya.

"Bisa cerita pada eomma, ada apa dengan orang tuamu? Hm?"

Jaehwa terdiam, tapi air matanya mulai keluar. Isakan kecil lolos dari bibirnya dengan bibir melengkung ke bawah. Ia menggigit bibir bawahnya menahan isakan, tapi tetap saja tangisnya tidak bisa ditahan.

Pipinya yang gembil juga merosot turun, membuatnya tampak menggemaskan saat ini.

Ny. Kang memeluk Jaehwan saat tangisannya tidak berhenti. Jaehwan membalas pelukan itu erat dan menyembunyikan wajahnya dibahu eomma-nya itu.

Daniel yang baru bangun menatap dari jauh.

Dia menangis lagi, pikirnya.

"Appa.. Dia difitnah dan dipecat dari tempatnya bekerja..hks.. Rumah kami disita karena appa dituduh menggelapkan uang.. Dia harus membayar semua uang yang hilang dengan membiarkan rumah kami disita..hiks..itu satu-satunya cara agar appa tidak dilaporkan ke polisi" jelas Jaehwan.

Daniel yang mendengar langsung membulatkan mata. Ia tidak tau kalau hal itu akan menimpa keluarga Jaehwan.

"Eomma.. Uri appa tidak bersalah! Hks.. Dia difitnah, tapi tidak ada yang percaya padanya.. Hks..a.. Aku ingin kesana, tapi mereka melarangku.." Jaehwan terisak semakin keras dalam pelukan Ny. Kang.

Ny. Kang sendiri terdiam tak percaya mendengar cerita Jaehwan. Kenapa hal kejam itu harus menimpa keluarga pemuda yang manis ini?

Tangannya bergerak mengusap punggung Jaehwan, memberikan ketenangan.

"Lalu, kalau kau tiba disana, apa yang akan kau lakukan hm? Tidak mungkin kau libur sekolah lama-lama, Jae. Kalaupun kau ada disana bersama keluargamu, tidak akan membantu. Itu hanya akan membuat orang tuamu kesal"

"Hks.. Kesal? Kenapa..?"

"Jae.. Orang tua itu hanya ingin anaknya mendapatkan jalan kehidupan yang lebih baik darinya. Mereka tidak ingin anaknya ikut susah ataupun sama seperti mereka. Alasan mereka melarangmu kesana mungkin mereka tidak ingin kau juga ikut kesusahan disana, mereka hanya ingin kau disini, belajar dengan rajin. Mereka menginginkan yang terbaik untukmu, sayang"

"Ta.. Tapi.. Hks.."

"Eomma akan meminta sekretaris pribadi untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi dibalik semua itu. Untuk sementara, keluargamu akan eomma minta untuk hidup di Seoul"

Jaehwan melepaskan pelukan itu dan menatap Ny. Kang tak percaya.

"Eomma, untuk tinggal disini tidak mudah. Mereka harus mengulang semua lagi dari awal.."

"Sayang, jangan memikirkan itu. Tugasmu sekarang adalah belajar. Urusan itu adalah urusan orang tuamu, oke?"

Jaehwan terdiam, tapi raut wajahnya masih sedih. Ny. Kang mengusap kedua pipi gembil itu dengan lembut. Ia paham dengan apa yang dipikirkan Jaehwan. Namja itu khawatir dan panik mendengar musibah yang menimpa keluarganya.

Mr. Stupid KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang